1. Home
  2. ยป
  3. Selebritis
17 Oktober 2017 16:48

Soal 'pribumi' Anies Baswedan, status Yosi Project Pop tuai perdebatan

Yosi Project Pop merasa cukup kecewa dengan pidato yang disampaikan Anies. Andry Trysandy Mahany

Brilio.net - "Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan dalam pepatah Madura: Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelor Ayam yang mengerami."

Penggalan pidato di atas yang disampaikan oleh Anies Baswedan saat pelantikan Gubernur baru DKI Jakarta, Senin (15/10) kemarin rupanya berbuntut panjang.

BACA JUGA :
Ini tanggapan Menko Luhut soal pidato Anies yang ada istilah pribumi


Kata 'pribumi' yang disebutkan oleh Anies itu mendapat banyak tanggapan dari beragam masyarakat, salah satunya adalah personel Project Pop, Yosi Mokalu.

Yosi Project Pop merasa cukup kecewa dengan pidato yang disampaikan Anies. Ia pun menyindir gubernur baru itu lewat sebuah foto dan tulisan yang ia unggah di akun pribadinya.

BACA JUGA :
Anies-Sandi beberkan apa yang diobrolkan dengan Presiden Jokowi

foto: Instagram/@yosimokalu

Berikut curahan hati Yosi Mokalu terkait pidato Anies Baswedan kemarin:

"BACA CAPTION INI, supaya mengerti kenapa saya mengernyitkan dahi.

Berdasarkan penelitian Von Heine Geldern, Austrian Ethnologist (1885 - 1968) disimpulkan bahwa, PRIBUMI asli Indonesia adalah kaum Astronesia yaitu: siapa yg asli Maluku/Papua/NTT/NTB adalah salah satu kaum Astronesia, masyarakat yg berkulit gelap & rambut keriting.

Merekalah yg pertama kali mendiami wilayah Nusantara. Dan di era Soekarno-Hatta sudah diterangkan bahwa tidak ada kategori PRIBUMI/non-PRIBUMI.

Dahulu golongan PRIBUMI ada karena penggolongan di era Hindia Belanda. Dipopulerkan untuk memudahkan menjalankan strategi 'Divide et Impera'.

Di era Soeharto dipakai kembali karena Soeharto adalah pasukan KNIL. Beliau mengkategorikan hal tersebut agar dapat menjadi kambing hitam jika terjadi sesuatu, persis seperti era Hindia-Belanda.

Tahun 1998 ada Instruksi Presiden (INPRES) no.26 yaitu: Menghentikan penggunaan istilah PRIBUMI dan non PRIBUMI dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Itu sejarahnya, jadi ketika kata PRIBUMI disebut pada sebuah pidato pelantikan, menjabat sebagai Gubernur dari Ibu Kota negara yg pluralis, dengan segala rasa hormat, saya rasa tidaklah bijaksana.

Saya bukan pendukung bapak @aniesbaswedan @sandiuno, tapi saya percaya Tuhan yang pegang kendali. Tuhan yang memilih Anda. Dan saya diajarkan untuk menghormati pemimpin saya.

Walaupun pidato anda tidak membuatnya mudah. Selamat bertugas. Saya doakan Jakarta jadi lebih baik. Amin," tulis penyanyi 46 tahun tersebut.

Pendapat Yosi itu pun sontak mendapat tanggapan beragam dari para warganet. Meski banyak yang mendukung, namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengan Yosi.

"Namanya sudah benci mendarah daging ya kan, apapun yg dikatakan selalu salah, tapi giliran orang yg dia sukai berkata salah dia diam aja," komentar akun @fadilmuhammadiqbal.

"Semua isi pidato udah diperhitungkan resiko dan tanggung jawabnya. Kita bangsa yg besar. Demokrasi sudah dilaksanakan. Tinggal kita jadi social control untuk pejabat yg baru. Dan berbuat hal kecil saja sudah cukup untuk Jakarta dan Indonesia," sambung akun @muhammad_wj.

"Tapi di pidatonya kok ada kata 'kini saatnya pribumi', seakan-akan baru saat ini pemimpinnya pribumi. Kata-kata ini yg seharusnya gak perlu ada karena kata pribumi dan non pribumi hanya buatan penjajah untuk memecah belah," balas akun @adrianwib86.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags