Sarat kontroversi, ini nasib wasit Italia vs Korsel Piala Dunia 2002

Brilio.net - Jika kembali mendengar nama Byron Moreno, kamu yang fans Italia pasti punya kenangan buruk bagi. Begitu juga dengan para pemain timnas Italia di Piala Dunia 2002.

20 Tahun kemudian, wasit yang dianggap paling kontroversi di Piala Dunia Korea Selatan itu menegaskan bahwa itu adalah 'salah satu penampilan terbaik dalam karier saya,' bahkan jika dia hanya memiliki satu penyesalan.

Tersingkirnya di babak 16 besar Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan tetap menjadi bencana bagi Azzurri. Pasalnya, Italia yang saat itu diisi oleh generasi emasnya, punya target juara.

foto: Twitter/@FRANCESCalciO_

Namun, wasit asal Ekuador, Byron Moreno dan asistennya membuat serangkaian keputusan kontroversial yang menguntungkan negara tuan rumah pada Juni 2002. Saat itu Italia bertemu tuan rumah Korea Selatan di babak 16 besar Piala Dunia 2002.

foto: Twitter/@FRANCESCalciO_

Italia dirugikan dengan dua gol yang dianulir karena keputusan offside yang sangat meragukan. Ada juga hadiah penalti untuk tuan rumah. Puncaknya adalah ketika Francesco Totti dijatuhkan bek Korea Selatan di kotak terlarang, tapi tidak berbuah penalti. Totti malah dituduh diving dan mendapat kartu merah.

Puluhan tahun berlalu, Byron Moreno pernah angkat bicara mengenai momen tersebut. "Setelah sekian lama, saya masih menerima hinaan di media sosial dari fans Italia, tapi hati nurani saya bersih," kata Moreno kepada La Gazzetta dello Sport dikutip brilio.net dari laman football-italia.net pada Rabu (2/11).

Terkait kontroversinya saat Piala Dunia 2002, Byron Moreno mengungkapkan keputusan yang ia buat saat itu sudah tepat. “Wasit, terutama saat itu sebelum VAR, memiliki waktu sepersekian detik untuk memilih dan bertindak. Saya tidak khawatir, karena saya tahu tidak ada keputusan wasit yang memengaruhi hasil pertandingan itu," kata Moreno.

“Misalnya, kartu merah Totti adalah salah satu insiden yang paling banyak dikritik, tetapi jika Anda melihat videonya, pemain Korea yang mendapat bola lebih dulu. Pemain Italia itu tersandung dan jatuh, mencoba untuk mensimulasikan pelanggaran, itulah sebabnya ia diberi kartu kuning kedua kalinya," kata Moreno.

foto: Twitter/@AntonioUbilla1

“Aturannya meminta kartu kuning untuk simulasi. Saya menghormati aturan dan gambarnya jelas. Totti bahkan tidak memprotes, justru Christian Vieri dan Angelo Di Livio yang mengeluh," katanya tetap membela diri.

“Jika seorang pemain dihukum dan tidak memprotes, dia tahu dia salah. Itulah sikap Totti ketika dia melihat kartu merah,” kata Moreno.

Meski begitu, Moreno mengungkapkan bahwa dia tetap memiliki satu penyesalan sejak hari itu. “Sun-Hon Hwang menebas Gianluca Zambrotta pada menit ke-72 dan dia dipaksa keluar lapangan karena cedera. Itulah satu-satunya situasi yang membuat saya merenung selama bertahun-tahun. Kembali, saya akan memberikan kartu merah kepada pemain Korea," katanya menjadi dilema

“Saya hanya manusia, saya salah menilai yang terjadi saat itu. Yang bisa Anda yakini adalah saya tidak pernah ingin mendukung atau melawan tim tertentu,” Kata Moreno.

foto: Instagram/@byronmore76

Meski mengakui kesalahan itu, Moreno masih menganggap Italia-Korea Selatan sebagai salah satu dari tiga penampilan terbaiknya sebagai wasit. Byron Moreno bahkan memberi nilai pada penampilannya tersebut dengan nilai 8,5/10.

Kabar terkini, Byron Moreno sekarang menjadi pembawa acara program televisi yang menganalisis kesalahan wasit.

Karier Moreno sebagai wasit sempat dihentikan oleh FIFA dan komite wasit Ekuador pada tahun 2003 lantaran aksi kontroversialnya dengan memberikan 13 menit penghentian dan penalti kontroversial dalam kemenangan Liga Quito, klub yang berdomisili di kota tempat dia mencalonkan diri sebagai wali kota.

foto: Twitter/@venusandback

Tak hanya kontroversi di dalam lapangan, Byron Moreno juga pernah tersandung kasus kriminal. Pada September 2010, Moreno ditangkap di Bandara JFK New York karena kedapatan membawa 6 kg heroin.

Namun, Byron Moreno membantah telah bersalah. “Itu adalah hari yang buruk dalam karier saya. Semua orang tahu mengapa saya melakukannya, saya diancam dan dipaksa membawa heroin. Nyawa istri saya dalam bahaya,” sanggahnya dalam sebuah wawancara dikutip football-italia.net.


(brl/pep)