1. Home
  2. ยป
  3. News
12 Juni 2015 11:33

Berawal dari mimpi, Zaki miliki Rumah Imperium

Reza bersama 4 orang yang tak lain adalah anggota keluarganya sendiri mendirikan Rumah Imperium di Kota Tahu tersebut. Ahada Ramadhana

Brilio.net - Suatu hari Reza Zaki bermimpi memiliki sebuah komunitas yang memberdayakan warga desa untuk hal yang produktif. Kala itu pria kelahiran Jakarta, 27 november 1989 ini tengah kuliah Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Pada 2012, ternyata bunga tidurnya itu menjadi nyata. Berbekal pengalaman berdomisili dalam beberapa waktu di Sumedang, Zaki bersama 4 orang yang tak lain adalah anggota keluarganya sendiri mendirikan Rumah Imperium di Kota Tahu tersebut.

Rumah Imperium merupakan suatu wadah pemberdayaan dan peningkatan kualitas SDM yang didirikan oleh Hj. Suprapti Syamsuddin S.H., H. Undang Hidayat S.H., M. Reza Syarifuddin Zaki S.H., MA, dan Gresika Bunga Sylvana S.E.



Rumah Imperium memiliki 3 program yaitu sekolah negarawan untuk SMA, mahasiswa serta praktisi; sekolah tani untuk para petani; dan gerakan lingkunganku menghafal untuk pelajar dan mahasiswa yang mana Reza Zaki merupakan pemimpinnya.


"Kebetulan waktu itu saya baru nikah, jadi kepikir pakai nama 'rumah', maknanya sebagai tempat bernaung bersama keluarga," tutur pria yang akrab disapa Zaki ini kepada brilio.net Jumat (12/6). Menurut Zaki, Rumah Imperium ini juga memiliki makna sebagai rumah kebangkitan untuk memberdayakan masyarakat di Kabupaten Sumedang, khususnya generasi muda.

Reza mengaku, Rumah Imperium ini bersifat mandiri tidak berharap bantuan pemerintah dengan alasan tak ingin semakin membuat sibuk pemerintah dengan proposal dana yang diajukan dan konsentrasi terhadap apa yang seharusnya di urus menjadi terganggu. Namun ternyata, diakui Zaki, setelah Rumah Imperium ini 'terlihat' andilnya di masyarakat, pemerintah justru menyuplai SDM untuk diikutkan program-program Rumah Imperium ini.

Rumah Imperium yang menempati sebuah rumah bangunan 1930-an di seberang sebuah kali di Desa Ganeas, Sumedang ini menerapkan patungan dari tokoh masyarakat sendiri. Dalam hal ini beberapa tokoh masyarakat turut berpartisipasi seperti budayawan lokal, ketua hipmi, imam masjid, dll.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags