Brilio.net - Jika ditanyakan kepanjangan dari Pramuka, maka 99% anggota Pramuka pasti menjawab Praja Muda Karana. Pengetahuan itu sebenarnya tak salah. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata kata Pramuka awalnya bukan merupakan akronim dari Praja Muda Karana? Lalu bagaimana sejarahnya hingga kepanduan Indonesia disebut Pramuka?

Buku berjudul "SRI SULTAN, Hari-Hari Hamengku Buwono IX: Sebuah Presentasi Majalah TEMPO" yang terbit pertama 1988, pada halaman 48-51 menceritakan tentang kiprah Sri Sultan HB IX di kepanduan Indonesia hingga menjadi Bapak Pramuka Indonesia. Dahulu, ada banyak sekali organisasi kepanduan di Indonesia. Hingga pascaproklamasi 1945, pemerintah mencoba mengadakan fusi atas berbagai organisasi kepanduan karena organisasi kepanduan biasanyan berada di bawah partai politik. Penyatuan tersebut diusahakan di bawah nama Pandu Rakyat Indonesia.

Tapi pascaRIS terbentuk tahun 1949, organisasi kepanduan kembali terpecah hingga sekitar 104 organisasi. Saat peleburan menjadi satu federasi itulah muncul nama Pramuka.

Dalam buku tersebut, Mayjen (Purn) Azis Saleh yang juga mantan Ketua Harian Kwartir Nasional Pramuka Indonesia mengungkapkan, istilah Pramuka berasal dari Sultan HB IX. Saat itu muncul juga nama Pionir Muda dari Menteri Prijono. Tapi karena nama dan konsep yang dibawa Menteri Prijono berbau komunis, maka Sri Sultan HB IX dan Azis Saleh berusaha menggagalkan konsep tersebut disetujui Bung Karno hingga akhirnya nama Pramuka yang dipakai.

Kata Pramuka mengambil dari istilah Poromoko yang merupakan istilah untuk menyebut pasukan yang berdiri paling depan dalam peperangan. Agar kata Pramuka serupa dengan Pionir Muda, maka sebutan itu dibuat seolah merupakan singkatan dari kata Praja Muda Karana yang berarti warga negara muda yang bekerja. Istilah itu didapat dari Soemartini, mahasiswa Fakultas Sastra UI yang menjadi salah satu pemimpin kepanduan di Indonesia.