1. Home
  2. ยป
  3. Creator
29 Maret 2020 13:08

Apakah virus Corona akan mengubah bisnis bioskop di Amerika?

Banyak hal di dunia yang tadinya stabil dan mapan berjalan kini mendadak berantakan dan berubah dari kebiasaan akibat pandemi COVID-19. Harry Rezqiano

Coronavirus alias COVID-19 masih jadi trending topic di bulan Maret 2020 ini dan masih dalam konotasi citra buruk. Rasanya sejak bulan Maret dimulai, setiap hari ada saja headline berita yang bernuansa negatif dan diakibatkan oleh pandemi virus ini. Kondisi kekacauan sosial memang masih dalam taraf terkendali, namun jika virus ini tidak segera menghilang dari dunia maka efek kerusakan ekonomi, sosial dan budaya sepertinya akan lebih parah dari semua prediksi.

Di Amerika Serikat, salah satu sentra ekonomi yang terhantam telak adalah industri perfilman, lebih spesifik di bisnis teater/bioskop. Karena adanya kebijakan #DirumahAja seperti di Indonesia, orang-orang di Amerika Serikat kini dihimbau untuk tidak berkeliaran di luar dan mengisolasi diri di dalam rumah masing-masing.


Segala aktivitas luar ruangan harus dilakukan di dalam ruangan/rumah saja atauWork From Home(WFH). Belajar di sekolah diganti dengan belajar dari rumah karena sekolah-sekolah masih ditutup untuk memutus rantai penyebaran virus Corona. Hal ini ikut berdampak ke tingkat kunjungan bioskop lokal yang kini terpaksa harus ditutup sementara untuk alasan sama.

Sebuah bioskop di Amerika (Sumber gambar: Cartoon Brew)

COVID-19 menyebabkan perubahan dramatis yang baru kali ini terjadi di industri perfilman, yakni mengubah jadwal rilis film bioskop untuk versi rumahan. Dari yang dulu berjarak beberapa bulan sejak rilis di bioskop menjadi sama dengan waktu pemutaran di bioskop.

Dengan kata lain, film bioskop dan versi rumahannya kini dilepas ke pasaran dalam waktu berdekatan. Sesuatu yang tentu saja belum pernah terjadi selama puluhan tahun terakhir. Dan hal ini dapat secara fundamental mengubah kebiasaan orang di Amerika dalam menonton film teatrikal jika kondisi dunia masih dicekam ketakutan karena Coronavirus.

(Sumber gambar: Food Republic)

Film animasi tiga dimensi keluaran Disney yang berjudul Onwardadalah contohnya. Film ini baru sekitar dua mingguan diputar di bioskop-bioskop Amerika Serikat (dan sepertinya di bioskop Indonesia juga?),namun sekarang tersedia dalam bentuk digital untuk dibeli dengan harga $ 19,99 dan segera menjadi konten terbaru channel streaming berbayar Disney, yaituDisney+mulai bulan depan atau April 2020.

Ini sebuah langkah baru yang belum pernah dilakukan Disney sebelum wabah Coronavirus melanda. Biasanya film bioskop mereka baru akan tersedia dalam bentuk digital lebih dari tiga bulan setelah film tersebut turun dari layar bioskop. Tapi kebiasaan itu saat ini diabaikan demi dapat meraih profit berhubung bioskop kini tidak bisa diandalkan sebagai sumber pemasukan karena efek Social Distancingdan Work from Homeakibat COVID-19 yang merajalela.

Studio film lain juga melakukan hal serupa. Universal Studios bahkan mengambil langkah lebih ekstrem, yaitu dengan merilis versi bioskop dan rumahan di hari yang sama. Hal itu untuk mengantisipasi anjloknya penjualan tiket dari bioskop. Mereka akan mulai dengan film Trolls World Tourpada tanggal 10 April nanti.

Sony Pictures melakukan hal serupa untuk film Bloodshot yang baru rilis 24 Maret yang segera mendapatkan versi digital untuk di-download. Begitu pula Warner Bros. dengan film Harley Quinn: Birds of Preyyang sebenarnya potensial meraih pendapatan besar seandainya diputar di bioskop-bioskop Cina saat rilis perdana Februari kemarin.

Apakah praktik 'rilis berbarengan antara versi bioskop dengan versi rumahan/digital' akan terus berlangsung walau badai Coronavirus berlalu nanti?

Sedikit sulit diprediksi. Namun kebiasaan manusia cenderung mau enaknya saja. Jika film bioskop juga tersedia di waktu bersamaan untuk ditonton di rumah, pasti ada sebagian penonton yang memilih nonton di rumah saja walau tidak ada ancaman wabah virus di luar sana. Istilahnya 'mager' alias malas gerak dari sofa nyaman di depan televisi rumah.

Memang secara umum lebih enak nonton film di bioskop dengan layar super gede dan tata suara menggelegar (sesuatu yang tidak semua rumah bisa miliki). Tapi kenyamanan nonton di rumah (bisa pause, pergi ke toilet, ke dapur bikin minum atau masak kentang goreng / popcorn sendiri) tetap saja sebuah faktor yang bisa membuat orang memilih nonton di rumah ketimbang di bioskop, jika film yang diputar di bioskop juga tersedia untuk di rumah pada waktu berbarengan.

(Sumber gambar: PPCorn)

Dan itu bisa mengubah wajah bisnis bioskop ke arah yang mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin kelak bioskop akan mengalami nasib seperti warnet/cyber caf internet atau arcade center video games,perlahan-lahan memudar dan jadi bagian sejarah industri hiburan.

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags