Brilio.net - Kecelakaan yang terjadi pada 12 Februari 1997 itu seperti mimpi buruk bagi Sri Lestari (41). Kala itu, wanita kelahiran 10 Desember 1973 yang masih berusia 23 ini tengah mengantarkan seorang teman ke Prambanan. Namun naas kecelakaan menimpa keduanya, motor yang ditumpangi mereka terpelanting akibat bertabrakan dengan truk. Sri saat itu terpental hingga jatuh ke dalam selokan.

Begitu kerasnya kecelakaan yang menimpa Sri, tiga ruas tulang punggungnya hancur. Meski telah dilakukan operasi, dokter tak mampu menyelamatkannya dari kelumpuhan. Kini Sri Lestari adalah seorang paraplegia, atau penurunan motorik atau fungsi sensorik dari gerak tubuh.

"Pasca kecelakaan itu selama 10 tahun hanya terbaring di rumah, kebebasan saya hilang apalagi saya adalah anak dari keluarga nggak mampu, jadi nggak bisa beli kursi roda," ujarnya kepada brilio.net Rabu (3/6).

Sri Lestari, penderita paraplegia dengan semangat membara

Namun Tuhan menjawab doanya. Pada tahun 2007, dia menerima kursi roda dari UCP Wheels for Humanity, organisasi internasional yang mengadvokasi hak penyandang disabilitas di negara-negara berkembang yang berpusat di Yogyakarta.

Tak hanya menerima bantuan, setelah mampu melakukan aktivitas, Sri pun tergugah hatinya untuk menjadi relawan kemanusiaan. Dia membantu sekolah anak tuna netra dan para korban gempa yang menjadi penyandang disabilitas.

Untuk membantu memudahkan tugasnya tersebut Sri memodifikasi gerobak sedemikian rupa. Gerobak itulah yang saat ini menjadi kendaraan pribadinya. Gerobak itu dimodifikasi dengan motor roda dua sehingga bisa dikendarai Sri ke mana pun.

Sri Lestari, penderita paraplegia dengan semangat membara

"Jadi saya memang sengaja buat ada gerobaknya, nggak cuma motor roda tiga saja. Soalnya gerobak tersebut juga saya pakai buat mengangkut kursi roda saya," ujar Sri lagi.

Dengan motor tersebut, Sri berkeliling mengunjungi orang-orang difabel yang senasib dengannya. Dengan semangat dia memberi motivasi kepada mereka untuk tidak putus asa dan melanjutkan hidupnya. Dia juga telah resmi tergabung sebagai relawan UCP Wheels for Humanity. Tugasnya mendata para penderita paraplegia yang membutuhkan kursi roda secara gratis.

Sri Lestari, penderita paraplegia dengan semangat membara

"Ini adalah bagian dan upaya kita untuk memberi kebebasan mobilitas pertama bagi penyandang disabilitas," pungkasnya.