1. Home
  2. ยป
  3. Creator
21 Agustus 2019 12:55

5 Tradisi unik masyarakat Papua yang jarang diketahui

Mengenal lebih dekat masyarakat Papua melalui lima tradisi unik yang mereka lakukan sejak bertahun-tahun lalu. DwiS
Foto: https://www.pegipegi.com/travel/4-tradisi-unik-di-papua-yang-jarang-kamu-ketahui/

Papua. Pulau terbesar di Indonesia yang terletak paling timur dari wilayah Nusantara ini kaya akan sumber daya alam. Papua tidak hanya terkenal dengan burung khas Cendrawasih atau objek wisatanya yang indah seperti di Raja Ampat, Taman Nasional Wasur yang didominasi sabana, serta Taman Nasional Lorentz yang di dalamnya masih banyak tanaman asli, hewan, dan juga budaya yang menjadi terbesar di Asia Tenggara. Papua yang merupakan pulau terbesar kedua di dunia (setelah Pulau Greenland di Denmark) ini juga memiliki ratusan suku dengan lebih dari dua ratus bahasa daerah. Suku-suku tersebut seperti suku Asmat, Amungme, Huli, Bauzi, Muyu, Korowai, Dani, dan banyak lagi.


Nah, dari banyaknya suku yang mendiami wilayah Papua, saudara-saudara kita di sana memiliki banyak tradisi unik yang mungkin belum pernah kalian dengar sebelumnya. Beberapa tradisi unik dan menarik yang dimiliki masyarakat Papua antara lain sebagai berikut.

1. Injak Piring (Mansorandak).

Tamu yang berkunjung melakukan tradisi Mansorandak (foto: http://www.tabloidjubi.com/16/2016/02/11/mansorandak-tradisi-injak-piring/)

Suku Biak di Teluk Doreri, Manokwari, Papua Barat melakukan tradisi Injak Piring bertujuan untuk menyambut kerabat mereka yang telah kembali dari perantauan. Dalam tradisi ini, sang perantau akan mandi kembang di atas piring adat, kemudian masuk ke sebuah ruangan bersama keluarga besar dan dia akan mengitari sembilan piring adat sebanyak sembilan kali. Kenapa sembilan? Karena melambangkan sembilan marga suku Doreri di Manukwari.

Setelah itu, sang perantau akan menginjak replika buaya yang jadi lambang cobaan dan tantangan dalam hidup, diakhiri dengan makan bersama. Tradisi ini disebut Mansorandak, sebagai ucapan rasa syukur atas kepulangan anggota keluarga sekaligus untuk membersihkannya dari roh-roh jahat selama di perantauan.

Namun, kini masyarakat Suku Biak melakukan Mansorandak dengan menyiramkan air kepada sang perantau yang telah kembali sebelum memasuki rumah, tidak dengan mengitari sembilan piring.

Tidak hanya momen menyambut kerabat yang pulang dari perantauan, tradisi Injak Piring ini juga dilakukan saat menyambut tamu negara yang berkunjung ke Manokwari. Para tamu akan melakukan tradisi Injak Piring ini secara simbolis sebagai bentuk rasa syukur masyarakat di sana atas kunjungan mereka.

2. Bakar Batu (Barapen).

Tradisi Barapen sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan (foto: https://www.infobudaya.net/2017/12/tradisi-unik-di-papua/)

Tradisi unik lain yang dilakukan masyarakat Papua adalah Bakar Batu yang disebut Barapen. Barapen adalah sebutan untuk yang di kota, ada juga nama lainnya pada masing-masing daerah. Barapen ini sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan, tapi bisa juga dilakukan saat upacara kematian. Tradisi ini merupakan salah satu budaya tertua di sana.

Jadi, dalam tradisi Bakar Batu ini masyarakat di sana akan membuat sebuah lubang dan menutupinya dengan daun-daun pisang. Di atasnya, mereka akan menyusun batu-batu yang sudah bersih dan berukuran lebih besar paling bawah, kemudian kayu bakar di atasnya, dan ditutup dengan batu-batu berukuran kecil. Setelah itu, mereka membakar susunan batu-batu tersebut sampai panas, barulah menaruh makanan berjumlah banyak untuk dimasak di atasnya. Makanan tersebut dapat berupa daging babi, ubi, sayuran, dan sebagainya. Setelah matang, mereka pun menyantapnya bersama-sama ditemani kopi pahit. Wah, seru ya kalau bisa ikutan? Pastinya tradisi seperti itu akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang semakin erat sesama warga Papua.

3. Potong jari (Iki Palek).

Masyarakat suku Dani akan memotong jari tangan jika ada keluarga mereka yang meninggal dunia. (foto:https://www.infobudaya.net/2017/12/tradisi-unik-di-papua/)

Hah? Potong jari? Iya, guys. Jadi, jika ada anggota keluarga yang meninggal, masyarakat di sana akan memotong jari tangan mereka. Memang terkesan ekstrem sih, tapi itu mereka lakukan sebagai simbol kesedihan sekaligus untuk menjauhkan datangnya petaka lagi yang menyebabkan kematian. Suku Dani di Lembah Baliem, Papua melakukan tradisi potong jari ini setelah acara pemakaman selesai, menggunakan parang atau pisau.

Cara lainnya, keluarga yang ditnggalkan tersebut akan menggigit ruas jari mereka hingga terputus. Jari yang dipotong harus sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang meninggal tersebut.

4. Ararem.

Rombongan calon pengantin pria melakukan tradisi Ararem (foto: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tradisi_Ararem)

Suku Biak di Papua melakukan tradisi Ararem saat acara pernikahan warganya. Jadi, keluarga besar calon mempelai pria mengantarkan mas kawin ke rumah keluarga calon pengantin wanita dengan berjalan kaki membawa guci, piring-piring adat, dan lain-lain sebagai seserahan.

Rombongan keluarga besar calon mempelai pria akan berjalan kaki membawa seserahan dengan iringan tarian dan nyanyian seperti lagu-lagu nasional Indonesia sambil mengibarkan bendera Merah Putih. Wow, unik ya, guys?

5. Tato.

Masyarakat Papua Barat terutama suku Meyakh dan Moi melakukan tradisi membuat tato pada tubuh mereka. Tato tersebut bermotif garis dan titik-titik melingkar menyerupai segitiga kerucut atau tridiagonal yang berbaris vertikal dan horizontal.

Masyarakat di sana mencelupkan tulang ikan atau duri pohon sagu ke dalam getah pohon langsat atau campuran arang halus di dalam proses pembuatan tato tersebut.

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags