1. Home
  2. ยป
  3. Creator
9 Agustus 2018 12:51

Begini sistem pencernaan luwak, hewan 'penghasil' kopi nikmat

Bagaimana bentuk pabrik hidup penghasil salah satu kopi nikmat di dunia ini ya? Imam Tabroni

SISTEM DIGESTI PENGHASIL KOPI NIKMAT

Musang luwak dikenal juga dengan sebutan Asian palm civet merupakan salah satu anggota Famili Viverridae asli Asia Selatan dan Asia Tenggara. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan spesies ini dalam daftar least concern (Duckworth et.al., 2008) dalam Susanto (2008). Least concern berarti populasinya dianggap masih banyak dan aman dari kepunahan, karena budidaya musang luwak sudah banyak dilakukan dan hewan ini tidak dikonsumsi, sehingga populasinya masih terjaga. Hewan ini identik sekali dengan minuman, yaitu kopi. Musang luwak akan memilih buah-buahan seperti buah kopi yang telah matang dan berkualitas bagus untuk di makan. Buah kopi yang dimakan tersebut tidak dicerna dengan sempurna.


Gambar: Paradoxorus hermaphroditus

Sumber: Eol.Org

Jika diperhatikan dalam fenomena dalam ekosistem ini, hewan yang aktif di malam hari ini (Nokturnal) berperan sebagai mesin hidup penghasil biji kopi. Buah kopi yang dimakan luwak diproses dalam sistem pencernaannya, namun yang dicerna hanyalah kulit buahnya saja, sedangkan biji kopi dikeluarkan bersama kotoran luwak. Kopi luwak inilah yang menjadi bahan baku minuman yang khas dan berbeda dari kopi lainnya.

Luwak dengan kemampuannya akan memilih biji kopi yang telah matang. Biji yang matang memiliki lapisan pulp (lapisan kedua pada buah kopi) yang lembek dan mengandung gula, umumnya berwarna kuning sampai merah. Buah kopi dikelupas oleh gigi luwak, pulpnya dikeluarkan, dan biji tanpa pulp tetapi masih berlendir ditelan. Kopi masuk kedalam proses pencernaannya. Sistem pencernaan termasuk kedalam pencernaan monogastrik, yaitu sistem pencernaan yang memiliki lambung sederhana dan single bilik, jelasnya pencernaan tipe monogastrik, yaitu sama dengan pencernaan Manusia dan termasuk semua omnivora dan karnivora. Sistem pencernaan monogastrik menjadi aktif selama proses pencernaan tetapi cenderung untuk beristirahat setelah itu. Air liur dimulai segera setelah makanan dicerna dan pencernaan dimulai, yang terutama dari dua aspek yang dikenal sebagai mekanik dan kimia.

Dilaporkan oleh Kusumastuti (2012) bahwa esofagus luwak memiliki rata-rata panjang 17,3 1,92 cm. Fungsi esofagus sebagai saluran muskular membawa makanan baik dalam bentuk padat maupun cairan yang telah dimastikasi dalam rongga mulut dari laryngopharynx hingga menuju lambung. Esofagus luwak tidak memiliki kelenjar esofagus, pada uji pewarnaan alcian blue (AB) sel-sel epitel mukosa menunjukkan hasil negatif. Oleh karena itu, tidak ada seksresi berupa mukus untuk memperlicin makanan menuju lambung. Sumber makanan yang lebih disukai luwak biasanya buah-buahan, karena lebih mudah ditransportasikan dibandingkan dengan yang berbentuk kering (Kusumastuti, 2012). Namun, pada bagian mulut sekresi air ludah yang dihasilkan dapat melicinkan makanan dan juga sebagai pencernaan kimiawi. Esofagus bergabung dengan lambung di dalam rongga abdominal pada daerah kardia (Frandson 1992). Lambung musang luwak merupakan lambung tunggal, terletak di bagian anterioventral ruang abdomen sebelah kiri.

Gambar: Organ visceral luwak;A) tampak lambung kosong; dan B) tampak lambung penuh ingesta.

a. Lida, b. Esofagus, c. Trakea, d. Paru-paru, e. Otot diafragma, f. hati, g. Limpa, h. Lambung, i. Usus, j. kloaka

(Sumber foto: Kusumastuti (2012)

Luwak memiliki lambung berbentuk huruf J dan kecil, namun lambung tersebut dapat mengembang untuk menampung makanan dalam jumlah besar. Dilambung luwak terdapat daerah kelenjar fundus, salah satu penyususnnya adalah sel parietal yang mendistribusikan HCl. HCl berfungsi seabagai aktifator enzim-enzim proteolitik. Enzim proteolitik dapat memecah protein pada biji kopi selama proses pencernaan. Pada selanjutnya biji kopi akan diteruskan ke usus. Luwak memiliki usus besar dan usus kecil, usus kecil pada luwak lebih panjang.

Menurut Guntoro (2010), BPATP (2010), dan Hill et al. (2012) proses pencernaan kopi pada luwak dibantu oleh mikroba secara intensif berlangsung pada organ intestinum tenue (usus halus) dan caecum (usus buntu). Mikroba yang berperan dalam hidrolisa protein dan karbohidrat pada saluran pencernaan hewan monogastrik termasuk luwak, yaitu Lactobacillus dan Leuconostoc (Fauzi, 2008). Keberaddaan mikroba ini berperan dalam proses fermentasi. Hasil fermentasi tersebut membantu melepaskan lapisan lendir yang menyelimuti kopi. Setelah melewati pencernaan perut, biji akan keluar sudah dalam bentuk gumpalan kopi berkulit tanduk. Jadi, seperti itulah proses kopi luwak di dalam sistem digesti luwak.

(brl/tin)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags