Brilio.net - Bukanlah hal yang asing lagi ketika kita melihat fenomena diskriminasi yang dirasakan oleh para ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Kurangnya pemahaman masyarakat luas tentang penyakit ini, membuat penderita HIV sering dikucilkan.

Hal tersebut tentu pernah dirasakan juga oleh Radiaz Hages Triandha (34) atau yang biasa disapa dengan Hages. Ibu dua anak tersebut memang sudah terinfeksi HIV sejak tahun 2006 ketika tertular dari suami pertamanya.

True Story: Sedihnya penderita HIV Aids, dikucilkan di lingkungan

Hages yang sempat merasa bahwa dunianya sudah hancur kembali bersemangat ketika bertemu dengan pria yang kemudian menjadi suami keduanya. Dia juga sangat bahagia ketika tahu bahwa kedua anaknya negatif HIV.

Walaupun begitu masa-masa sulit pernah dilalui Hages. Mulai dari terapi ARV yang dilakukannya memiliki efek samping sangat menyakitkan hingga dikucilkan oleh teman-temannya. "Yang lebih sakit itu diskriminasinya bukan terapinya, kalau boleh memilih ya saya nggak ingin kena HIV," ujar Hages.

Hages bahkan sempat dimaki-maki dan dijauhi oleh temannya karena pernah merahasiakan penyakitnya tersebut. Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui bahwa HIV tidak menular lewat udara ataupun bersentuhan.

Bukan hanya itu, Hages juga sempat didiskriminasi oleh keluarganya sendiri. Semua peralatan makannya dibedakan dengan keluarga lainnya. Pasalnya, mereka takut tertular HIV Aids. Dia pun berinisiatif memberi pemahaman kepada keluarganya bila HIV tidak menular dengan berbagi alat makan.

Dari situlah Hages dan suaminya berinisiatif untuk mendirikan LSM yang diberi nama LSM Kuldesak. LSM yang resmi pada tahun 2013 tersebut telah berjasa besar bagi para ODHA lainnya dan tentunya masyarakat luas.