Brilio.net - Kehadiran anak selalu membawa banyak kebahagiaan di keluarga. Dalam Islam, anak adalah amanah. Demi menjaga amanah dari Allah, orang tua harus berusaha mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh. Anak juga merupakan 'tabungan pahala' bagi orangtuanya kelak. Sebab, doa anak sholeh merupakan salah satu amalan yang tidak akan terputus pahalanya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi bersabda: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh."

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Mereka juga menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang sholeh dan berbakti. Itu sebabnya orangtua berusaha mendidik anak sebaik yang mereka bisa. Meski demikian, perkara mendidik anak tidak bisa dikatakan mudah. Banyak orangtua merasa gelisah dan khawatir dengan perkembangan anak-anaknya. Mereka takut jika langkah yang mereka ambil saat membesarkan sang buah hati ternyata salah.

Terkait cara mendidik anak secara Islami, Nabi Muhammad memberikan banyak keteladanan yang bisa dicontoh. Nah berikut 13 cara mendidik anak secara Islami, sesuai tuntunan Nabi yang telah dirangkum oleh brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (7/11).

1. Memberikan nama yang baik

Sebelum berpikir bagaimana cara mendidik anak, mulailah dengan memilih nama yang baik baginya. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan nama. Selain agar anak memiliki panggilan, nama juga merupakan doa dan harapan untuk anak. Dalam suatu hadits, diceritakan bahwa Nabi pernah mengganti nama Hazan, yang berarti kesedihan menjadi Sahal yang berarti kemudahan.

Masih berkaitan dengan nama, Nabi juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad "Sesungguhnya kalian akan dipanggil nanti pada Hari Kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka, perbaguslah nama-nama kalian."

2. Berlaku adil dan tidak membeda-bedakan sesama anak

Berlaku adil kepada sesama anak, adalah salah satu hal penting dalam mendidik anak. Jangan membeda-bedakan anak baik dari jenis kelaminnya atau bakatnya. Sebab setiap anak memiliki keistimewaan dan rezekinya masing-masing.
Di masa jahiliyah, anak perempuan dianggap aib bagi keluarga. Bahkan sampai ada kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Namun ketika Islam datang, adat yang keji itu akhirnya hilang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: "Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adil lah kamu diantara anak-anakmu.”

3. Memberikan kasih sayang

Aqra’ bin Habis, pemuka Bani Tamim mengaku, “Demi Allah, aku mempunyai 10 orang anak, tetapi tak satu pun kuciumi di antara mereka.” Nabi pun memandangnya dan berkata, “Barang siapa yang tidak mengasihi, ia tidak akan dikasihi.

4. Tidak memisahkan anak dari ibunya

Ibu punya ikatan batin yang kuat dengan anak. Melalui sosok seorang ibu lah, anak mendapatkan pendidikan pertamanya. Jadi jangan pisahkan keduanya. Dalam suatu hadits Abu Ayyub mengatakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda "Barang siapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, niscaya Allah akan memisahkan antara dia dan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat."

5. Memperhatikan dengan siapa anak berteman

Sebagai orang tua, sebaiknya perhatikanlah dengan siapa anak berteman. Lingkungan pertemanannya akan mempengaruhi sikap anak. Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api."

6. Senantiasa mendoakan anak

Tidak hanya anak saja yang punya kewajiban untuk mendoakan orang tua. Namun orang tua juga harus senantiasa mendoakan anak. Sebab salah satu doa yang diijabah oleh Allah adalah doa orang tua kepada anaknya. Sertakanlah doa sebagaimana dalam surat Al Furqan ayat 74 yang artinya: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa."

7. Kenalkan anak dengan Allah

Mengenalkan anak kepada Tuhannya adalah hal yang sangat penting. Sejak kecil, anak harus diajarkan mengenai tauhid. Namun sampaikanlah dengan penjelasan yang dapat diterima oleh anak. Dalam surah Luqman ayat 13, dijelaskan mengenai pelajaran apa yang Luqman sampaikan pada anaknya, yang artinya "Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku. Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar."

Mulailah dengan mengajarkan anak bersyahadat sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Rasulllah bersabda "Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat 'lailaha illaallah' Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah 'lailaha illaallah'. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya 'lailaha illaallah' kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apapun, tidak akan ditanyakan kepadanya."

8. Ajak anak untuk berdiskusi

Salah satu bentuk orang tua yang menghargai anaknya adalah dengan mendengarkan pendapatnya. Cobalah mendengarkan anak dan ajak mereka berdiskusi. Hal ini telah dijelaskan dalam Al Quran surah As Shafaat ayat 102 yang artinya: "Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah) kepadamu Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

9. Perintahkan anak untuk sholat

Setelah mengenalkan anak kepada Tuhannya, ajarkan juga mereka untuk beribadah, salah satunya sholat. Biasakan anak sejak dini tentang cara berwudlu, gerakan sholat, dan bacaannya. Rasulullah bersabda: "Perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)".

10. Hukuman bagi anak

Sebagimana hadits yang diuraikan diatas, tentang perintah sholat dan memukul anak, ada perlu diperhatikan dalam hadits ini adalah arti 'pukullah'. Mayoritas ulama menafsirkan kata 'pukullah' ini bisa dengan arti yang lain, memarahi anak atau menegurnya pun sudah dikategorikan 'pukullah'.

Selain itu ada yang menafsirkan bahwa 'pukullah' disini adalah bentuk tindakan orangtua membuat anaknya jera dan tidak mengulangi kesalahannya. Jadi hukuman yang diberikan kepada anak, sebaiknya tidak bersifat menyakiti dan dengan tujuan agar anak menyadari kesalahannya, lalu memperbaiki diri.

11. Memisahkan tempat tidur anak

Seperti hadist yang diuraikan di atas, orangtua sebaiknya memisahkan tempat tidur anak di usia 10 tahun. Sebab di usia tersebut anak mulai memasuki masa pubertas dan mendekati usia baligh.

12. Mengajarkan anak untuk menutup aurat

Rasulullah juga mengajarkan anak-anak dan keluarga untuk menggunakan pakaian yang disyariatkan oleh Islam. Misalnya seperti menyuruh anak perempuan dan wanita di keluarganya untuk menutup aurat. Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah menegur Asma' dan bersabda "Hai Asma', seseungguhnya wanita apabila sudah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini" Rasulullah menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya.

13. Memperhatikan pendidikan anak

Setiap orangtua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak. Mulai dari pendidikan, karakter anak pun akan terbentuk. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan ilmu dan mampu menerapkannya dalam kehidupan. Nabi pernah bersabda: "Hormatilah anak-anakmu dan perhatikan pendidikan mereka, karena anak-anakmu adalah karunia dari Allah kepadamu."

mgg/Deta Jauda