1. Home
  2. ยป
  3. Creator
25 April 2019 17:18

Inilah 6 momen ketika umat manusia nyaris musnah dari muka Bumi

Kehidupan manusia memang sangat rentan dari waktu ke waktu. Fikri Alfathan

Terkadang kita sebagai manusia kurang menyadari betapa rentannya kehidupan kita semua di dunia. Faktanya, beberapa kali kita nyaris musnah dari muka Bumi. Bahkan hari ini pun kita masih berpotensi untuk berurusan dengan bencana-bencana global, seperti meningkatnya suhu dunia yang diakibatkan oleh Pemanasan Global yang ikut andil dalam membuat perubahan iklim di berbagai belahan Bumi, atau kemungkinan terjadinya perang dingin kedua antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Walaupun begitu, umat manusia selalu selamat dari waktu ke waktu. Kita telah melewati banyak perang, bencana alam, dan bencana-bencana lainnya. Tetapi itu bukan berarti kita tidak pernah nyaris musnah. Sejarah mencatat ada beberapa kali kita sempat di ambang kehancuran, namun kita masih sedikit beruntung. Inilah 6 daftar ketika umat manusia nyaris musnah dari muka Bumi.


6. Erupsi Gunung Thera.

Salah satu dari kejadian vulkanik terbesar sepanjang sejarah terekam ketka Gunung Minoan erupsi. Kejadian tersebut bertempat tidak jauh dari kepulauan Aegean di Thera. Erupsi ini diperkirakan memiliki tingkat kehancuran 40 bom atom secara bersamaan. Yang menarik, erupsi ini 100 kali lebih kuat ketimbang erupsi Gunung Vesuvius yang menghancurkan Pompeii.

Erupsi di Thera ini menghancukan Kota Akrotiri, kota yang saat ini dikenal sebagai Santorini. Dan juga menyebabkan gempa bumi dan tsunami yang nyaris menghancurkan pulau-pulau sekitar, termasuk pulau dengan populasi yang padat, yaitu Pulau Crete. Erupsi ini juga menciptakan awan abu vulkanik yang menutup benua Eropa dan mengubah cuaca global bertahun-tahun setelah kejadian tersebut.

5. Meningkatnya penggunaan CFC.

Pada paruh akhir dari tahun 1960an dan awal dari 1970an, kemajuan teknologi sangat berdampak besar di muka Bumi. Kota-kota banyak yang tersedak karena sungai-sungai terbakar akibat polusi, dan suhu global mulai meningkat serta tidak dapat diabaikan lagi.

Salah satu dari alarm alam saat itu terjadi pada tahun 1985 ketika para ilmuwan mengonfirmasi bahwa bahan kimia yang digunakan oleh banyak alat sehari-hari saat itu menghancurkan pelapis ozone. Tentu saja, pelapis Ozone merupakan hal yang sangat penting karena ia melindungi permukaan Bumi dari radiasi-radiasi berbahaya Matahari.

Bahan-bahan kimia berbahaya ini adalah chlorofluorocarbons atau CFC, yang digunakan di nyaris segala hal seperti AC dan aerosol. Untungnya, para ilmuwan dan para pemerintah dunia saat itu bertindak cepat dan regulasi baru pun ditetapkan untuk mengurangi bahkan melarang penggunaan CFC di seluruh dunia. Jika saja mereka tidak cepat bertindak saat itu, maka kehidupan Bumi akan sangat buruk.

4. Asteroid 2018 GE3.

Pada 14 April 2018, umat manusia nyaris saja bernasib sama seperti para dinosaurus dulu ketika sebuah asteroid besar nyaris jatuh menimpa Bumi. Asteroid 2018 GE3 ini pertama kali ditemukan oleh Catalina Sky Survey. Saat ditemukan, asteroid tersebut sedang meluncur melewati Bumi dengan jarak yang sangat dekat, yaitu 192,317 km dari Bumi. Sedikit dari setengah jarak antara Bumi dan Bulan.

Dengan diameter yang diperhitungkan sekitar 48-110 meter, aseroid ini dipercaya merupakan benda angkasa terbesar yang melewati Bumi sejauh ini. Tidak diragukan lagi, kalau saja asteroid ini menimpa Bumi maka kehidupan umat Manusia sudah dapat dipastikan akan lenyap tanpa sisa.

3. Kejadian Carrington.

Dari 28 Agustus sampai dengan 2 September 1980-an, Bumi mengalami badai geomagnetik paling mengerikan sepanjang sejarah. Alat-alat komunikasi di seluruh dunia saat itu mati dan juga menyebabkan alat-alat elektronik lainnya rusak dan malfungsi. Badai-badai ini lalu diketahui sebagai penyebab dari radiasi solar yang dikenal sebagai Coronal Mass Ejection atau CME.

Untung saja setelah itu dunia kembali dari keterpurukan setelah beberapa hari dilalui tanpa alat elektronik. Yang menarik, jika badai geomagnetik yang sama terjadi saat ini maka kehidupan kita yang sangat bergantung kepada listrik akan sangat terpengaruh dan menyebabkan kehancuran di berbagai belahan dunia.

2. Erupsi Gunung Tambora.

Gunung berapi Tambora di Pulau Sumbawa, Indonesia telah banyak memasuki tahap-tahap vulkanik. Salah satu erupsi paling mematikan terjadi pada 5 April 1815.Erupsi ini melontarkan sekitar gas, debu, dan bebatuan sebanyak 36 kubik mil. Bahkan erupsi ini juga menghasilkan tsunami yang mengakibatkan kematian lebih dari 10.000 jiwa saat itu.

Partikel-partikel yang dilepaskan ke atmosfer oleh bencana ini menyelimuti nyaris seluruh dunia yang mengakibatkan suhu di Amerika Utara dan Eropa menjadi sangat dingin selama berbulan-bulan.Hal ini juga membuat pasokan bahan pangan berkurang yang mengakibatkan lebih dari 80.000 jiwa meninggal dunia. Tahun 1816 dinobatkan sebagai tahun tanpa musim panas.

1. Marine Isotope Tahap 6.

Sekitar 195.000 sampai 123.000 tahun yang lalu, Bumi nyaris saja rata karena sebuah fenomena alam yang mengerikan. Fenomena ini dikenal sebagai Marine Isotope Tahap 6. Iklim dunia mengalami perubahan suhu drastis secara tiba-tiba di mana ada daerah yang sangat dingin dan sangat panas yang tidak dapat ditoleransi oleh makhluk hidup. Area dengan populasi yang sedang berkembang seperti Afrika dihantam dengan perubahan iklim yang sangat mematikan.

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags