Brilio.net - Di tengah derasnya arus informasi dan tren yang berubah cepat, pantun tetap jadi salah satu bentuk humor dan sindiran paling tajam yang dicintai banyak orang. Apalagi kalau dikemas dengan gaya zaman now - yang penuh ironi, segar, dan kadang bikin nyesek tapi ngakak di saat bersamaan. Pantun kocak bernuansa satir ini bukan hanya hiburan, tapi juga cerminan realitas yang sering ditemui sehari-hari.
Pantun zaman now 2025 hadir dengan gaya khas: ceplas-ceplos, jujur, kadang nyindir, tapi tetap sopan dan berkelas. Mulai dari sindiran halus buat yang suka flexing di medsos, kritik sosial, sampai lelucon receh yang relatable banget buat generasi masa kini. Gaya pantun seperti ini nggak cuma asik buat dijadikan status atau caption, tapi juga cocok buat meramaikan obrolan santai bareng teman.
BACA JUGA :
50 Pantun kocak pembuka acara terbaru 2025, anti garing dan bikin suasana jadi menyenangkan
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (23/4) berikut 50 pantun zaman now yang dijamin bakal bikin kamu ketawa geli sambil mikir. Kocak? Iya. Satir? Banget. Tapi justru karena "ngena", pantun-pantun ini punya kekuatan lebih untuk menyuarakan isi hati banyak orang. Yuk, simak dan pilih yang paling cocok sama suasana hati kamu hari ini!
Pantun zaman now 2025: sindiran ringan bikin senyum miris
Pantun zaman now 2025
2025 brilio.net/freepik.com
BACA JUGA :
50 Pantun tengil paling ngena 2025, gaya satir yang bikin nyelekit banget
1. Makan bakso sambil nonton,
Kuahnya tumpah ke baju putih.
Di medsos tampilkan senyuman,
Padahal hidupnya penuh peluh getir.
2. Naik sepeda ke rumah kawan,
Ban bocor kena paku tajam.
Katanya sih paling dermawan,
Tapi upload doang pas kasih amplop lebaran.
3. Ke pasar beli pepaya,
Pepayanya manis tak terkira.
Sibuk flexing gaya kaya,
Tagihan paylater numpuk di dada.
4. Menanam singkong di kebun kota,
Tumbuh subur disiram pagi.
Banyak bacot soal cinta,
Tapi giliran serius malah pergi.
5. Jalan-jalan ke Kalimantan,
Mampir sebentar beli anyaman.
Sok bijak tiap ucapan,
Padahal aslinya tukang nyinyiran.
Pantun sindiran medsos: banyak gaya, minim esensi
6. Ke warung beli semangka,
Dibelah dua rasanya hambar.
Caption bijak tiap buka,
Padahal hidupnya penuh drama sabar.
7. Ke kafe bawa kamera,
Niatnya sih biar estetik.
Filter tebal luar biasa,
Sampai kucing pun jadi puitik.
8. Pagi-pagi minum kopi,
Kopinya pahit bikin melek.
Nge-zoom pakai baju rapi,
Bawahnya sarung, kaki nyeplek.
9. Beli donat isi kelapa,
Manis banget bikin senang.
Ngaku healing ke Eropa,
Ternyata foto di gang belakang.
10. Naik sepur ke Kota Baru,
Duduk manis bawa jajan.
Followers banyak tapi palsu,
Beli like demi perhatian.
Pantun cinta zaman now: baper tapi nyindir
11. Jalan-jalan ke Bukit Tinggi,
Lihat pemandangan bikin adem.
Katanya cinta sampai mati,
Eh, baru LDR seminggu udah item.
12. Mancing ikan di sungai jernih,
Dapatnya lele malah senang.
Dulu bilang aku yang terpilih,
Sekarang ghosting tanpa kenang.
13. Ke toko beli sepatu,
Yang ukuran pas cuma satu.
Dia datang bawa rindu,
Tapi juga mantan satu-satu.
14. Naik kapal ke Pulau Bintan,
Lihat sunset bareng mantan.
Biar cinta gak ketahan,
Tapi dompet jangan ikutan korban.
15. Bikin es campur pakai tape,
Tambah sirup makin segar.
Katanya sayang sampai ke tape,
Tapi pas bokek langsung bubar.
Pantun satir realita sosial: lucu tapi ngena
16. Ke toko emas beli kalung,
Kalungnya hilang kena gocap.
Kritik pemerintah tiap malam,
Tapi bayar pajak aja malas cap-cap.
17. Pergi ke taman bawa kucing,
Kucingnya kabur ke warung roti.
Bilangnya benci korupsi,
Tapi nyontek pas ujian tetap aksi.
18. Naik becak ke pasar loak,
Dapat buku harga seratus.
Gaya hidupnya serba mewah,
Tapi cicilan nunggak terus.
19. Jalan pagi ke lapangan,
Bawa termos dan cemilan.
Teriak save the environment,
Tapi buang sampah asal-asalan.
20. Nonton bola bareng teman,
Sorak-sorai penuh semangat.
Demo disuruh diam-diam,
Katanya sih takut macet.
Pantun receh tapi kena: bikin ketawa sambil mikir
21. Beli jeruk di pasar lama,
Dapat bonus satu kelapa.
Ngaku sibuk tiap drama,
Padahal scroll TikTok seharian juga bisa.
22. Sarapan roti isi selai,
Ditemani kopi rasa vanilla.
Katanya hidup penuh damai,
Tapi suka gibah tetangga sebelah.
23. Mancing ikan di kali besar,
Dapatnya malah batu bata.
Katanya sih suka sabar,
Tapi main game langsung kata-kata kasar.
24. Main layangan di hari Sabtu,
Anginnya kencang sampai senja.
Suka bilang aku butuh waktu,
Tapi story-nya sama yang berbeda.
25. Masak nasi pakai dandang,
Asapnya bikin mata perih.
Katanya cinta nggak mengenal uang,
Tapi maunya yang dompetnya tebal bersih.
26. Pantun Sindiran Ringan ke Teman Sendiri
Ke bioskop nonton kartun,
Duduk depan pakai sarung.
Kalau butuh baru muncul,
Tapi pas senang hilang burung.
27. Beli tahu isi sambal,
Pedasnya bikin berkeringat.
Bilangnya sahabat sejati,
Tapi minjem uang nggak pernah ingat.
28. Jalan-jalan ke pasar malam,
Beli gelang sama jam tangan.
Katanya sih paling kalem,
Tapi nyimpen aib teman buat ancaman.
29. Beli martabak setengah loyang,
Makan bareng sambil santai.
Kalau kamu sukses, dia yang bilang sayang,
Padahal dulu nggak kenal, cuek santai.
30. Makan roti isi coklat,
Coklatnya tumpah ke dahi.
Di depan senyum terpikat,
Di belakang nyinyir tak berhenti.
Pantun zaman now lainnya: kocak campur sindiran halus
Pantun zaman now 2025
2025 brilio.net/freepik.com
31. Beli tisu dua ribuan,
Dapat bonus satu gelas.
Hidup nggak butuh penilaian,
Tapi kok update tiap kelas?
32. Ke toko beli bantal,
Bantalnya empuk warna pastel.
Sering bilang hidup simple,
Tapi insecure sama reels.
33. Jalan-jalan ke Kota Depok,
Lihat mural penuh warna.
Katanya hidup anti ribet,
Tapi nyari jodoh maunya yang kaya raya.
34. Minum jamu rasa pahit,
Katanya sih biar sehat.
Sering bilang aku realistis,
Tapi masih nunggu yang datang bawa ayat.
35. Bikin lukisan pakai spidol,
Warnanya nyala sampai terang.
Sering ikut trend viral,
Tapi otaknya kadang kosong melompong.
Bikin mikir sambil senyum
36. Duduk santai di taman sore,
Makan gorengan sambil ngopi.
Jangan semua ditelan mentah,
Belajar mikir sebelum nyinyir di IG.
37. Naik delman ke taman hiburan,
Lihat badut joget-joget manja.
Dunia memang penuh peran,
Tapi jadi asli tetap lebih bahagia.
38. Menyapu halaman tiap pagi,
Daunnya jatuh tetap bersih.
Jangan terlalu sibuk basa-basi,
Kalau hatinya nggak pernah bersih.
39. Masak mi instan pakai telur,
Tambah cabai biar mantap.
Hidup bukan tentang follower,
Tapi siapa yang tetap di saat susah.
40. Berlayar ke Pulau Harapan,
Ombak datang terasa megah.
Jangan sok bijak tiap ucapan,
Kalau hatimu masih penuh amarah.
41. Jalan kaki ke rumah Pak RT,
Lihat anak-anak main bola.
Yang penting bukan gaya bertebaran,
Tapi cara kita jaga sesama.
42. Ke toko beli parfum wangi,
Semprot sedikit biar segar.
Wangi luar boleh mentereng,
Tapi hati kotor tetap tercium samar.
43. Main ke sawah lihat padi,
Petaninya senyum bahagia.
Hidup tenang bukan karena jadi trendy,
Tapi karena gak iri sama dunia.
44. Beli sepeda warna hitam,
Dipakai tiap ke warung kopi.
Kadang diam bukan lemah,
Tapi tahu kapan waktunya bicara pasti.
45. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Bawa bekal dan teh hangat.
Jangan cuma jago opini,
Tapi aksi nyata selalu lambat.
46. Beli sandal di pasar lama,
Sandalnya licin kena sabun.
Katanya sih cinta sesama,
Tapi beda pilihan langsung gebukin.
47. Naik bus ke Tanah Abang,
Duduk manis sambil nyimak.
Hidup bukan soal menang,
Tapi gimana tetap waras saat diserang.
48. Ke rumah nenek bawa pepaya,
Dikasih nasi dan sambal terasi.
Jangan cuma modal gaya,
Tapi lupa tanggung jawab pribadi.
49. Bikin teh manis tanpa gula,
Rasanya hambar seperti dusta.
Katanya mau hidup bahagia,
Tapi masih bandingin hidup orang tanpa rasa.
50. Naik perahu ke Pulau Kecil,
Lihat langit penuh bintang.
Semoga pantun ini jadi pelipur,
Di tengah dunia yang makin bimbang.