1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
31 Maret 2020 14:26

4 Obat yang disebut-sebut di berbagai negara bisa melawan corona

Salah satunya Avigan. Nur Luthfiana Hardian

Brilio.net - Virus corona covid-19 dikabarkan pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu. Hingga kini sudah banyak negara yang terpapar virus tersebut. Virus corona covid-19 seolah menjadi musuh bersama, perhatian dunia tertuju padanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadikan virus corona jadi pandemi.

Dilansir dari weforum.org, potensi bahaya corona covid-19 membuat seluruh dunia takut akan penyebarannya. Corona telah membuat banyak orang gelisah. Melihat cepatnya penyebaran corona, semua mata tertuju pada vaksin. Dikutip dari theguardian, hanya vaksin yang dapat mencegah orang sakit.

BACA JUGA :
Peneliti uji coba vaksin BCG untuk lawan virus corona


Sekitar 35 perusahaan dan lembaga akademik berlomba untuk membuat vaksin corona covid-19, setidaknya empat di antaranya sudah memiliki kandidat yang telah mereka uji pada hewan. Yang di antaranya diproduksi oleh firma biotek Moderna yang berbasis di Boston yang akan segera memasuki uji coba manusia.

Para ahli mengatakan, dibutuhkan beberapa bulan untuk mengetahui apakah vaksin ini, atau lainnya dalam penelitian, bisa ampuh. Ilmuwan di seluruh dunia kini tengah mempercepat penelitian. Sembari menunggu hasil vaksin selesai, para ahli tenaga medis di dunia terus mencoba memberikan obat yang disebut-sebut efektif melawan corona covid-19 di berbagai negara.

Apa saja obat itu dan bagaimana penjelasannya? Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber mengenai obat melawan corona, Selasa (31/3).

BACA JUGA :
Darah pasien sembuh Corona bisa obati orang lain, ini penjelasannya

1. Resochin.

foto: unsplash.com

Dilansir dari laman China Economic Net, sebuah anak perusahaan Bayer dari Pakistan mengirimkan sekitar 300.000 tablet Resochin (chloroquine phosphate) ke China. Obat itu dikirim supaya bisa menyembuhkan pasien positif corona. Chloroquine phosphate merupakan obat antimalaria yang sudah dipakai sejak 70 tahun silam.

"Kami menyiapkan para ahli medis dan mendukung upaya China dalam memerangi epidemi virus corona, begitu pula tindakan karantina, dan kami akan berkomitmen kepada para pekerja medis dan pasien," ujar Jiang Wei, presiden Bayer Grup China dan presiden bayer Pharmaceuticals Wilayah China dan APAC.

Belum lama ini Zhong Nanshan, seorang spesialis ahli pernapasan dan akademisi di Akademi Rekayasa China menyatakan obat tersebut efektif untuk mengobati virus corona. Tentunya setelah melewati hasil uji klinis yang ada.

Pihak perusahaan Bayer lantas berusaha mempercepat produksi obatnya lagi untuk dapat membantu menanggulangi corona.

2. Hydroxychloroquine.

foto: unsplash.com

Dilansir dari laman Al Arabiya, para peneliti Prancis mengombinasikan obat Hydroxychloroquine dan Azithromycin untuk para pasien. Hasilnya terbukti efektif. Mereka juga telah melakukan studi ke 80 kasus, hasilnya menunjukkan para pasien sembuh dalam enam hari. Tim yang dipimpin oleh Didier Raoult dari Infeksi IHU-Mediterranee di Prancis, menemukan ada perbaikan kondisi pada seluruh pasien.

Sayangnya hasil itu belum menjamah bagi mereka yang berusia renta, yakni 84 tahun. Ada pula pasien yang masih berada di ruang intensif, berusia 74 tahun.

Hydroxychloroquine sendiri adalah obat antimalaria sekaligus anti infeksi. Biasanya obat ini dipakai untuk mengobati pasien yang memiliki imun tidak stabil atau auto-imun. Selain Prancis, negara di Timur Tengah Bahrain juga sudah menjadikan obat ini untuk pengobatan corona Covid-19.

3. Avigan Favipiravir.

foto: unsplash.com

Obat flu Jepang yang bernama Avigan Favipiravir dipercaya dapat menyembuhkan corona. Otoritas kedokteran China juga mengatakan kalau obat ini sepertinya efektif untuk mengobati pasien corona.

Pejabat di Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, Zhang Xinmin mengatakan, favipiravir, dikembangkan oleh anak perusahaan Fujifilm, berhasil menunjukkan kabar gembira selama uji klinisnya di Wuhan dan Shenzhen. Pihaknya telah melibatkan setidaknya 340 pasien.
Pasien yang telah diberi obat itu berubah dari positif corona menjadi negatif.

"Obat itu memiliki tingkat keamanan tinggi dan jelas efektif dalam pengobatan," jelas Zhang, dikutip dari laman The Guardian.

Sayangnya pihak WHO mengatakan klaim yang diberikan peneliti China belum cukup bukti, untuk menjadikan Avigan sebagai obat corona. Obat ini masih memunculkan perdebatan di para ahli medis. Sedangkan di Amerika Serikat, Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) juga sampai saat ini masih mempelajari untuk membuat obat ini bisa digunakan dalam kondisi darurat.

4. Remdesivir.

foto: unsplash.com

Obat ini bukanlah obat baru. Remdesivir ialah obat yang telah diproduksi oleh perusahaan di Amerika Serikat, bernama Gilead Sciences Inc. Obat ini sebelumnya pernah dipakai untuk mengobati penyakit akibat wabah SARS dan Ebola. Obat ini sudah digunakan untuk mengobati pasien corona di Korea Selatan.

Baru-baru ini juga WHO telah menunjuk Malaysia sebagai negara untuk melakukan uji coba obat remdesivir itu. Melalui akun Facebooknya, Dirjen Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abullah mengatakan, pengujian ini dilakukan untuk bisa menemukan obat yang tepat untuk corona.

"Ini adalah upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Upaya habis-habisan, terkoordinasi untuk mengumpulkan data ilmiah yang kuat dengan cepat selama pandemi," tulisnya seperti brilio.net kutip dari The Star.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags