1. Home
  2. ยป
  3. Creator
20 November 2019 16:50

Tradisi seram Suku Naulu, pengasingan wanita sampai penggal kepala

Indonesia punya ribuan suku dengan tradisi dan kebudayaannya masing-masing. Salah satunya Suku Naulu di Maluku, tradisinya pun dikenal sadis. Abim Manyu

Ada ribuan suku yang masih ada di Indonesia, meskipun tidak sedikit suku yang sudah hilang ditelan zaman. Di Kabupaten Maluku Tengah terdapat suku-suku kecil dengan kebudayaan unik yang masih bisa ditemui.

Meskipun begitu, banyak dari suku-suku kecil tersebut yang sudah terpengaruh dengan budaya modern di mana penduduknya sudah mengenal uang, listrik, bahkan banyak dari anak-anak mereka yang sudah bersekolah hingga kuliah.


Namun ada beberapa tradisi yang masih mereka pegang teguh dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu suku dengan tradisi dan kebudayaan yang paling menonjol adalah Suku Naulu yang terletak di wilayah pesisir selatan Pulau Seram.

Suku Naulu memiliki beberapa tradisi yang sangat menyeramkan, salah satunya tradisi memenggal kepala sebagai ritual dalam beberapa upacara adat yang mereka miliki. Tujuannya adalah sebagai persembahan. Dengan memenggal kepala manusia, penduduk Suku Naulu percaya mereka akan terhindar dari musibah atau bahaya.

Seperti tradisi memenggal kepala dalam pembangunan rumah adat di sana misalnya. Ketika hendak membangut rumah adat, mereka akan memburu seseorang dan memenggal kepalanya. Nantinya tengkorak dari kepala tersebut akan digantungkan di rumah adat tersebut dengan harapan penduduk Suku Naulu terhindar dari kesialan.

Tradisi penggal kepala juga dilakukan dalam ritual Pantheri, ritual yang dilakukan sebagai perayaan atas dewasanya seorang anak laki-laki. Untuk menunjukkan bahwa seorang remaja telah dewasa, maka ia harus membuktikannya dengan memenggal kepala seseorang. Remaja yang berhasil memenggal kepala kemudian akan mengenakan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan.

Tidak hanya itu saja, tradisi penggal kepala juga dilakukan ketika ada seorang pria yang ingin melamar anak dari raja Suku Naulu. Sebagai bukti kejantanannya, sang pria harus membawa kepala manusia yang kemudian dijadikan mas kawin.

Selain penggal kepala, Suku Naulu juga memiliki tradisi yang cukup aneh. Yaitu pengasingan wanita yang akan melahirkan dan baru melahirkan, serta wanita yang mengalami haid untuk pertama kali.

Pengasingan ini dilakukan dengan menyediakan bilik atau gubuk kecil berukuran 2x2 meter yang disebut Tikusune. Bilik ini berfungsi sebagai tempat mengasingkan diri bagi kaum wanita yang akan dan telah melahirkan, serta wanita yang mengalami haid untuk pertama kali. Karena sudah menjadi tradisi, biasanya wanita tersebut secara otomatis langsung mengasingkan diri dari keluarga dengan masuk ke dalam Tikusune.

Selama menjalani masa pengasingan, wanita tersebut dilarang dikunjungi dan melakukan kontak sosial dengan siapa pun. Kontak dengan dunia luar hanya dilakukan saat mereka mendapatkan makanan. Wanita yang mengalami haid pertama kali baru bisa kembali apabila masa haid telah selesai.

Untuk wanita yang akan melahirkan anaknya, seorang dukun akan mengunjungi mereka dan membantu proses melahirkan dengan peralatan seadanya. Seusai melahirkan, bayi dan wanita itu akan berada di sana selama dua minggu sebelum akhirnya dikembalikan ke rumah dan disambut dengan sukacita.

Kontroversi tradisi penggal kepala.

Meskipun tradisi penggal kepala sudah menjadi kebudayaan dalam suku Naulu, tetap saja hal ini memicu kontroversi. Menurut beberapa sumber, tradisi sadis ini sudah ada sejak awal tahun 1900-an dan masih dilakukan hingga 1940-an. Hingga di tahun 2005, tradisi ini resmi dilarang oleh hukum setelah terjadinya peristiwa mengerikan yang dilatarbelakangi tradisi ini.

Pada saat itu, ditemukan dua mayat tanpa kepala di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Kedua mayat tersebut diketahui bernama Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan karena bagian tubuhnya telah dipotong-potong.

Setelah diselidiki lebih dalam, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa keduanyadibunuh oleh Suku Naulusebagai persembahan kepada leluhur. Pelakunya merupakan warga dengan marga Sounawe yang melakukan ritual ini untuk memperbaiki rumah adat mereka.

Kejadian ini membuat para pelaku mendapat hukuman yang cukup berat. Ketiga pelaku,Patti Sounawe, Nusy Sounawe, dan Sekeranane Soumorry dijatuhi hukuman mati. Sedangkan tiga pelaku lainnya, Saniayu Sounawe, Tohonu Somory, dan Sumon Sounawe dipenjara seumur hidup.

Sejak kejadian ini, pemerintah Indonesia resmi melarang secara hukum dilakukannya tradisi penggal kepala di Suku Naulu. Tidak diketahui jelas bagaimana tradisi pengasingan wanita di sana apakah masih dilakukan atau tidak. Namun untuk menggantikan tradisi penggal kepala yang dilarang oleh pemerintah, Suku Naulu mengganti kepala dengan burung kuskus sebagai persembahan agar tradisi dari nenek moyang masih bisa berjalan dan terpelihara.

Indonesia memiliki ribuan suku dengan tradisi dan kebudayaan yang sangat unik. Tidak hanya Suku Naulu saja yang memiliki tradisi yang cukup ekstrem. Suku Dani di Papua misalnya, memiliki tradisi potong jari apabila salah satu anggota keluarganya ada yang meninggal. Tentu saja masih banyak suku di negeri kita yang memiliki tradisi ekstrem yang belum terekspos oleh dunia luar. Bagaimana menurut kamu?

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags