1. Home
  2. ยป
  3. Creator
8 Juli 2019 12:31

Australia temukan inovasi untuk menyaring sampah sungai, patut ditiru

Untuk mengatasi banjir, pemerintah Australia menemukan cara yang sangat inovatif dan berdampak postif bagi lingkungan. Abim Manyu

Di Indonesia, banjir menjadi masalah tahunan yang belum sepenuhnya bisa diatasi. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah bencana ini, dimulai dari pemeliharaan, perbaikan, dan normalisasi kawasan aliran sungai, daerah tampungan air, serta drainase dan fasilitas penunjang lainnya.


Namun tetap saja, kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan masih menjadi masalah yang utama. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Masyarakat di berbagai negara juga masih memiliki kesadaran yang kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Di Australia, tepatnya di Kota Kwinana, otoritas di sana menerapkan cara yang sangat inovatif untuk mengatasi sampah, yakni dengan menciptakan sistem penyaringan atau "perangkap" sampah yang dipasangdi sungai lokal wilayah hijau Henley Reserve.

Sampah-sampah ini berasal dari sampah yang berserakan di jalanan yang tertiup angin atau aliran hujan menuju ke sungai. Dengan desain yang sederhana, perangkap ini memiliki teknik berbeda dari sistem penyaringan pada umumnya.

Sistem ini terdiri dari jaring besar yang ditempatkan di pipa drainase yang berfungsi menangkap puing-puing besar dan melindungi lingkungan dari kontaminasi limbah plastik. Pipa-pipa itu kemudian mengalirkan air dari daerah pemukiman ke daerah-daerah alami dan sampah dari tempat-tempat tersebut akan ditangkap oleh jaring-jaring yang telah dipasangkan di pipa drainase.

Pemerintah kota mulai dengan memasang 2 jaring. Hanya dalam beberapa pekan saja, mereka takjub melihat sistem penyaringan baru mereka berhasil menangkap lebih dari 800 pon (362,8 kg) sampah.

Akhirnya otoritas Kwinana memutuskan untuk memasang perangkap sampah itu di seluruh kota untuk meminimalkan pencemaran terhadap satwa liar dan lingkungan sekitarnya.

Pembuatan jaring ini membutuhkan biaya sekitar US $10.000 (Rp145,4 juta) per unit. Meskipun terhitung besar, biaya keseluruhan pembuatan jaring ini masih cukup menguntungkan karena mereka memberikan penghematan biaya yang signifikan ke depan.

Misalnya, sebelum menerapkan sistem ini pihak pemerintah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar tenaga kerja yang mengumpulkan semua sampah secara manual.

Ketika jaring penuh, semua sampah diangkat dan dibuang ke truk pengumpul sampah khusus lalu diangkut ke pusat pemilahan sampah. Di sana, semuanya dipisahkan menjadi bahan yang tidak dapat di daur ulang dan di daur ulang. Selanjutnya, jaring-jaring tersebut ditempatkan kembali kepipa drainase dan mulai melakukan tugasnya kembali.

Bagaimana pendapat kamu?

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags