1. Home
  2. ยป
  3. Duh!
1 September 2021 20:11

Dulu pusat ibadah, kondisi musala ini sekarang memprihatinkan

Musala itu kini tidak lagi berfungsi, lantaran air yang mulai merendam bangunan sejak tahun 2000 silam. Hapsari Afdilla

Brilio.net - Musala jadi tempatibadahumat Islam. Selain untuk menunaikan ibadah salat, musala juga jadi pusat kegiatan lain keagamaan, seperti pengajian.

Karena menjadi tempat beribadah, sebuah musala seyogyanya terlihat bersih, rapi, nyaman, dan aman. Namun, apa yang terjadi pada musala yang satu ini justru memprihatinkan.

BACA JUGA :
Potret musala 8 seleb cowok, ada yang sampai punya dua


Bangunan yang dulunya menjadi pusat ibadah yang ramai didatangi orang, kini hanya tersisa bangunan dan atap yang sudah keropos. Dilansir dari kanal YouTube Narasi Hadi, Rabu (1/9), Musala Wal Adhuna itu berada di Kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Musala itu kini tidak lagi berfungsi, lantaran air yang mulai merendam bangunan sejak tahun 2000 silam.

foto: YouTube/Narasi Hadi

BACA JUGA :
Potret musala di rumah 8 seleb, ada yang di atas kolam renang

"Menurut warga sekitar, musala yang berdiri dari tahun 1996 ini terendam sejak tahun 2000 lalu. Musala ini tergenang di pesisir Jakarta," ujar sang kreator.

Untuk sebuah bangunan yang sudah tergerus air sejak tahun 2000, pondasi musala ini cukup kokoh. Hanya saja bagian atap musala itu sudah rusak dan beberapa sisi sudah bolong.

foto: YouTube/Narasi Hadi

Menurut penelusuran tim YouTube Narasi Hadi, saat itu jumlah tempat ibadah di daerah Muara Baru masih sangat terbatas. Akhirnya Musala Wal Adhuna ini jadi satu-satunya tempat ibadah umat muslim, khususnya pekerja pelabuhan.

Menurutnya, akibat permukaan tanah Jakarta yang terus menurun dan serta air laut yang terjebak antara tanggul lama dan tanggul baru, Musala Wal Adhuna yang dulu jadi pusat ibadah kini tenggelam oleh air laut.

foto: YouTube/Narasi Hadi

Akses menuju Musala Wal Adhuna sendiri cukup sulit. Karena lokasinya yang berada di balik tanggul besar, orang harus menaiki dinding tanggul dengan tangga kayu yang tersedia.

"Untuk mencapai bangunan itu sendiri, saya harus memanjat tanggul tinggi yang dibangun untuk menahan ombak. Saya memanjat dinding dengan tangga kayu yang dibuat warga sekitar," bebernya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags