1. Home
  2. ยป
  3. Creator
16 Januari 2020 22:13

Wajib dihindari, ini 8 kesalahan peneliti dalam menyusun skripsi

Beberapa hal ini merupakan kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa saat penyusunan skripsi. Sri Wijayanti Universitas Pembangunan Jaya

Dalam penyusunan skripsi, mahasiswa sering kali tanpa sadar melakukan sejumlah kesalahan. Berikut adalah rangkuman kesalahan umum yang jamak dilakukan mahasiswa saat mereka berada pada tahap penyusunan skripsi.


Secara garis besar, kesalahan yang dilakukan dapat dibagi menjadi delapan yang meliputi kesalahan dalam perumusan masalah, penyusunan kerangka konsep, metodologi, interpretasi data dan kesimpulan, keterbatasan penelitian, sistematika penulisan, abstrak serta inkonsistensi dan inkompatibilitas.

1. Terkait dengan perumusan masalah.

Dalam suatu penelitian, rumusan masalah merupakan jantungnya penelitian. Namun sering kali kesalahan dilakukan peneliti terkait perumusan masalah. Misalnya, identifikasi masalah atau perumusan masalah yang diajukan hanya menunjuk pada kasus permasalahan, tanpa suatu konseptualisasi permasalahan. Atau identifikasi masalah hanya menunjuk pada sekumpulan masalah yang menjadi indikator dari suatu konsep permasalahan.Lain waktu, permasalahan yang diajukan kurang merujuk pada teori/ penelitian yang terkait. Antara lain adanya kontroversi antar teori atau temuan temuan studi terdahulu, masalah konseptual dan teoritik yang belum terjawab oleh penelitian, ataupun faktor-faktor yang belum dijelaskan oleh suatu teori atau studi terkait.

2. Kelemahan dalam penyusunan kerangka konsep.

Bagian kerangka konsep atau teori umumnya merupakan bagian yang di dalamnya berisi teori atau konsep yang digunakan peneliti sebagai pisau analisis guna menjawab perumusan masalah penelitian. Namun sayangnya, pada bagian ini, kelemahan yang sering kali dilakukan peneliti adalah menjadikan teori/konsep hanya bersifat listing theory. Teori hanya 'dipajang' saja, tanpa digunakan untuk menganalisa temuan data. Jadi mahasiswa memasukkan semua teori dan konsep yang terkait dengan permasalahan penelitian, tanpa mengeksplikasikan ke dalam penelitian. Sehingga tampak terlihat seperti daftar teori-teori atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Kesalahan lain, peneliti tidak atau amat kurang mendasarkan teori/konsep atas perkembangan mutakhir atau state of the art dalam bidang permasalahan yang diteliti.

3. Kesalahan terkait metodologi penelitian yang dipilih.

Metodologi di dalamnya terdapat uraian terkait pendekatan penelitian, metode penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, sampai pada teknik pengujian kualitas data penelitian. Salah satu kesalahan yang umumnya dilakukan mahasiswa ketika sedang menyusun skripsi adalah mempergunakan metode penelitian, desain penelitian, dan instrumen yang kurang memadai untuk menjawab permasalahan penelitian ataupun untuk menguji hipotesis. Atau peneliti tidak mengetahui secara khusus metode analisis yang akan dipergunakan.

Selanjutnya, kesalahan lainnya berupa ketidakjelasan mendefinisikan satuan analisis yang akan digunakan. Serta tidak menjelaskan prosedur penarikan sampel yang dipergunakan atau tidak menjelaskan kriteria penentuan informan untuk analisis pada level individu. Terakhir, kesalahan yang terkait dengan pengujian kualitas data. Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah tidak menyatakan bagaimana melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur.

4. Kelemahan berhubungan dengan interpretasi data dan kesimpulan dalam penelitian.

Sejumlah kesalahan yang dilakukan peneliti salah satunya adalah melakukan interpretasi terhadap hasil analisis data tanpa mengacu pada kerangka teori yang semula dipergunakan. Ataupun tidak mengaitkan interpretasi data dengan kerangka teori.

Sedang terkait dengan penyusunan kesimpulan, kesalahan yang sering kali dilakukan mahasiswa antara lain menarik suatu kesimpulan, memberikan interpretasi atau rekomendasi yang tidak didasarkan pada hasil analisa data atau temuan empirik penelitian yang dilakukan. Atau membuat kesimpulan terlalu sempit, hanya mengenai kasus yang diteliti.

5. Kesalahan terkait dengan keterbatasan penelitian.

Mahasiswa kesulitan dan sering kali salah mengartikan keterbatasan penelitian dengan keterbatasan mereka sebagai peneliti. Sehingga pada bagian keterbatasan penelitian, mereka tidak menyatakan kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan, khususnya kelemahan dan keterbatasan dari segi metodologi.

Selain itu, mahasiswa sering kali tidak menguraikan prosedur-prosedur tertentu sebagai upaya untuk memperkecil kelemahan dan keterbatasan penelitian. Padahal bagian keterbatasan penelitian ini penting artinya karena dengan mengungkap keterbatasan dan kelemahan penelitian, peneliti akan mampu memberikan kontribusi akademik, sekurangnya dengan mengemukakan rekomendasi tentang apa saja yang perlu dilakukan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa di masa mendatang.

6. Kelemahan terkait dengan sistematika penulisan.

Mahasiswa sebagai peneliti sering kali mengabaikan sistematika penulisan skripsi. Padahal, sistematika penulisan erat berkaitan dengan struktur logika yang digunakan. Lebih jauh struktur logika itu sendiri tergantung pada perspektif yang digunakan peneliti. Jadi bagaimanapun sistematika penulisan yang diterapkan, kesemuanya harus memiliki struktur logika yang jelas.

Ketidakjelasan struktur logika yang mendasari suatu sistematika dapat terlihat pada ketidakmampuan si peneliti untuk menyatakan fungsi dari masing-masing bab, atau bab-bab tertentu berisi uraian yang tidak relevan atau tidak secara jelas berkaitan dengan tujuan penelitian. Struktur logika penelitian yang rapuh biasanya juga dapat diamati dari penamaan atau pengurangan istilah-istilah yang pengertiannya kabur untuk bagian-bagian atau bab penulisan.

7. Terkait dengan kesalahan pada bagian abstrak penelitian.

Struktur logika yang jernih dapat terlihat dari abstrak penelitian. Sebuah abstrak penelitian berisi uraian ringkas yang mampu merangkum semua aspek pokok utama penelitian, meliputi permasalahan penelitian, kerangka teori/konsep, metodologi, temuan, kesimpulan dan implikasi teoretik.

Struktur logika yang kacau biasanya menyulitkan peneliti dalam membuat abstrak atau membuat peneliti harus menuliskan abstrak secara berkepanjangan serta memasukkan uraian yang kurang esensial. Pada umumnya, mahasiswa mengalamai kesulitan ketika menyusun abstrak, mereka tidak mengetahui bagian apa saya yang mesti dituliskan. Akibatnya, abstrak yang mereka susun kepanjangan dan tidak merangkum aspek pokok utama penelitian, yang meliputi masalah penelitian, kerangka konsep, metodologi, temuan, kesimpulan.

8. Kelemahan yang berhubungan dengan inkonsistensi dan inkompatibilitas.

Masalah inkonsistensi atau inkompatibilitas sering ditemui dalam kasus-kasus di mana peneliti menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Masalahnya bukan terletak pada penggunaan kedua metode itu sendiri, tetapi lebih pada masalah payung atau akar-akar perspektif yang dipergunakan.

Sebagai contoh kasus, sebuah penelitian mengklaim telah mempergunakan perspektif constructivism. Untuk itu peneliti menerapkan metode-metode constructivist yang mempergunakan acuan authenticity, menekankan kemampuan peneliti untuk memproyeksikan diri dalam posisi subjektif subjek yang diteliti (empathy), dsb. Karena itu peneliti menerapkan metode pengumpulan data kualitatif, melalui participat observation. Tetapi untuk memperkaya analisisnya, analisis kualitatif tersebut dikombinasi dengan analisis kuantitatif, mempergunakan data kuantitatif dari sampel survey, mempergunakan instrumen pengumpulan data terstruktur, dan menerapkan analisis statistik inferensial (dengan analisis statistik tersebut, jelas tolok ukurnya adalah hal-hal semacam internal validity, external validity, reliability, dsb. sebagaimana yang dipergunakan dalam perspektif klasik). Masalah yang kemudian muncul adalah, kesimpulan apa yang akan ditarik oleh peneliti seandainya hasil analisis kualitatif dan analisis kuantitatif tersebut berbeda? Kemudian bagaimana ia sendiri akan menilai kualitas penelitian sebagai suatu keseluruhan yang utuh?

Dengan mengetahui delapan kesalahan umum yang sering kali dilakukan mahasiswa ketika menyusun skripsi, diharapkan ke depannya kesalahan yang sama dapat dihindari. Paling tidak mahasiswa dapat meminimalisir kesalahan yang terkait dengan aspek pokok penelitian.

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags