1. Home
  2. ยป
  3. Musik
9 Maret 2020 05:30

Ramai-ramai membahas 'Musisi Ori vs Musisi Cover' di Jogja

Seminar musik ini lebih menitikberatkan pada maraknya fenomena 'Musisi Cover' yang kini menguasai YouTube Agib Tanjung
foto: Instagram/pongki_barata - Instagram/diana_musik

Brilio.net - Dalam beberapa tahun terakhir industri musik Indonesia bisa dibilang punya 'warna' baru. Banyaknya musisi muda bermunculan di kanal YouTube mengubah cara orang menikmati musik menjadi berbeda.

Sebut saja yang paling dominan adalah musisi cover atau artis cover dan semacamnya. Mereka bermain musik dengan membawakan ulang lagu orang lain, lalu direkam dengan baik audio dan visualnya, kemudian mereka unggah di YouTube. Artis-artis cover itu pun kemudian bisa meraup untung banyak dari video cover mereka itu.

YouTube memang salah satu lahan bisnis yang menggiurkan saat ini. Pada awalnya YouTube hanya dikenal sebagai salah satu wadah untuk mempublikasikan video dari para kreator. Namun sekarang ini YouTube dimanfaatkan untuk beragam tujuan. Kegiatan berbisnis adalah salah satu yang ramai dilakukan melalui YouTube. Ya, sudah banyak orang terjun di YouTube dan mendapatkan keuntungan ekonomi dari fitur monetisasinya.

Namun fenomena kemunculan para artis cover ini bukan tak jadi masalah. Mereka yang gemar membawakan ulang lagu orang lain ternyata masih banyak yang tak memiliki izin hak cipta. Akibatnya banyak pencipta lagu merugi karena haknya sama saja 'dimaling' orang lain. Hal inilah yang disoroti oleh Pongki Barata, vokalis sekaligus salah satu pencipta lagu terbaik di Indonesia.

Pekan lalu, Pongki Barata menginisiasi acara seminar musik bertajuk 'Diskusi YouTube Cover'. Dalam acara itu, Pongki memberikan wawasan kepada masyarakat, terutama untuk para pegiat seni musik di Jogja tentang pentingnya copyright alias hak cipta karya musik. Mantan vokalis Jikustik itu tak sendirian. Dia mengajak Aldri (bassis Samsons yang kini bekerja di publishing Massive Music Entertainment), Momo Biru (eks vokalis Captain Jack), Kikipea (jurnalis-musisi), serta Felix Irwan dan Tami Aulia yang keduanya berprofesi sebagai artis cover YouTube asal Jogja.

BACA JUGA :
Cerita Pongki Barata kesal lagunya pernah di-cover tanpa izin


foto: Instagram/@pongki_barata



Sejak awal acara, Pongki sudah membuka pernyataan paling mendasar tentang tujuan diadakannya diskusi musik tersebut. Bagi Pongki, meledaknya tren YouTube Cover di Indonesia sekarang ini sudah out of control. Dia pun merasa berkewajiban untuk melakukan sosialisasi tentang permasalahan tersebut. Karena menurutnya, bekal pengetahuannya selama ini tentang hak cipta sudah lebih dari cukup.

"Kenapa out of control? Karena saya sendiri sudah merasakan dari masalah dua hal yang mendasar, yaitu Hak Moral dan Hak Ekonomi. Jadi sekarang ini Hak Moralnya banyak yang melanggar, Hak Ekonominya juga banyak yang melanggar," ujar Pongki ketika membuka 'Diskusi YouTube Cover' di Kembang Seruni Resto Yogyakarta, Kamis (5/3).

Menurut Pongki, dalam konten YouTube Cover seharusnya orang-orang yang melakukannya mengerti dengan memberikan Hak Moral dan Hak Ekonomi. Hak Moral itu mencantumkan nama si pemilik karya cipta alias pencipta lagu, agar tidak mengubah lirik dan lain-lain. Sedangkan Hak Ekonomi bisa diartikan; apabila kegiatan si orang itu mendapatkan keuntungan secara ekonomi, maka wajib izin kepada si pencipta itu tadi.

"Wajib izin ini bukan berarti wajib bayar, tapi yang penting izin dulu. Bayar atau tidaknya itu nanti bisa belakangan. Nah, selama ini hal semacam ini kan missed di antara mereka yang rajin cover dan para pencipta lagu aslinya," ujarnya.

BACA JUGA :
8 Momen kedekatan Erix Soekamti & kedua istrinya, harmonis

foto: brilio.net - agib tanjung



Pongki pun menceritakan pengalamannya. Contoh kasusnya adalah lagu ciptaannya yang berjudul 'Aku Milikmu (Malam Ini)'. Pada saat itu lagu tersebut di-cover Felix Irwan tanpa izin. Namun saat itu Felix berpikir dia sudah izin. Sebab di dalam YouTube ada fitur yang akan langsung membagi claim copyright dari YouTube langsung ke pencipta apabila si pencipta itu sudah ada publishing-nya.

Namun menurut Pongki, saat itu Felix dan manajemennya belum mengetahui bahwa itu ternyata bukan pemberian izin, melainkan itu hanya notifikasi dari YouTube. 'Hey, Felix.. Lagu ini yang punya Pongki lho', kira-kira seperti itu, menurut Pongki. Kalau pun nanti terjadi kegiatan ekonomi di situ, maka mekanisme royaltinya akan langsung ditransfer ke Pongki dan Felix. Sesuai aturan pembagian yang dipunyai oleh YouTube.

"Akhirnya saat itu saya kontak Felix dan manajemennya, 'Yuk, kita ketemuan, ngobrol, benerin bareng-bareng'. Dan ternyata mereka menyambut baik. Saling respect. Hak ekonomi dan hak moral saya akhirnya tidak dilanggar. Nah, contoh kasus ini kan bagus," papar suami Sophie Navita ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags