Brilio.net - Aku ingin berkisah mengenai kehidupan rumah tanggaku yang berjalan dengan kurang harmonis. Sebut saja namaku Ochi (28), sekitar delapan tahun yang lalu aku dipaksa menikah dengan lelaki yang tak kucintai. Sebenarnya, aku dan suami sama-sama sudah memiliki tambatan hati masing-masing namun tak mendapat restu hingga mau tak mau kami harus melepaskan mereka.

Memang secara finansial suamiku sangat berkecukupan. Namun, sikapnya mulai berubah sejak kelahiran anak pertama kami. Hingga kemudian tiga setengah tahun lalu saat aku tengah mengandung anak kedua, entah kenapa tiba-tiba hatiku merasa tak enak. Aku merasa tak nyaman dan khawatir, dengan perasaan aneh yang begitu mengganggu ingin sekali aku menyusul suamiku ke Surabaya.

Maka, kubulatkan tekadku. Aku tak menggunakan pesawat seperti biasa jika hendak berkunjung ke tempat kerja suamiku juga segaja tak menelepon ataupun memberinya kabar lebih dulu. Aku nekat memacu sendiri mobilku dari Semarang ke Surabaya meskipun saat itu usia kandunganku sudah menginjak 7 bulan.

Lalu, apa yang kudapatkan sesampainya di sana? Betapa terkejutnya aku. Hatiku sungguh sangat hancur. Dengan segenap hati selama ini aku berusaha untuk bisa menerima dan mencintainya, merelakan kasih yang dulu kucinta pergi. Sakit, suamiku justru membalas semua itu dengan menikahi mantan kekasihnya tanpa aku tahu.

Dengan tanpa beban ataupun merasa bersalah, suamiku justru secara terang-terangan mengatakan bahwa ia lebih memilih bersama istri barunya dan tetap tinggal di Surabaya. Dengan perasaan hancur, aku mencoba untuk tetap bertahan dan melanjutkan hidup. Hingga kelahiran anak keduaku pun ia sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.

Kumantapkan hatiku untuk bercerai. Belum juga proses itu selesai, aku kembali harus menguatkan diri. Ibuku harus menjalani operasi jantung yang butuh biaya hingga ratusan juta. Mau tak mau aku meminjam uang pada suami dan tetap merahasiakan masalah hubungan kami dari ibu. Dengan gajiku sebagai karyawan bank swasta, sedikit demi sedikit kubayar utangku itu.

Lalu apa yang terjadi sekarang? Sudah sekitar dua bulan ini suamiku kembali datang dan meminta maaf agar kami bisa kembali bersama. Tapi, akupun juga tengah dekat dengan pria lain. Rasaku untuk suami seakan sudah mati sejak ia mencampakkanku demi istri keduanya.

Mertuaku pun tahu bahwa suamiku sudah menikah lagi, dan sudah menceraikan istri keduanya itu 6 bulan yang lalu. Sayang, aku belum bisa menghapus rasa sakitku atas pengkhianatannya dulu. Tiga tahun kami hidup terpisah meskipun belum resmi bercerai. Anak-anakpun tak tahu dengan kondisi hubungan kami karena sebulan sekali selalu ada agenda untuk menghabiskan waktu bersama.

"Aku hanya ingin mencintai dan dicintai dengan tulus."

Cerita ini disampaikan Ochi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!