1. Home
  2. ยป
  3. Creator
14 Februari 2021 12:15

Percaya pada ramalan, apakah dibolehkan dalam Islam?

Apakah dalam Islam boleh percaya akan ramalan? Yuk, simak ulasan berikut ini. Crusita Maharani Samsudin

Orang yang lahir di bulan Januari akan mengalami masa paceklik. Kehidupan ekonominya akan berubah drastis, karena itu sedia payung sebelum hujan. Lakukanlah kerja keras dan biasakan hidup hemat sehingga ada investasi yang masih menyelamatkan kehidupan di masa mendatang

Kutipan ramalan di atas yang paling sering kita temui di media sosial ataupun di website tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, ramalan dianggap sebagai petunjuk yang sering kali diyakini oleh sebagian orang meskipun belum jelas dan pasti kebenarannya. Terlebih pada zaman sekarang banyak orang yang mudah percaya dengan ramalan yang disampaikan oleh orang-orang yang dianggap kompeten.


Ramalan dibuat seakan-akan nyata terjadi. Apalagi saat ini urusan ramal meramal tidak harus datang ke tukang ramalnya, melainkan cukup dengan membaca media sosial, website, ataupun dengan membaca media cetak dan televisi. Mengenai ramalan, apakah dalam Islam boleh percaya pada ramalan?

Dalam Islam, percaya pada ramalan merupakan perbuatan yang dilarang bahkan masuk dalam kategori dosa besar. Sayangnya, perbuatan ini sering kali dianggap biasa-biasa saja. Tidak heran banyak orang, termasuk para wanita yang percaya dengan ramalan, seperti ramalan bintang dan lainnya mencoba untuk mengetahui nasib rezeki, nasib keluarga, jodoh, karier, hingga nasib masa depan mereka.

Padahal dalam hadis dikatakan bahwa, Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya. (HR. Bazzar).

Dalam riwayat lain juga ditegaskan, Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad. (HR. Ahmad).

Dari hadis tersebut, maka sudah seharusnya seorang wanita atau kaum muslimin tidak terjebak dalam urusan ramal meramal, apalagi jika telah menyibukkan diri dengan membaca ramalan-ramalan bintang melalu berbagai media. Karena bukan tidak mungkin, saat membaca akan terbesit munculnya rasa percaya, walaupun sedikit, hal itu dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa syirik yakni menyekutukan Allah.

Rasulullah SAW juga mewanti-wanti dalam hadis:

Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima. (HR. Muslim).

Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa mendatangi peramal saja, hal itu termasuk dalam kategori membaca informasi yang berkaitan dengan ramalan sudah berakibat buruk. Menurut Imam Nawawi maksud tidak diterima salatnya selama 40 hari yakni orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun salat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban salatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi salatnya.

Oleh sebab itu, dalam menjalani kehidupan di dunia seseorang sudah seharusnya selalu bergantung dan bertawakal kepada Allah. Dengan begitu hidup akan terasa tenang, karena selalu dalam pertolongan Allah, bukan malah dibingungkan oleh ramalan yang tidak jelas. Gantungkanlah segala urusan hanya kepada Allah. Jika Allah menjadi sandaran hidup, maka segala urusan kita baik itu rezeki, jodoh, karier, dan masa depan akan dimudahkan oleh-Nya. Seperti janji Allah yang terdapat dalam surah Ath Thalaaq ayat 3, yang artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Sementara itu, jika seseorang sudah terbiasa dengan aksi ramal meramal, atau mendatangi dukun untuk mengetahui peruntungan hidupnya. Maka hendaklah ia bertaubat dan tidak lagi mengulangi perbuatannya yang telah menyimpang tersebut. Sebagaimana yang telah diperintahkan Allah dalam surah At-Tahrim ayat 8,yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags