1. Home
  2. ยป
  3. News
17 September 2015 05:13

Anak muda dunia berkumpul menemukan inovasi 'mengawinkan' sains & seni

"Hanya orang yang berpikiran kerdil yang menganggap seniman tidak memahami sains dan sebaliknya," ujar Marc Dusseler. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Hackteria merupakan kumpulan anak muda dari berbagai dunia yang melakukan inovasi dalam membuat sesuatu yang berlandaskan sains dan memiliki nilai seni. Hackteria terbentuk pada bulan Februari 2009 yang dimotori oleh Marc Dusseiller, Andy Gracie dan Yasha Shetty. Meski berasal dari negara yang berbeda, mereka memiliki pemahaman yang sama bahwa sains dan seni dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

"Bagi saya, anak muda seluruh dunia harus sama-sama bersinergi untuk terus berinovasi, kita tidak akan hidup hanya untuk menghasilkan uang kemudian membelanjakannya begitu seterus hingga mati, anak muda dunia harus berubah," ujar Marc Dusseler, Co-Founder dari Hackteria kepada brilio.net, Rabu (16/9).

BACA JUGA :
Dengan memakai aplikasi ini, sekarang siapa saja bisa bikin robot


Mereka memiliki slogan "We make money not art" sering melakukan berbagai pelatihan kepada anak muda guna memperkenalkan sains dengan memperkenalkan sains-sains sederhana yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Misalnya, membuat mikroskop dari kamera HP ataupun membuat drone dari alat-alat sederhana yang sering ditemui.

BACA JUGA :
10 Orang paling berpengaruh dunia IT, ada yang dari Indonesia!

Hackteria memegang prinsip DIY (Do It Yourself) merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dikenalkan kepada anak muda. Sebab, di masa depan yang mampu menguasai pasar dunia dari segi usaha adalah anak muda yang kreatif dan inovatif dalam menciptkan karyanya sendiri.

"Kami sedang melakukan gerakan mengajak seluruh anak muda dunia untuk lebih inovatif dan menggabungan seni dan sains, hanya orang yang berpikiran kerdil yang menganggap seniman tidak memahami sains dan sebaliknya," lanjut pria berkebangsaan Inggris ini.

Hackteria sendiri pernah melakukan kegiatan pengawasan sungai yang ada di Yogyakarta. Mereka melakukan analisis yang terjadi di Kali Code, Kali Winanga dan Kali Gajahwong dengan mendeteksi kandungan bakteri E Coli yang menyebabkan pencemaran sungai dan mencoba menemukan solusi yang sesuai.

Hackteria juga melakukan biorecovery terhadap tanah vulkanik Gunung Merapi dan melakukan konservasi biodiversitas di hutan Wonosadi. Bahkan Hackteria sempat mengajarkan masyarakat yang ada di daerah Wonosadi tentang bagaimana membuat energi listrik yang berasal dari panas api unggun.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags