Brilio.net - Kamu yang tinggal di kota-kota besar dengan segudang aktivitas tentu tidak asing lagi dengan istilah macet. Ya, macet, mendengar kata ini mungkin akan membuatmu merasa bete sendiri. Belum lagi saat musim mudik tiba, macet semakin menjadi-jadi.

Macet saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Macet merupakan suatu keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang diakibatkan dari banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.

Macet sudah menjadi permasalahan global, tidak hanya di negara berkembang, saat ini di negara maju seperti Los Angles sekalipun sudah terkena dampak dari melonjaknya jumlah kendaraan.

Tapi paling nggak, sekarang kekhawatiran kamu soal macet sudah bisa teratasi. Lho, kok bisa?

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menemukan sebuah alat berfungsi untuk mengurangi kemacetan. Adalah Nilta Aniq, R Cahya Hidayat, Ja'far Madani dan Ilham Nur Ahmad menamai temuan mereka 'PROPALANTAS (Prototype Alat Bantu Pengatur Lampu Lalu Lintas Untuk Solusi Kemacetan Lebaran Berbasis Gesture Recognition)'.

Dipaparkan Nilta kepada brilio.net, Jumat (3/4), alasan dalam membuat alat tersebut adalah karena melihat dari kondisi sehari-hari bahwa macet sudah menjadi permasalahan utama. Saat terjadi kemacetan di persimpangan jalan misalnya, maka polisi lalu lintas diharuskan untuk turun ke jalan untuk mengatur arus lalu lintas.

Saat polisi lalu lintas turun ke jalan, lampu lalu lintas kemudian tidak difungsikan karena tidak akan sesuai untuk mengatur jumlah kendaraan. Bagi para pengendara, ketidakberfungsian lampu lalu lintas ini jelas bisa menjadi kendala. Apalagi jika kondisi cuaca mendung atau hujan, pengendara akan kesulitan dalam membaca gerakan polisi yang akan berdampak pada semakin parahnya kemacetan. Berdasarkan hal tersebut, PROPALANTAS dibuat untuk memudahkan kerja dari polisi lalu lintas dalam cuaca buruk dan mencegah kemacetan.

PROPALANTAS sendiri merupakan alat untuk mensinkronisasikan gerakan isyarat polisi lalu lintas dengan lampu lalu lintas secara real-time, sehingga pengguna jalan dapat mengendalikan kendaraannya dengan baik untuk mengurangi kemacetan, khususnya saat musim mudik. Jadi alat ini akan sangat membantu mengurangi kemacetan.

Alat ini memerlukan proses pembuatan selama 6 bulan. Dengan bantuan dosen pembimbing Triyogatama Wahyu Widodo, kelima mahasiswa jurusan Elektronika dan Instrumentasi UGM itu berharap alat ini dapat bermanfaat untuk masyarakat.

"Harapan ke depannya alat ini memang dapat berguna. Sehingga tujuan awal kami membuat ala tersebut dapat tercapai. Selain itu, harapan lainnya adalah adanya riset pengembangan alat biar semakin lebih baik lagi," ujar Nilta, selaku ketua tim.