1. Home
  2. »
  3. Komunitas
4 April 2019 12:20

8 Fakta ajang yang ngajak insan kreatif mengubah keraguan jadi bukti

Butuh keberanian untuk menepis segala keraguan Yani Andriansyah

Brilio.net - Sobat Brilio pasti pernah memiliki keraguan saat hendak melakukan sesuatu. Itu manusiawi sih. Keraguan adalah sebuah proses yang kadang tak bisa dihindari.

Tapi tentu saja jangan sampai keraguan itu menjadi penghalang untuk kamu maju ya. Justru sebaliknya, kamu harus bisa menjawab keraguan itu dengan terus melangkah, termasuk dalam menciptakan karya.

BACA JUGA :
Mau bergaya sambil beramal? Yuk, ke Sneaker Bless 2019 aja!


Dibutuhkan konsistensi dalam menjalani passion, terutama di dunia kreatif. Memang tidak mudah, tapi konsistensi inilah yang bisa menjadi kunci sukses.

Alasan ini yang membuat ajang Go Ahead Challenge (GAC) yang diselenggarakan Studio1212 kembali digelar. Ajang ini mengajak serta menginspirasi para insan kreatif tanah air agar dapat bebas berekspresi, berani unjuk karya, demi menepis keraguan dan mengubahnya menjadi bukti.

BACA JUGA :
Kenalin nih Kayla Dias, penyanyi muda berbakat bersuara empuk

Sekadar informasi nih, GAC merupakan kompetisi kreatif lintas disiplin yang sudah digelar selama lima tahun. Nah tahun ini, ajang ini kembali mencari anak-anak muda kreatif lewat karya-karya mereka yang out of the box.

Proses submisi karya awal sudah dimulai sejak 15 Maret 2019 lalu dan akan berakhir pada 30 Juni 2019 mendatang. Nah pada edisi kali ini, GAC mencari insan kreatif yang bergerak pada bidang musik, fotografi dan film, serta visual art. Nah buat seluruh insan kreatif yang ingin membuktikan diri dapat langsung mendaftarkan karya kamu beserta cerita dibaliknya di sini. Berikut delapan fakta GAC 2019 yang mengusung tema Biar Tapi Jadi Bukti.

1. Talenta baru di dunia kreatif

Dalam perjalanannya selama ini, GAC terbukti mampu menelurkan beberapa talenta baru yang dapat memberikan warna serta semangat bagi industri seni kreatif tanah air. Sebut saja sejumlah alumni program ini seperti Wake Up Iris!, Semiotika, Raditya Bramantya (bramskky), Dylan Amirio (Logiclost), dan banyak lagi. Mereka sukses hadir menjadi pilihan baru bagi penikmat musik dan seni di Indonesia.

2. Pintu masuk untuk menekuni seni kreatif

Menurut Widi Puradiredja, salah satu kurator GAC yang melihat langsung manfaat dari program ini, kompetisi ini dapat menjadi sebuah pintu ke mana saja bagi mereka yang ingin menekuni bidang seni kreatif.

Apalagi mereka yang selama ini diragukan atau bahkan meragukan diri mereka sendiri untuk bisa berani berkarya. Program ini mampu memberikan kesempatan untuk belajar dan berproses serta memperluas network, ujar Widi yang juga drummer Maliq & DEssentials.

3. Mengunjungi tempat seru lho

Gabriela Fernandez, pemenang GAC 2018

Salah satu bukti teranyar dari spirit empowerment yang ada pada GAC, adalah cerita Gabriela Fernandez selaku pemenang pada edisi sebelumnya yang baru saja mendapatkan Aspirational Reward berupa perjalanan pengalaman industri kreatif di London. Gabriela pun mendapatkan beberapa pengalaman yang ia yakini sebuah pembelajaran penting yang dapat memperkaya diri dan sebagai bekal dalam memasuki industri kreatif yang sesungguhnya.

4. Tampil di tempat-tempat keren

Gabriela Fernandez bersama Maliq & DEssentials di London (instagram @gebbiela)

Bahkan Gabriela mencatat berbagai hal di dalam jurnal pribadinya. Menurutnya, mengikuti perjalanan band sebesar Maliq & DEssentials di studio legendaris sekelas Abbey Road Studio dalam pembuatan album terbarunya, dan mengenal karya-karya seni legendaris dan kontemporer dunia bersama Kendra Ahimsa (Ardneks), tentu menjadi pengalaman yang tidak bisa dia lupakan.

Tidak berhenti sampai disitu, saya bersama pemenang lain, Athyo mendapatkan pengalaman untuk tampil membawakan karya saya sendiri di sebuah bar di kota tersebut, dan senangnya pertunjukkan kecil kami mendapatkan respons yang baik dari audiens, tutur Gabriela.

5. Bisa membawa kamu ke level lebih tinggi

Pengalaman serupa juga disampaikan rekan sesama partisipan GAC terdahulu, Sigit toRa dan duo folk Wake Up, Iris! yang telah membuktikan diri melalui keberanian mereka dalam berkarya diawali perjalanan mereka di ajang ini.

Saya rasa seluruh teman-teman seperjuangan saya di sini setuju bahwa ajang ini telah membawa kami ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Saya sendiri sempat ragu apakah saya bisa berkembang di dunia musik dengan umur saya yang tidak semuda teman-teman lain. Tapi nyatanya sekarang saya bisa ubah kata tapi yang hanya ada di benak saya tersebut menjadi bukti yaitu berhasil memperkenalkan karya saya salah satunya kemarin di panggung sebesar Soundrenaline, ujar Macan Sigit toRa, pemenang GAC Musik Gue Ekspresi Gue.

6. Perform di ajang kelas dunia

Penampilanduo Wake Up, Iris!

Pembuktian melalui perjalanan seni kreatif GAChallenge memang selalu berkembang mengikuti kebutuhan dari industri seni kreatif. Selain Gabriela maupun toRa, ada juga duo Wake Up, Iris! yaitu Vania Marisca dan Bie Paksi telah menjajal festival dan konvensi musik dunia, SXSW Amerika Serikat. Mereka bahkan telah berkeliling Indonesia dari satu panggung ke panggung dan berkolaborasi bersama berbagai musisi dengan latar belakang berbeda.

7. Kesempatan terbuka lebar lho

Menanggapi perjalanan penuh inspirasi tersebut, salah satu kurator GAC Biar Tapi Jadi Bukti di bidang film dan fotografi, Lucky Kuswandi, menyatakan bahwa kali ini kesempatan untuk bisa seperti para alumni GAC kembali terbuka lebar.

GAC tahun ini akan diselenggarakan kembali untuk menemukan karya-karya terbaik yang mampu bercerita mengenai perjalanan mengubah tapi menjadi bukti. Dengan mengusung tema Biar Tapi Jadi Bukti, GAC ingin melihat beragam karya dari berbagai daerah di tanah air yang mampu merepresentasikan jawaban atas keraguan diri dalam berkarya, jelas sutradara film Galih & Ratna, 2017 tersebut.

Selain Lucky dan Widi, Naufal Abshar akan kembali bergabung di ajang ini sebagai kurator di bidang visual art. Dengan demikian, GAC kali ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berkarya yang lebih inspiratif dengan berbagai program pengembangan dan proyek kolaboratif.

8. Proses seleksi yang ketat

Setelah proses submisi berakhir. GAC akan menentukan nama finalis dalam sebuah proses seleksi karya yang dilakukan para kurator. Setelah itu, para finalis akan menjalani Creative Academy intensif selama satu minggu penuh bersama para kurator dan mentor, sebelum nantinya para finalis diharapkan dapat membuat sebuah karya kolaboratif yang akan menjadi penentu siapa yang berhak menjadi pemenang GAC Biar Tapi Jadi Bukti.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags