1. Home
  2. ยป
  3. Creator
7 Oktober 2021 17:15

Artistik, 6 rekomendasi film asal Eropa ini patut kamu tonton

Konsep yang artistik merupakan unsur terpenting di dalam produksi film asal Eropa sehingga menghasilkan atmosfer yang berbeda dari film Amerika. Kemal Ramadhan

Takmelulu Amerika Serikat, negara-negara seperti Prancis, Itali, Rusia, dan Swedia sudah jauh dikenal sebagai penghasil karya-karya film yang mutakhir.Seni artistik dan konsep menarik merupakan kunci dari film-film tersebut. Sehingga menimbulkan persepsi jika film makerEropa lebih memilih seni dibanding uang, di mana sangat bertolak belakang dengan tolok ukur kesuksesan film di Amerika Serikat.

Nah, berikut ini merupakan beberaparekomendasi film buatan Eropa artistik yang dapat coba kamu saksikan.


1. The Leopard.

The Leopard dinobatkan sebagai film tercantik oleh kritikus, sampai-sampai Martin Scorsese memasukkan film inimenjadi salah satu film favoritnya. The Leopard merupakan film yang disutradarai oleh Luchino Visconti pada tahun 1963 silam dan bergenre period drama.

The Leopard bercerita tentang kisah keluarga kaya di Sicilia yang berusaha mempertahankan tahta serta politik di antara hingar bingar revolusi Italia yang dipimpin oleh Giuseppe Garibaldi.

Dengan durasi 3 jam 25 menit, Luchino Visconti membuat film ini berjalan seperti pertunjukan teater yang ciamik dari detik awal sampai akhir. Tidak lupa ditambah dengan stellar performance oleh dua aktor legendaris yaitu Burt Lancaster dan Alain Delon.

2.Investigation of a Citizen Above Suspicion.

Elio Petri sukses membawa pulang kategori Film Foreign Terbaik di Academy Award tahun 1971.Film bergenre political satire ini bercerita tentang The Inspector (Gian Maria Volonte) yang menuntaskan kasus pembunuhan bersama unit polisinya, di mana dia berlaku sebagai pelaku dan penyidik pembunuhan yang ia lakukan sendiri terhadap seorang wanita.

Kombinasi arahan Elio Petri, akting Gian Maria Volonte, dan alunan musik dari mendiang Ennio Morricone adalah tiga aspek mengapa film ini patut ditonton.

3. The Conformist.

Bernardo Bertolucci mungkin dikenal sebagai sutradara yang idealis sekaligus kontroversial dengan karyanya yaitu Last Tango In Paris. Tetapi, film ini merupakan film yang mengangkat namanya dan berperan penting dalam seni sinematografi dari Vittorio Storaro.

Atmosfer gloomy dan ambigu selalu tampak dalam The Conformistseiring proses perjalanan Marcello Clerici (Jean-Louis Trintignant) yang berperan sebagai pembunuh bayaran oleh pemerintah fasis di era Mussolini.

The Conformist sukses menjadi film politik yang mengupas misteri lelaki, cinta, seksualitas, dan jati diri. Salah satu aspek terpenting dari film ini merupakan gambar berjalan yang ditembak langsung oleh Vittorio Storaro.

4. The American Friend.

Wim Wenders merupakan sutradara asal Jerman yang dikenal memiliki ketertarikan spesial dengan film yang bergenre road drama. Karya karyanya seperti Paris, Texas dan Alice in the Cities adalah contohnya.

Namun, The American Friend sendiri memiliki wajah yang berbeda dalam lemari film Wim Wenders. Konon terucap sebagai filmnya yang "Americanized"akibat lonjakan film neo noir di Amerika Serikat saat itu.

The American Friend merupakan adaptasi dari novel Patricia Highsmith berjudul Ripley's Game. Menampilkan aktor Bruno Ganz dan Dennis Hopper sebagai karakter sentral dengan dua intensi yang berbeda. Suatu hubungan antara AS dan Jerman dari dua karakter.

5. Le Samourai.

Nicolas Winding Refn membuat Drive dengan aksen lampu neon serta soundtrack lagu synth wave atau Walter Hill yang membuat The Driver sebagai landasan utama beserta karakter utama yang misterius, femme fatale, dan polisi korup.

Kedua film tersebut merupakan reinkarnasi dari karya Jean-Pierre Melville ditahun 1967 yaitu Le Samourai. Alain Delon berperan sebagai Hitman yang tidak sengaja tertangkap basah oleh seorang pemain piano wanita.

Le Samourai merupakan film Prancis yang sukses membawa aksen Jepang dan Amerika ke dalam satu karya. Tidak ada kata lain yang lebih tepat selain sempurna.

6. Cries and Whispers.

Merah dan putih merupakan warna yang sangat penting di dalam film Ingmar Bergman satu ini. Tangis dan bisik yang selalu disampaikan oleh setiap karakter hanya membuatpenulis semakin berpikir bahwa relasi manusia di ujung maut pun begitu rumit.

Cries and Whispers merupakan film period drama asal Swedia pada tahun 1972. Mengambil plot inti di antara kehidupan tiga saudara perempuan dan satuasisten rumah tangga di dalam mansion yang beraksen merah darah.

Ingmar Bergman mengangkat isu komunikasi manusia melalui masa lalu, simbol, warna dan kematian di Cries and Whispers.

Semoga enam film rekomendasipenulis dapat kamu masukkan ke dalam watchlist atau langsung kamu cari. Selamat menonton!

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags