1. Home
  2. ยป
  3. Creator
18 Desember 2018 10:17

Pertaruhkan nyawa, ini 8 perjalanan bahaya anak-anak ke sekolah

Jika mereka saja mau mempertaruhkan nyawa untuk bisa bersekolah, kenapa kita masih bermalas-malasan? Nur Ismiyanti

Pendidikan sangatlah penting bagi kita. Karena melalui pendidikan, kita bisa memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Namun bagi sebagian anak, ada yang bermalas-malasan dengan tidak mau bersekolah meski orang tua mampu untuk membiayai. Di lain sisi, ada sebagian anak yang menganggap sekolah adalah sebuah kemewahan dikarenakan tak mampunya orang tua memberikan kesempatan bagi anaknya untuk mengenyam pendidikan.

Bahkan yang lebih parah, ada anak-anak yang harus berjuang mempertaruhkan nyawa demi agar mendapatkan ilmu di sekolah. Seperti beberapa perjuangan anak ke sekolah berikut ini, yang membuat kita sadar akan pentingnya pendidikan. Berikut ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber, Jum'at (14/12).


1. Desa Gulu, Cina.

http://www.dailyfresher.com

Di Gulu, Cina, beberapa anak sekolah dasar harus berjuang mendaki pegunungan sepanjang perjalanan 5 jam untuk bisa bersekolah. Selain lamanya perjalanan itu sendiri, mereka harus mempertaruhkan nyawa dengan melewati jalan Luoma. Di mana jalan tersebut begitu sempit dan banyak tikungan tajam. Jika tak hati-hati, maka kecelakaan bisa saja terjadi. Sayangnya, sekolah tersebut hanya dijalankan oleh satu guru saja yang bernama Shen Qijun.

2. Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan.

https://www.dailymail.co.uk

Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan, merupakan sebuah desa di atas pegunungan Badagong yang hanya terdiri dari 100 penduduk. Desa ini terputus dari dunia luar, dan hanya terhubung melalui tangga untuk menuju lembah di bawahnya. Setiap harinya, anak-anak di desa Zhang Jiawan harus menggunakan tangga kayu tersebut untuk bisa sampai ke sekolah.

Karena sangat ingin bersekolah, mereka berani melakukan perjalanan berbahaya ini tanpa alat keamanan apapun. Sungguh perjuangan berat, namun orang tua mereka tak mempunyai pilihan lain. Sebab jika ingin memutar, mereka harus menghabiskan waktu selama empat jam lintas negara.

3. Zanskar, Himalaya, India.

http://www.csmonitor.com

Sungai Zanskar, merupakan sebuah anak sungai dari Indus yang berada di pegunungan Himalaya, India. Selama tiga bulan dalam setahun, sungai tersebut berubah menjadi es dan menjadi satu-satunya rute yang menghubungkan distrik terpencil Zanskar dengan wilayah Ladakh. Juga menjadi jalan bagi ratusan anak di wilayah Zanskar untuk bisa sampai ke sekolah asrama di Leh, ibukota Ladakh, yang dimulai pada awal Maret setelah liburan musim dingin.

Mereka harus menempuh perjalanan selama enam hari yang begitu sulit dari desa terpencilnya yang bersalju. Bahkan mereka juga harus memanjat tebing yang curam, dan terkadang berlindung dalam gua sambil menunggu sampai kondisi aman untuk melanjutkan perjalanan.

4. Desa Lebak, Indonesia.

https://www.telegraph.co.uk

Beberapa anak di desa Lebak, Indonesia, harus mempertaruhkan nyawa agar bisa sampai ke sekolah di desa Sanghiang Tanjung. Betapa tidak, sebab satu-satunya jembatan yang harus mereka lewati begitu sangat memprihatinkan kondisinya, dan sangat berbahaya. Dibangun pada tahun 2004 di atas sungai Ciberang, jembatan sepanjang 162 m yang menghubungkan desa Ciwaru ke desa Sabagi tersebut rusak parah akibat banjir.

Jembatan ini menjadi satu-satunya pilihan bagi mereka untuk bisa masuk kelas tepat waktu daripada harus berjalan sejauh 5 km. Beruntunglah, setelah berita itu menyebar, perusahaan pembuat baja terbesar di Indonesia, PT Krakatau Steel, mau membangun jembatan baru sehingga anak-anak dapat menyeberangi sungai dengan aman.

5. Rio Negro, Kolombia.

https://www.theguardian.com

Anak-anak sekolah yang tinggal di lereng hutan lembah Rio Negro, Kolombia, biasa meluncur melalui kabel baja sepanjang 800 m di atas sungai Rio Negro. Ini merupakan satu-satunya cara bagi mereka untuk menyeberang agar bisa sampai ke sekolah. Butuh waktu selama 1 menit, bahkan mereka juga membawa adik-adik mereka dengan cara dimasukkan ke dalam karung. Saat hujan turun, kabelnya menjadi sangat licin untuk digunakan. Sehingga menyebabkan beberapa kecelakaan, seperti patah lengan, kaki, maupun lutut. Bahkan seekor sapi pernah mati karena tabrakan.

6. Provinsi Sichuan, Cina.

http://www.dailyfresher.com

Kehidupan anak-anak di sebuah desa di Provinsi Sichuan, Cina harus dipertaruhkan saat menyeberangi jembatan yang rusak dan bersalju untuk bisa sampai ke sekolah di Dujiangyan. Sungguh merupakan rute terburuk, sebab jembatan tersebut bisa ambruk kapan saja sehingga bukan tak mungkin nyawa mereka bisa saja melayang.

7. Pili, Cina.

https://www.amusingplanet.com

Untuk bisa sampai ke sekolah, sekitar 80 anak yang tinggal di sekolah asrama di Pili, Cina, harus menempuh perjalanan sepanjang 125 mil yang berbahaya melalui pegunungan daerah Otonomi Uighur Xinjiang yang terpencil. Anak-anak tersebut juga harus menyeberangi empat sungai yang membeku, jembatan sepanjang 650 kaki, dan empat jembatan satu papan. Perjalanan tersebut memakan waktu dua hari lamanya.

8. Palestina.

https://www.amusingplanet.com

Seorang gadis kecil di Palestina ini tampak begitu tenang berjalan ke arah sekolahnya. Namun di balik semua itu, orang tua mereka khawatir akan kekerasan yang bisa saja terjadi di sepanjang jalan yang dilaluinya. Jalanan tersebut terlihat penuh batu-batu yang dilemparkan oleh para pengunjuk rasa ke arah pasukan Israel selama bentrokan yang terjadi antara pasukan Israel dan Palestina di kamp pengungsian Shuafat, dekat Yerusalem.

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags