1. Home
  2. ยป
  3. Duh!
8 Mei 2020 02:31

Kisah pilu ibu masak batu demi tenangkan anaknya yang lapar

Meski bantuan berdatangan, nyatanya masih ada keluarga yang mengalami kesulitan makan. Aliftya Amarilisya

Brilio.net - Munculnya pandemi virus corona bukan saja memberikan dampak negatif pada bidang kesehatan. Lebih dari itu, mewabahnya corona juga memberikan imbas buruk pada sektor perekonomian di berbagai negara.

Banyak orang harus menanggung dan melalui kejadian pilu akibat pandemi global tersebut. Tak sedikit masyarakat yang kini kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran karenanya.

BACA JUGA :
Curhat tenaga medis tumbang lawan corona, imbau masyarakat taat aturan


Meski memang pemerintah di sejumlah negara telah memberi bantuan semaksimal mungkin kepada warganya, sayangnya masih ada saja keluarga yang mengalami kesulitan makan. Hal tersebut pun turut dirasakan oleh Peninah Bahati Kitsao.

Kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 membuat perempuan asal Mombasa, Kenya tersebut mengalami kesulitan untuk membeli makanan bagi kedelapan anaknya. Mirisnya, saking tidak adanya uang yang dimilikinya, ia pun terpaksa memasak batu.

Hal tersebut pun ia lakukan di depan buah hatinya. Peninah terpaksa melakukan hal itu dengan harapan anak-anaknya akan tenang dan tertidur ketika menunggunya selesai memasak.

BACA JUGA :
Cerita haru pelanggan order minuman dapat driver ojek online difabel

Sebelum ini, Peninah sendiri bekerja sebagai pencuci pakaian. Ia menawarkan jasanya ke penduduk di sekitar tempatnya tinggal guna memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Akan tetapi, semenjak virus corona merebak ke negaranya, tak ada lagi penduduk yang kemudian menggunakan jasanya.

foto: mirror.co.uk

Beruntungnya, kondisi miris yang dialami oleh Peninah tersebut diketahui oleh seorang tetangganya, Prisca Momanyi. Didorong dengan rasa empati yang begitu besar dan keinginan untuk menolong dengan tulus, Prisca pun lalu membagikan cerita Peninah yang memasak batu di media sosial.

Dengan cepat, kisah itu kemudian viral dan mengetuk hati banyak orang untuk memberikan donasi. Prisca lalu membantu menjadi penyalur donasi bagi Peninah karena ibu 8 anak ini tidak memiliki akun bank dan tak bisa baca tulis.

Sementara itu, mendapati banyaknya orang yang mau membantu dirinya, Peninah merasa begitu bersyukur. Ia menganggap bantuan itu sebagai keajaiban.

"Saya tidak percaya bahwa warga Kenya bisa sangat mencintai saya. Saya juga menerima panggilan telepon dari seluruh negeri bertanya bagaimana caranya mereka bisa membantu," kata Peninah, dikutip brilio.net dari Mirror pada Kamis (7/5).

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags