1. Home
  2. ยป
  3. Creator
20 Oktober 2019 13:16

13 Jenis penyakit autoimun, gejala, dan cara pencegahannya

Terdapat banyak jenis penyakit autoimun dengan masing-masing ciri khasnya. DwiS
Foto: pixabay/Parentingupstream

Kamu tentu sering dengar nama penyakit autoimun, kan? Tapi tidak semua tahu, apa sih sebenarnya penyakit autoimun itu? Bagaimana mengetahui kalau tubuhmu sedang terserang penyakit ini? Faktor apa yang bisa memicu dan bagaimana melakukan pencegahan?

Banyak sekali pertanyaan di benakmu tentang penyakit ini.Tenang, biar gakpenasaran terus, di sini akan dijelaskan tentang apa itu autoimun, faktor pemicu, gejala, jenis, juga cara pencegahannya.


Autoimun adalah kondisi tidak normal di mana sistem imun menyerang sel-sel dalam tubuh yang dianggapnya zat asing. Padahal normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk melawan zat asing yang masuk ke tubuh seperti virus dan bakteri. Tapi pada orang yang terkena autoimun justru mengalami kebalikannya.

Belum ada obat yang benar-benar ampuh menyembuhkan penyakit ini. Tapi, dengan penanganan yang cepat juga tepat, dokter dapat memberikan resep obat untuk mengontrol sehingga tidak bertambah parah dan mengurangi rasa sakit akibat penyakit autoimun.

Autoimun ada yang menyerang satu organ saja, ada juga yang menyerang seluruh organ dalam tubuh. Jika dibiarkan semakin parah bisa mengakibatkan kematian.

Apa yang menyebabkan terjadinya autoimun pada seseorang belum diketahui pasti. Tetapi ada faktor-faktor yang sanggup meningkatkan risiko terserang penyakit ini, seperti berikut ini.

1. Genetik.

Jika orang tua mengidap autoimun, besar kemungkinan sang anak akan terkena walaupun penyakitnya tidak persis sama.

2. Lingkungan.

Faktor lingkungan bisa mendukung terjadinya autoimun atau membuatnya semakin parah. Seperti terpapar bahan kimia seperti merkuri, asbes, emas, perak. Infeksi dari bakteri dan virus, pola hidup yang tidak sehat, serta terkena cahaya matahari juga bisa menjadi penyebabnya.

3. Hormon.

Perubahan hormon yang terjadi pada seseorang bisa menimbulkan autoimun. Contohnya wanita hamil dan setelah melahirkan, atau pada masa lanjut usia.

4. Jenis kelamin.

Dibanding pria, autoimun lebih banyak menyerang wanita, terutama ibu hamil.

5. Etnis.

Di dunia, terdapat etnis-etnis tertentu yang penduduknya banyak mengalami autoimun seperti pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin yang terserang penyakit lupus, sedangkan orang Eropa rentan terhadap diabetes tipe 1.

Gejala autoimun tidak begitu kentara dan mirip dengan penyakit-penyakit lainnya. Perkembangannya pun bertahap sehingga banyak orang yang tidak menyadari jika sedang terkena. Namun, gejala umum dan awal masih bisa tampak dan dirasakan seperti fatigue atau rasa lelah yang parah dan lama, demam ringan, nyeri seperti tertusus-tusuk, otot terasa pegal, sariawan, kerontokan pada rambut, rasa kesemutan di kaki dan tangan, muncul ruam di kulit, brain fog yang mengakibatkan sering tidak fokus bahkan hilang memori sesaat. Gejala parah dapat muncul mendadak (flare) yang bisa diakibatkan oleh faktor stres dan terpapar cahaya matahari.

Terdapat sekitar 80 jenis penyakit autoimun, beberapa di antaranya sebagai berikut.

1. Lupus.

Penyakit ini terjadi jika autoimun menyerang seluruh organ dan jaringan tubuh seperti sel darah, sendi, paru-paru, ginjal dan saraf. Ada beberapa gejala seseorang terkena lupus, seperti nyeri pada sendi, tampak pucat, lelah, sariawan, sakit kepala, peka terhadap cahaya matahari, rasa nyeri di dada, tungkai bengkak, sesak napas, perdarahan, muncul ruam dan kulit sensitif, kejang. Kalau semakin parah bisa merusak seluruh organ tubuh.

2. Psoriasis.

Psoriasis terjadi karena sel kulit baru tumbuh dengan sangat cepat lalu menumpuk di permukaan kulit. Seseorang yang terkena penyakit psoriasis ditandai dengan kulit bersisik seperti bercak, tampak merah dan tebal.

3. Graves.

Tanda jika terserang penyakit ini seperti merasa gelisah, jantung terasa berdebar-debar, badan jadi kurusan, rambut mengalami kerontokan, mata tampak menonjol dan terjadi gangguan penglihatan.

4. Multiple sclerosis.

Lapisan pelindung sekitar saraf terserang hingga terjadi kerusakan akibat penyakit multiple sclerosis. Dampaknya pada sumsum tulang belakang dan otak. Gejalanya seperti otot tegang, kelelahan, lemah, mati rasa, nyeri, kebutaan, koordinasi tubuh mengalami penurunan, hingga kelumpuhan.

5. Tiroiditis hashimoto.

Penyakit Tiroiditis hashimoto ditandai dengan gejala di antaranya mengalami depresi, sembelit, lelah, berat badan naik, kulit kering dan sensitif saat udara dingin.

6. Sindrom Guillain-Barre.

Seseorang yang mengalami penyakit ini sering merasa lelah hingga mengalami kelumpuhan.

7. Myasthenia gravis.

Ditandai dengan meningkatnya rasa lelah selama beraktivitas.

8. Rheumatoid arthritis.

Gejalanya berupa rasa nyeri, adanya peradangan, dan terjadi pembengkakan pada sendi. Biasanya bagian jari tangan yang sering merasakan kaku dan nyeri pada pagi hari. Jika tak segera diatasi akan menimbulkan cacat sendi permanen.

9. Kolitis ulseratif dan Crohns disease.

Gejala penyakit ini seperti demam, berat badan menurun, diare, BAB disertai darah dan nyeri pada perut.

10. Ankylosing spondilitis.

Penyakit ini lebih menyerang pria muda dengan gejala sakit di pinggang pada pagi hari dan akan reda setelah beraktivitas. Jika dibiarkan akan menyulitkan pergerakan tubuh seperti membungkuk.

11. Sjorgen syndroma.

Seseorang terkena sjorgen syndroma jika memiliki gejala seperti nyeri pada sendi, merasa lemas, mulut dan mata terasa kering. Kalau tidak segera melakukan tindakan penanganan, bisa merusak gigi, mata, bahkan ginjal dan paru.

12. Skleroderma.

Ciri dari penyakit ini seperti terjadinya penebalan pada kulit, terasa keras, tampak mengkilat dan kencang, warna kulit berubah pada cuaca dingin. Jangan biarkan penyakit ini semakin parah yang berakibat organ tubuh gagal menjalankan fungsinya.

13. Diabetes mellitus tipe 1.

Penyakit ini timbul akibat antibodi menyerang sel yang menghasilkan insulin. Insulin merupakan hormon yang berfungsi mengendalikan kadar gula darah pada pankreas. Tanpa insulin, kadar gula darah meningkat yang dapat berpengaruh terhadap ginjal, penglihatan, gusi, dan saraf.

Apakah kamu merasakan beberapa gejala di atas? Kalau iya, kemungkinan kamu terkena autoimun. Segera lakukan pencegahan agar penyakit ini tidak semakin parah. Konsultasi ke dokter untuk penanganan yang tepat. Jangan lupa untuk melakukan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan hindari stres.

Bagaimana cara mencegah terjadinya autoimun?

Walaupun penyebab pasti dari penyakit autoimun belum diketahui, setidaknya ada beberapa cara untuk melakukan pencegahan dilansir dari hellosehat.com, antara lain:

1. Jangan merokok

2. Hindari obesitas dengan menjaga berat badan ideal

3. Cegah infeksi akibat virus dan bakteri sejak dini

4. Kadar vitamin D di darah harus dijaga supaya tetap normal

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags