Saat Falcon Pictures mengumumkan film A Business Proposal versi Indonesia, nama Ariel Tatumdan Abidzar Al-Ghifari langsung mencuri perhatian. Tak lama setelah itu, netizen mulai membandingkan film ini dengan versi aslinya dari Korea Selatan.
Ariel Tatum, yang tidak asing dengan komentar negatif, memilih untuk tidak terjebak dalam kritik tersebut. Ia lebih memilih untuk fokus pada hal-hal positif.
BACA JUGA :
Luna Maya sampai Ariel Tatum konvoi motor listrik keliling Jakarta, ada apa?
"Aku rasa aku selalu ngomong begini, sebenarnya kita hanya punya tangan dua. Hanya bisa digunakan untuk menutup kuping sendiri, enggak bisa untuk menutup mulut semua orang," ungkapnya di Jakarta baru-baru ini.
Dalam wawancaranya,Ariel mengingatkan bahwa film adalah hasil karya seni yang melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang. Respons publik terhadap film tentu akan bervariasi.
"Dan kembali lagi ini karya seni. Enggak ada yang bisa bilang ini bagus atau jelek. Ini semua menurut saya karya seni harus bisa dinikmati dan dirasakan energinya," tambah bintang film Sayap-sayap Patah ini.
BACA JUGA :
Gaya rambut barunya bak unnie-unnie gen Z, 7 potret penampilan Ariel Tatum ini banjir pujian warganet
Film A Business Proposal yang disutradarai oleh Rako Prijanto juga dibintangi oleh Caitlin Halderman, Ardhito Pramono, Indy Barends, Slamet Rahardjo, dan Indro Warkop.
Ariel Tatum percaya, saat dirilis di bioskop, sebuah film akan mencari penonton yang punya energi sama. Tugas pemain, menampilkan akting terbaik dan mendukung promosi film itu agar mendarat di hati banyak orang.
Ariel menegaskan bahwa saat film dirilis, penonton yang memiliki energi yang sama akan menemukan film tersebut. "Yang bisa kita lakukan mengupayakan segala yang kita bisa, kita menjalinnya dengan sukacita. Ketika kita bawa keluar bagaimana respons orang dan bagaimana akan diterima semua orang itu bukan kendali kami," jelasnya.
Ia optimistis A Business Proposal versi Indonesia punya karakter yang dekat dengan masyarakat Tanah Air, mampu menyajikan elemen drama, komedi, dan romantisme dalam takaran pas.
"Jadi kembali lagi ini karya seni yang kita ciptakan dengan penuh sukacita dan kegembiraan, semoga menemukan orang-orang yang bisa bersinergi dengan karya kami," tutup Ariel Tatum.