Brilio.net - Banyuwangi dikenal dengan berbagai pagelaran acara lokal dan internasional yang meriah. Seperti agenda balap sepeda Tour de Indonesia yang baru-baru ini digelar di kota dengan julukan The Sunrise of Java tersebut.

Masyarakat Banyuwangi menyambut meriah acara yang berlangsung dalam lima etape dengan jarak 825,4 KM melalui kota di Jawa dan Bali ini. Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari pun mengapresiasi dan menyebut Banyuwangi sebagai kota balap sepeda di Indonesia.

Pebalap dari 20 negara menyusuri etape keempat dengan rute sepanjang 147,3 KM dan memulai start dari kota Jember menuju Paltuding, Gunung Ijen Banyuwangi, pada Kamis (22/8) lalu. Sepanjang rute para pebalap disambut antusiasme masyarakat Banyuwangi. Berbagai hiburan seni dan tradisi lokal pun disuguhkan untuk menyambut para pebalap.

"Kami senang animo masyarakat sangat positif menyambut para pebalap. Ini menjadi kekhasan Banyuwangi," ungkap Raja Sapta Oktohari.

Selain sambutan hangat dari masyarakat Banyuwangi, di etape keempat Tour de Indonesia ini para pebalap juga akan menghadapi tanjakan menuju Ijen. Tidak main-main, tanjakan satu ini dikenal sangat curam dengan kemiringan 45 derajat. Tak heran jika etape ini jadi ajang pembuktian bagi para raja tanjakan untuk menunjukkan kemampuannya.

"Tanjakan Ijen ini sudah terkenal jadi level tertinggi dan tersulit di balap sepeda Indonesia yang biasa disebut horse class (HC), track ini bahkan dapat pujian dari tim commisaire. Tentunya ini akan menjadi penilaian positif bagi kompetisi balap sepeda Indonesia di dunia internasional," jelas Raja Sapta Oktohari.

tanjakkan Ijen © 2019 Istimewa

foto: liputan6.com

Meski begitu, rute menuju Ijen ini bukan hal asing bagi sebagian pebalap manca negara. Pasalnya, beberapa pebalap sudah pernah menjajal rute terekstrem di Asia ini karena ikut bergabung dalam kompetisi Internasional Tour De Banyuwangi Ijen yang rutin digelar Banyuwangi sejak 2012.

"Tidak salah jika kami juga menyebut Banyuwangi sebagai Kota Balap sepeda, Banyuwangi rutin menggelar kompetisi internasional. Dan hampir semua disiplin balap sepeda seperti road dan BMX ada di sini," tambah Raja Sapta Oktohari.

Tak hanya dari ketua ISSI, apresiasi juga datang dari Jacky Verdenet, President Commissaire Panel Tour d’Indonesia yang juga commisaire UCI (federasi balap sepeda internasional). Jacky mengaku terpukau dengan tanjakan ekstrem dan menantang yang dimiliki Indonesia.

"Saya biasa menangani Tour de France yang menurut saya tanjakannya sudah sulit, tapi ternyata di sini lebih berat lagi. Dan yang lebih mengagumkan lagi, sepanjang rute pemandangannya sangat indah. Saya kira pebalap Tour de France harus menjajal rute ini," kata Jacky.

Etape keempat ini dimenangkan oleh Meikel Eyob, dari Trengganu Cycling Team Malaysia yang sukses menaklukkan tanjakan terberat horse category menuju Gunung Ijen dengan catatan waktu 4 jam 16 menit. Sedangkan Raja Tanjakan (KOM) dimenangkan oleh Thomas Lebas asal Kinan Cycling Jepang yang juga merupakan salah satu pemenang International Tour de Banyuwangi Ijen tahun lalu.