1. Home
  2. ยป
  3. Creator
27 September 2019 09:40

10 Etiket ini penting diperhatikan saat berada di Jepang

Setiap negara punya kultur berbeda. Kebiasaan di satu negara tak bisa disamakan dengan negara lain. Harry Rezqiano

Mungkin kamu sudah merencanakan sejak lama, menabung, dan bekerja keras dengan tujuan untuk bisa menginjak tanah suci penggemar manga/komik, anime/animasi dan video games alias negara Jepang. Setelah beberapa waktu berlalu, kamu sudah siap mengepak tas travel dan mewujudkan impian mengunjungi berbagai spot keren Jepang yang selama ini hanya bisa dinikmati lewat internet. Yes! Akhirnya! Apalagi di tahun 2020 ada Olimpiade Musim Panas di Tokyo, Jepang. Sambil mengunjungi negara impian bisa sekalian menyaksikan event olahraga terbesar. Bakal seru pastinya.


(Sumber gambar: International Business Times)

Tapi jangan lupa, Jepang juga sebuah negara yang memiiki kultur berbeda dari negara lain; termasuk negara kita Indonesia. Beberapa hal lazim di sini akan jadi aneh saat dilakukan di sana. Bahkan bahan makanan yang kita anggap normal saja bisa sangat berbeda di mata mereka. Contoh mudahnya adalah sayur kangkung; yang buat orang di Jepang biasa dianggap hama/gulma untuk barikade melawan banjir atau tsunami di garis pantai.

Aneh? Ya enggak. Saat teman kami di prefektur Hamamatsu memasak tumis kangkung dan dicobain oleh tetangganya, mereka heran saat diberi tahu kalau sayur yang dimasak adalah kangkung.

Juga soal do/dont alias boleh/tidak boleh. Jepang memiliki etiket-etiket yang turis harus perhatikan dan jalankan jika tidak ingin menyinggung warga lokal. Etiket ini penting. Lihat saja seperti di Candi Borobudur di mana pengunjung harus mengenakan pakaian sopan saat akan menaiki bangunan candi. Itu etiket lokal. Jepang memiliki hal ini juga sehingga turis yang datang harus mengetahuinya sejak dini.

Seperti apa saja etiket untuk turis selama di Jepang?

1. Berpakaian rapi tidak neko-neko.

(Sumber gambar: The Business Times)

Turis seperti di Bali sering terlihat berpakaian seenaknya di lokasi yang sebenarnya mengharuskan berpakaian formal. Pakai bikini saat antre di ATM? Mungkin dirasa wajar kalau ATM-nya dekat pantai. Tapi intinya jika sedang berada di Jepang sebaiknya berpakaian yang sesuai. Warga Jepang, terutama yang berada di kota besar, memiliki sense of fashion tinggi. Formal saat bekerja, upbeat saat bersenang-senang. Usahakan jangan kelihatan sebagai backpacker saat sedang di lingkungan perkotaan karena akan mencolok. Kecuali kamu suka jadi pusat perhatian untuk alasan yang salah.

2. Buka sepatu. Gunakan sandal saat di tempat yang melarang penggunaan alas kaki selain sandal.

(Sumber gambar: Just Japan Stuff)

Berbeda dengan orang dari negara seperti Amerika yang mengenakan sepatu bahkan di dalam rumah, di Jepang orang memakai sandal. Sepertinya ini tidak sulit dipraktikkan oleh kita orang Indonesia yang memiliki kebiasaan sama. Beberapa (termasuk saya) bahkan tidak mengenakan alas kaki di dalam rumah. Tapi saya juga tahu ada yang lebih nyaman memakainya saat berada di rumahnya sendiri. Di Jepang, melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal tidak hanya berlaku di rumah kediaman, namun juga bisa di lokasi lain seperti Onsen/pemandian, kuil, dan bahkan restoran tertentu.

3. Pelajari soal aturan etiket di Onsen alias pemandian.

(Sumber gambar: Contented Traveller)

Jepang punya kultur mandi bareng yang pastinya sangat asing buat banyak orang dari kultur luar Jepang. Onsen adalah lokasi untuk itu. Jangan bayangkan unsur seksualitas di kultur mandi bareng ini karena tujuan skinship-nya bukan untuk seks, tapi fellowship alias kebersamaan. Etiket saat berada di Onsen perlu dijalankan oleh siapapun; baik warga lokal dan apalagi oleh turis yang ingin merasakan serunya kultur ini.

4. Jika kamu punya tattoo, sebaiknya selalu ditutupi.

(Sumber gambar: Wallpaper Access)

Tattoomungkin dirasa keren buat mereka yang memilikinya. Tapi di Jepang, stigma yang berlaku adalah kalau pemiliki tattoo pasti terafiliasi atau berhubungan dengan (organisasi) kejahatan atau Yakuza. Sehingga perlakuan ke pemilik tattoo biasanya tidak nyaman. Onsen reguler juga sering tidak menerima tamu yang memiliki tattoo. Jadi jika kamu punya tattoo, ketahuilah kalau kamu akan mengalami sedikit kesulitan saat berada di Jepang.

5. Membungkuk adalah sama normalnya dengan bersalaman tangan.

(Sumber gambar: Duncan Sensei)

Mungkin hanya Jepang yang masih menjalankan etiket sopan santun dengan membungkukkan badan di berbagai kesempatan. Tidak perlu terlalu dalam saat melakukannya karena warga lokal mengerti kalau membungkuk hormat tidak terbiasa dilakukan oleh warga kultur lain sebagai etiket. Jika kesulitan atau sakit punggung saat melakukannya, ulurkan tangan untuk bersalaman juga tidak melanggar etiket kesopanan saat di Jepang.

6. Antre!

(Sumber gambar: Khmer Times)

Etiket yang belum juga jadi budaya di Indonesia ini adalah hal mendarah daging di Jepang. Bahkan dalam kondisi recovery pasca bencana alam sekalipun, warga di Jepang masih membudayakan antre. Jadi kalau kamu terbiasa menyerobot antrean di mini market Indonesia misalnya; jangan coba lakukan hal itu di Jepang kalau tidak ingin ditatap dengan sinis dan jijik. Mengantre adalah etiket standar di sana. Mulai dari antri naik KRL, belanja, dan kegiatan apapun yang mengharuskan seseorang berdiri dalam barisan menunggu giliran.

7. Patuhi semua dan segala rambu dan tanda bahaya yang ada.

(Sumber gambar: YouTube)

Akan sulit menemukan orang nyelonong menyeberang jalan saat tanda boleh menyeberang belum menyala di Jepang. Etiket ini selain mencegah kecelakaan juga menunjukkan sebuah jiwa yang peduli pada situasi. Kamu juga akan sulit menemukan mobil dan kendaraan lain yang parkir di area tanda P coret berada. Pernah lihat dong video orang rame-rame menyeberang persimpangan padat di Shibuya? Seperti itulah contoh mematuhi rambu di Jepang. Warga asing harus mengikutinya juga jika ingin nyaman selama berada di sana.

https://www.youtube.com/watch?v=7f7MvEzBeDk

8. Simpan sampah kamu sampai menemukan lokasi pembuangan.

(Sumber gambar: Soranews 24)

Jepang negara relatif bersih namun kamu akan menyadari kalau tempat/bak sampah sangat sedikit di sana. Paling mungkin kamu akan menemukan satu dekat vending machine; itu pun karena merupakan bagian dari mesin itu sendiri. Jadi bagaimana bisa mereka tetap menjaga kebersihan kota? Karena mereka terbiasa menyimpan sampah yang dihasilkan sampai menemukan tempat sampah. Tidak seperti kultur Indonesia yang dengan mudah membuang sampah di mana saja. Jangan lakukan hal itu selama di Jepang karena etiket mereka berbeda dengan Indonesia yang permisif soal membuang sampah.

9. Tidak perlu memberikan tips saat makan di restoran.

(Sumber gambar: Ikinade Nippon)

Ini bakal disukai mereka yang pelit namun pada dasarnya memang memberikan tips saat selesai makan di restoran, namun tidak berlaku di Jepang. Bahkan kalau kamu meninggalkan uang tips di atas meja saat meninggalkan restoran, mungkin kamu akan dikejar dan uang tadi dikembalikan ke tanganmu. Kecuali lokasi tertentu yang memang dengan senang hati menerima tips pengunjung (seperti maid cafe), pada umumnya lokasi bisnis di Jepang tidak mewajibkan tamu memberikan tips apa pun.

10. Tuangkan minuman ke orang lain sebelum melakukannya ke gelas sendiri.

(Sumber gambar: Japan Info)

Etiket ini terutama berlaku untuk mereka yang sedang bersama orang level tinggi seperti bos atau Senior/Senpai. Biasakan untuk menuangkan minuman (biasanya berupa minuman beralkohol seperti bir atau sake) ke gelas mereka yang memiliki level tinggi lebih dulu sebelum ke gelas sendiri. Biasanya orang level tinggi akan membalas dengan menuangkan minuman ke gelas bawahan mereka pula. Etket ini sudah berlaku ratusan tahun dan masih berlaku hingga hari ini di Jepang.

https://youtu.be/ruh0TJJopn8?t=165

Di Indonesia ada pepatah Sumatera Barat yang berbunyi Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjungyang tentu saja bermakna baik untuk diterapkan. Etiket dan budaya lokal harus dipahami dan dihormati oleh pendatang agar semua pihak merasa nyaman. Jadi jika kamu berada di negara seperti Jepang, jangan sampai mengabaikan etiket yang berlaku di sana ya!

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags