1. Home
  2. ยป
  3. Jalan-Jalan
10 Juni 2019 22:10

Keseruan Sigale-gale Carnival, cerita masyarakat Batak yang mengakar

Mendapat perhatian dari para wisatawan mancanegara Yani Andriansyah
Foto-foto: brilio.net/yani andryansjah

Brilio.net - Siapa sih yang nggak terpukau dengan keindahan Danau Toba di Sumatera Utara? Danau terluas di dunia yang terbentuk dari erupsi gunung berapi, dan masuk dalam daftar Guinness World Records ini menyimpan banyak potensi wisata yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Bicara Danau Toba pasti tak bisa dipisahkan dengan keberadaan Pulau Samosir yang berada di tengah danau. Selain menawarkan berbagai destinasi wisata memukau, Pulau Samosir juga kaya akan budaya masyarakat Batak. Salah satunya cerita rakyat Sigale-gale.

BACA JUGA :
Nggak cuma Yunani, orang Batak ternyata juga punya 12 zodiak sendiri


Kisah Sigale-gale menjadi salah satu kekuatan budaya Kabupaten Samosir yang selalu menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tak heran jika Pemerintah Kabupaten Samosir sudah menggelar Samosir Sigale-gale Carnival selama empat tahun berturut-turut di Tuktuk Siadong, Samosir.

Sigale gale menjadi identitas budaya dari Samosir. Kemasyuran namanya patut menjadi sebuah mukadina kebesaran budaya Batak Samosir. Apalagi karnaval ini juga selalu mengangkat kain Ulos yang juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya Batak," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

BACA JUGA :
Kementerian Pariwisata ajak milenial promosikan wisata Danau Toba

Sementara Bupati Kabupaten Samosir Rapidin Simbolon saat perhelatan Samosir Sigale-gale Carnival 2019 baru-baru ini menjelaskan bahwa festival tahunan yang mengangkat potensi mengenai cerita rakyat ini sengaja digelar agar masyarakat semakin menyintai potensi budaya yang dimiliki. Kami sengaja angkat ke permukaan sehingga masyarakat tahu bagaimana sebenarnya Sigale-gale itu, ujar Rapidin.

Menariknya, untuk perhelatan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Samosir mengandeng Jember Fashion Carnaval. Tak heran jika gelaran kebanggaan masyarakat Batak yang tahun ini mengusung tema The Beauty of Ulos ini makin semarak.

Tahun ini kami berkolaborasi dengan Jember Fashion Carnival untuk meramaiakan festival ini sehingga membumi dan kami targetkan menjadi event nasional yang disebut gebyar budaya nusantara ke depan, tegas Rapidin.

Tema The Beauty of Ulos sengaja diusung untuk menonjolkan sisi seni dan budaya yang terkandung dalam Ulos itu sendiri. Ulos memiliki nilai budaya yang tinggi karena setiap Ulos memiliki arti tersendiri bagi kehidupan masyarakat Batak. Rapidin juga menjelaskan bagaimana Ulos, kain khas Batak yang menjadi salah satu bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang beragam.

Itulah kehebatan Indonesia yang memiliki beragam budaya yang diangkat yang merupakan sisi kesucian manusia. Ini yang mempersatukan kita dari Sabang sampai Merauke untuk menyatukan Indonesia dalam budaya, tegas Rapidin.

Di tahun keempat penyelenggaraan Sigale-gale Carnival ini, banyak wisatawan yang makin tertarik. Kendati sempat turun hujan saat festival digelar, namun animo masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan acara ini tak surut bahkan mereka larut meramaikan acara.

Serunya lagi, dalam acara ini disuguhkan patung Sigale-gale raksasa. Meski berukuran besar, patung ini mampu menari mengikuti irama gondang.

Hal ini tentunya perlu digalakkan terus agar festival kebudayaan semacam ini terus membumi di masyarakat. Tak heran jika pemerintah Kabupaten Samosir menargetkan festival ini bisa digelar secara nasional bahkan go internasional.

Ini sangat potensial untuk diangkat. Cuma kita harus berkreasi. Bisa menggabungkan budaya beberapa daerah di seluruh Indonesia, tukas Rapidin.

Sementara Kadis Pariwisata Kab Samosir Daulat Nainggolan menargetkan tahun ini sekitar 500 ribu wisatawan bisa mengunjungi Pulau Samosir. Salah satunya dengan menggelar berbagai festival termasuk Sigale-gale. Selain itu, sejumlah destinasi wisata juga terus diperbaiki untuk menarik minat wisatawan.

Kita sengaja mengangkat cerita masyarakat Batak untuk menarik wisatawan agar mereka tahu kekayaan budaya kita, ujar Daulat.

Sedangkan Direktur Pemasaran Pariwisata, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Basar Simanjuntak menegaskan pihaknya sangat mendukung festival semacam ini untuk menjadi kelas dunia.

Tentu saja atraksinya juga harus kelas dunia. Sigale-gale sangat potensial. Di dunia ada yang namanya International Puppets Show. Sementara Sigale-gale sebagai konten lokal dan ikon Samosir pelan-pelan akan kita angkat menjadi atraksi kelas dunia,tegasnya.

Ya, Sigale-gale merupakan salah satu kekuatan budaya Samosir yang hingga kini tetap lestari.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags