1. Home
  2. ยป
  3. Duh!
1 Maret 2016 20:24

Surat terbuka ini sindir status sejarah Indonesia Tere Liye, apa ya?

Isi surat terbuka ini sangat menohok. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Novelis Darwis 'Tere Liye' baru saja menghebohkan pengguna media sosial melalui postingan yang membahas perihal sejarah bangsa Indonesia. Dia menulis tak ada peran orang komunis, pemikir sosialis, aktivis HAM, dan pendukung liberal dalam mengusir penjajah Belanda.

Hal ini tentu langsung mengundang kontroversi masyarakat luas. Berbagai pendapat pun bermunculan mulai dari yang pro hingga yang kontra. Salah seorang pengguna media sosial, Mashuri Mashar, bahkan menuliskan dalam blog pribadinya sebuah surat terbuka untuk mengomentari status Tere Liye.

"Surat ini saya layangkan bukan karena tingkat pengetahuan saya yang berhubungan dengan Kiri sudah sangat maksimal. Ini semata-mata bertujuan memberikan informasi kepada Bung dan kawan-kawan yang mengalami Phobia Komunisme untuk lebih fair dalam setiap kesempatan ketika memberi makna pada fenomena berbangsa dan bernegara. Sehingga tidak terjebak dalam kondisi penghakiman sepihak tanpa melalui proses verifikasi," bunyi surat terbuka Mashuri Mashar yang dikutip brilio.net, Selasa (1/3).

BACA JUGA: Tere Liye dibully akibat unggah status sejarah Indonesia, kok bisa?

BACA JUGA :
Miris! Dua pelajar SMP ini kepergok ciuman di taman kota


Nah, kamu penasaran berikut petikan surat terbuka untuk Tere Liye:

Dear Bung Tere Liye,

Ini bagi saya menarik sekali, karena jika merujuk pada sejarah bangsa, sependek yang saya tahu mereka-mereka yang bung tuduh sebagai orang Komunis, Pemikir Sosialis, atau pendukung Liberal justru berperan aktif dalam membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan. Walau sebelumnya diri ini tertarik dengan terminologi bung terkait beberapa kelompok yang bung sebutkan di atas.

Saya akan mulai dengan Tjokroaminoto. Adalah sosok orang yang menjadi peletak dasar benih-benih perlawanan terhadap penjajah. Beliau digelar Raja Jawa Tanpa Mahkota (De Ongekroonde van Java )oleh penjajah. Ini karena sikap beliau yang menolak dengan sepenuhnya untuk tunduk pada penjajah. Dirumah beliau ini juga lahir calon pemimpin bangsa ini salah satunya Ir.Soekarno, yang merupakan presiden pertama Bangsa Indonesia.

Tahukah Bung jika beliau ini juga secara tidak sadar mengilhami anak-anak muda yang pada saat itu kebetulan menempati beberapa kamar di rumahnya untuk indekost. beliaulah banyak yang mengilhami orang-orang seperti Alimin, Musso, Kartosuwiryo, Tan Malaka, Darsono hingga Soekarno.

Salah satunya karena beliau memiliki kharisma dalam berpidato. Selain itu melalui tangan dingin beliau akhirnya lahir sebuah artikel yang pada saat itu cukup menguncang penjajah: Islam dan Sosialisme.

Tahukah bung jika istilah sama rasa terlepas dari perbedaan agama pernah dilafazkan oleh beliau dalam kongres Sarekat Islam (SI) 1917 di Batavia. Menurut bung Tere Liye ini maksudnya apa? atau tanpa bermaksud mendahului bung, bisa jadi beliau meminjam istilah Karl Marx sebagai salah satu pemikir Sosialisme paling popular abad ini untuk terciptanya masyarakat tanpa kelas.

Tokoh lain yang saya akan singgung lagi adalah Soekarno. Besar keyakinan saya bahwa bung sangat paham tentang beliau, setidaknya dari buku-buku sejarah yang berkembang di dunia pendidikan kita. Kali ini saya tidak akan berbicara tentang tanggal lahir atau penggantian nama beliau yang bagi sebagian orang akhirnya berdampak besar dalam perkembangan Beliau kedepannya.

Tapi apakah bung tahu, masa paling berpengaruh dalam diri Beliau yang mendapat gelar Bung Besar ini, adalah ketika tergabung dalam pemondokan dikediaman H.O.S Tjokroaminoto, bersama Alimin, Musso, dan Kartosuwiryo.

Karena selain banyak dipengaruhi oleh Tjokroaminoto, Soekarno muda juga dipengaruhi oleh Musso yang pada saat itu dipanggil Abang oleh beliau. Melalui abang inilah akhirnya Soekarno bersentuhan dengan buku-buku sosialisme.

Dalam ruang yang sangat sempit dan hanya diterangi oleh lentera di rumah Tjokroaminoto itulah akhirnya Soekarno muda ini banyak membaca Das Capital karya monumental Karl Marx dan Angels. Di dalam ruangan itu pulalah akhirnya Soekarno muda banyak berdiskusi dengan abang, walau hanya untuk lebih memahamkan diri terkait paham sosialisme tadi. Ini nantinya menjadi salah satu fondasi dari berdirinya partai Marhaen

KLIK NEXT UNTUK MELANJUTKAN SURAT TERBUKA YANG MENOHOK INI!

BACA JUGA :
Bahaya! Hindari 15 hal ini untuk kamu unggah di media sosial

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags