1. Home
  2. »
  3. Selebritis
30 September 2025 16:30

5 Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet 25 tahun berujung obesitas, putuskan operasi bariatrik

Terbukti, tidak semua orang berhasil menjalani diet dengan hasil yang diharapkan. Syeny Wulandari
Instagram/@tasyakamila

Brilio.net - Diet sering dijadikan jalan untuk menjaga kesehatan sekaligus mendapatkan bentuk tubuh ideal. Tujuan utamanya tidak hanya soal penampilan, tetapi juga demi mencegah risiko penyakit serius akibat berat badan berlebih.

Meski begitu, tidak semua orang berhasil menjalani diet dengan hasil yang diharapkan. Banyak yang justru menghadapi kesulitan mempertahankan konsistensi sehingga berat badan kembali naik.

BACA JUGA :
Estetiknya bak desain 3D, intip 7 cara Tasya Kamila menata dapur konsep minimalis


Aktris sekaligus penyanyi Tasya Kamila menceritakan perjuangan sang ibunda yang harus berakhir dengan operasi bariatrik setelah 25 tahun gagal menurunkan berat badan. Sejak 2000, berbagai metode diet sudah dicobanya namun tidak memberikan hasil permanen.

Ibunda Tasya bahkan pernah mengalami penurunan drastis, tetapi berat badan cepat kembali melonjak. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan munculnya penyakit serius, termasuk diabetes.

Perjalanan panjang penuh tantangan itu akhirnya membuat sang ibunda mengambil langkah medis yang lebih besar. Berikut rangkumannya yang brilio.net rangkum dari Instagram @tasyakamila, Selasa (30/9).

BACA JUGA :
Anak kedua Randi Bachtiar tidak kenal sosok ayah, Tasya Kamila beberkan alasannya

1. Perjuangan diet panjang sejak tahun 2000

Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet
© Instagram/@tasyakamila

Tasya Kamila menceritakan bahwa ibundanya sudah berjuang menurunkan berat badan sejak tahun 2000. Berat awalnya saat itu hanya 60 kilogram, bahkan sempat turun belasan kilogram sebelum akhirnya kembali naik drastis.

Menurut Tasya, sang ibu sudah mencoba berbagai cara mulai dari konsultasi gizi, beragam metode diet, hingga suplemen dan perawatan alternatif. Usaha keras itu ternyata tidak pernah berhasil bertahan lama.

“Udah ke berbagai dokter gizi dan jalanin beragam metode diet, dari puasa, akupuntur, defisit kalori, suplemen herbal, susu herbal, keto, suntik, you name it, semuanya udah dia coba!” tulis Tasya Kamila dalam unggahannya.

2. Berat badan naik drastis pada 2020–2025

Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet
© Instagram/@tasyakamila

Memasuki periode 2020 sampai 2025, berat badan sang ibu terus meningkat. Kondisinya bahkan bertahan di angka 105 sampai 110 kilogram tanpa ada perubahan signifikan.

“fast forward to tahun 2020-2025 berat badannya melambung dan stuck di angka 105-110kg,” tulis Tasya.

3. Obesitas tingkat tiga dan berbagai komplikasi

Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet
© Instagram/@tasyakamila

Berat badan yang terus melonjak membuat ibunda Tasya didiagnosis obesitas tingkat tiga. Kondisi ini berdampak pada kesehatannya dengan munculnya sejumlah penyakit berbahaya.

“Mamaku sudah obesitas tingkat tiga dan dampaknya mamaku menderita: diabetes melitus dan komplikasinya fatty liver, kolesterol, darah tinggi, sleep apnea (mendengkur parah),” beber Tasya.

“Mobilitas terganggu, lutut bermasalah, susah gerak, makin nggak suka olahraga, selalu nggak PD dengan penampilan, takut difoto, low self esteem,” tambahnya.

4. Jalani operasi bariatrik

Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet
© Instagram/@tasyakamila

Setelah puluhan tahun mencoba berbagai cara, sang ibunda akhirnya dipertemukan dengan dokter spesialis bedah bariatrik, Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp.B-KBD. Pertemuan ini menjadi titik balik dari perjuangan panjang yang telah dijalani.

Operasi bariatrik dipilih sebagai jalan keluar untuk mengurangi volume lambung sekaligus menghilangkan pusat selera makan. Prosedur ini diharapkan bisa membantu menurunkan berat badan secara signifikan dengan risiko rasa lapar yang lebih minim.

“Dengan potong lambung otomatis volume kemampuan makannya berkurang. Selain itu, di lambung juga ada pusat selera makan yang mana itu juga bisa dibuang,” tulis Tasya.

“Sehingga goalnya mama bisa turunin BB 30-35 kg dengan minim rasa lapar dan lebih cepat kenyang,” tambahnya.

5. Operasi dilakukan dengan metode laparoskopi

Perjalanan ibunda Tasya Kamila gagal diet
© Instagram/@tasyakamila

Tasya mengungkapkan bahwa operasi bariatrik sang ibunda dilakukan dengan metode laparoskopi. Prosesnya berlangsung relatif cepat dan minim luka pascaoperasi.

“Team bedah bariatrik dr. Peter, dr. Jeffrey, dan dr. Sugi mengerjakan operasi sleeve gastrectomy dengan metode laparoskopi. Jadi luka operasinya Mama tuh cuma 1-2 cm ajaa! Operasinya juga kurang dari 2 jam,” ungkap Tasya.

Tujuan operasi ini adalah mengurangi kapasitas lambung hingga hanya tersisa sekitar 15 persen dari ukuran awal. Tasya bahkan memperlihatkan foto lambung ibunya yang telah dipotong.

“Sebesar iniii lambung Mama yang dibuang. Sekarang lambung Mama tersisa 15% aja, segede sedotan boba,” tulisnya.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags