1. Home
  2. ยป
  3. News
15 Juni 2015 13:39

Kisah Andrea Hirata ingin cetak anak kampung cerdas & mahir bermusik

Baginya anak-anak kampungnya tidak boleh mengalami keterbatasan akses pendidikan lagi seperti yang pernah dialami semasa kecil dulu. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Andrea Hirata, siapa yang tidak kenal dengan sosok penulis fenomenal lewat novel karyanya, Laskar Pelangi ini. Novel Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing. Keberhasilan novel yang bercerita perihal anak-anak Belitung yang bersemangat untuk sekolah, memberikan dampak besar terhadap kehidupan Andrea dan tentunya terhadap kampung halamannya, Belitung.

"Novel ini mengubah hidup saya, awalnya saya bercita-cita menjadi dosen, namun akhirnya saya menjadi penulis," cerita Andrea kepada brilio.net, saat ditemui di acara meet and great buku terbarunya di salah satu toko buku di Jogja, Minggu (14/6).


Bahkan kini Andrea memiliki museum kata yang merupakan museum kata pertama yang ada di Indonesia. Keberadaan museum kata ini membawa dampak positif terhadap pariwisata yang ada di Belitung.

Penulis tersebut juga membuat sebuah sekolah gratis untuk anak-anak yang ada di Belitung. "Saya memang telah meniatkan sebagian dari penghasilan menulis ini akan saya sumbangsihkan untuk anak-anak," lanjut Andrea.

Selain sebagai museum, tempat tersebut juga difungsikan sebagai sekolah gratis yang dapat diakses oleh seluruh anak-anak di Belitung. Andrea memang bertekad membantu pendidikan untuk anak-anak yang ada di kampungnya. Baginya anak-anak kampungnya tidak boleh mengalami keterbatasan akses pendidikan lagi seperti yang pernah dialami semasa kecil dulu. "Rencananya saya akan membuka lima kelas yaitu kelas bahasa Inggris, kelas matematika, kelas sains, kelas art dan profesi, muridnya ada 39 orang," jelas Andrea.

Kelas sekolah gratis ini sudah berjalan selama 5 tahun. Bahkan siswa-siswa yang berada kini terlihat mahir memainkan musik jazz. Dua orang siswa Andrea yaitu Dendy dan Paula yang tampil dengan cemerlang di acara meet and great buku baru Andrea Hirata. Sebelum bergabung dengan sekolah gratis Andrea, dua anak ini sering membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai buruh timah. Dulunya mereka mengisi waktu luang dengan menjadi buruh.

"Cara berpikir orang miskin hanya dapat dipahami oleh orang miskin, saya anak kuli tambang timah, jadi saya tahu bagaimana kadar intelegensi anak-anak buruh timah. Jadi sekolah itu gratis buat mereka yang ingin belajar," tandas Andrea.

BACA JUGA:

VIDEO: Kisah haru bocah hafalkan Al-Fatihah demi kirim doa ke ibunya

Hafit, bocah SD yang kayuh sampan 2 jam seberangi lautan ke sekolah

Bocah SD jualan gorengan demi menghidupi ibu dan kakak, salut!

Bocah ini sumbangkan 25 cm rambutnya kepada penderita kanker

Bocah usia 9 tahun ini membangun rumah untuk gelandangan

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags