Dewi Perssik, penyanyi dangdut yang sudah tak asing lagi di telinga kita, baru-baru ini menjadi sorotan publik. Kenapa? Karena ia disindir oleh netizen mengenai statusnya yang belum memiliki momongan meskipun sudah menikah beberapa kali. Dalam sebuah video di TikTok pada 9 Juni 2025, Dewi membacakan komentar dari warganet yang menyatakan bahwa seorang wanita dianggap tidak sempurna jika tidak memiliki anak. Dengan tegas, Dewi memberikan tanggapan yang mengingatkan kita bahwa makna mandul tidak hanya berkaitan dengan kelahiran anak.
Dalam video tersebut, Dewi membacakan komentar yang menyebutkan, "Kalo gak punya anak katanya gak sempurna." Menanggapi hal ini, ia mengutip sebuah hadis yang menyatakan bahwa perempuan mandul adalah mereka yang memiliki anak tetapi tidak mampu merawatnya dengan baik. "Ada hadisnya bahwa perempuan mandul yang sebenarnya adalah perempuan yang memiliki anak tapi tidak bisa menjadikan anaknya sholeh dan sholehah," tegasnya.
BACA JUGA :
Dewi Perssik ngaku tak sakit hati dihujat karena Pica-Pica, anggap ladang rejeki karena cuan mengalir
Dewi juga menekankan bahwa menjadi ibu tidak selalu berarti harus melahirkan. Ia menjelaskan bahwa banyak ibu yang melahirkan tetapi justru menelantarkan anaknya. "Menjadi ibu itu tidak harus melahirkan. Banyak kok ibu-ibu yang anaknya tiba-tiba ditelantarkan, anaknya tiba-tiba dibuang," ujarnya dengan nada serius.
liputan6:/M. Altaf Jauhar
BACA JUGA :
Aura Cinta curhat usai penggusuran rumah, Dewi Perssik heran sampai tanyakan pola asuh ayahnya
Dewi mengakui bahwa sindiran tentang belum memiliki momongan sering kali menghampirinya. Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk memiliki anak sangat bergantung pada keinginan suaminya. Dalam beberapa kesempatan, mereka lebih memilih untuk menikmati masa pacaran dan bulan madu tanpa terbebani oleh keinginan untuk segera memiliki anak.
Ia juga mengungkapkan bahwa pengalaman pahit seperti keguguran pernah dialaminya, yang membuktikan bahwa ia mampu hamil. "Aku kasih tahu sama kamu ya, gua mau jadi ustazah lagi (padahal) pakaian aku lagi seksi ini," ujarnya sambil bercanda, menunjukkan bahwa ia tetap bisa berbagi ilmu meski dengan penampilan yang glamor.
Dewi menekankan pentingnya memahami bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda. "Jadi kalian goals-nya itu jangan harus bisa melahirkan, harus bisa begini-begini. Semua itu Allah yang ngatur bukan elu netizen," tegasnya.
Dewi juga menjelaskan bahwa dalam pernikahan sebelumnya, ia memang tidak ingin memiliki anak karena sudah menduga akan berakhir dengan perpisahan. "Kalau yang dulu memang gue ga pengen punya anak, karena gue tau bakal cerai," ungkapnya. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak bukanlah hal yang sepele baginya.
Ia menambahkan bahwa saat ini, ia tidak bisa hamil karena belum memiliki suami. "Nah. Sekarang gimana gue mau punya anak, laki, gue gak ada. Siapa yang mau boboin gue?" tanyanya retoris, menegaskan bahwa situasi saat ini mempengaruhi kemampuannya untuk memiliki momongan.
Dengan tegas, Dewi membantah tudingan mandul dan menekankan bahwa pilihan untuk memiliki anak adalah hak pribadi setiap individu. Ia berharap agar para wanita tidak merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial mengenai memiliki anak.
Dewi memberikan nasihat kepada wanita lain agar tidak menjadikan melahirkan sebagai tujuan utama dalam hidup. Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki takdir yang berbeda dan semua itu berada di tangan Tuhan. "Pasalnya semua takdir ada di tangan Tuhan," ujarnya, mengingatkan bahwa tidak ada yang perlu merasa kurang hanya karena belum memiliki anak.
Dengan sikap yang percaya diri, Dewi menunjukkan bahwa ia tidak terpengaruh oleh sindiran dan tetap fokus pada kebahagiaan dan pilihan hidupnya. Ia berharap agar semua wanita bisa memahami bahwa menjadi ibu tidak hanya diukur dari kemampuan melahirkan, tetapi juga dari kemampuan merawat dan mendidik anak dengan baik.
Melalui penjelasan ini, Dewi ingin menginspirasi banyak wanita untuk lebih menghargai diri mereka sendiri dan tidak terjebak dalam ekspektasi masyarakat yang sering kali tidak realistis.