Brilio.net - "Sudah nggak sebagus pertama kali mekar, yang awal-awal datang dapat foto yang bagus," lirih Paryanto, salah satu pemilik lahan bunga Amarillys kepada brilio.net, Sabtu (28/11).

Bahkan pemilik lahan sempat meminta maaf kepada pengunjung yang kebetulan masih berdatangan saat bunga Amarillys di kebunnya tak seindah awal-awal mekar. Semua karena pengunjungnya tak bisa menahan diri untuk merusaknya demi sebuah foto yang hits.

Gara-gara supaya dianggap kekinian, anak muda yang berkunjung ke sana beberapa hari lalu malah membuat rusaknya pemandangan. Alhasil, bunga-bunga yang dirawat sejak tumbuh hingga mekar malah jadinya rusak.

Parahnya, si pemilik kebun pun merugi. Karena bunga-bunga tak bisa dijual. Menarik iuran seikhlasnya kepada pengunjung pun tak menghasilkan apa pun karena memang tak mampu menutupi kerugian material maupun non material.

Oleh karenanya, saat traveling kamu semestinya menunjukkan kepedulianmu terhadap destinasi liburan kamu. Zaman era digital dan modern ini tak ada yang melarang kamu pamer foto liburan dan sebagainya, tapi ada baiknya yang kamu share itu lebih bernada positif, jangan sampai apa yang kamu posting malah berdampak buruk terhadap lokasi liburan yang kamu share tersebut.

Kamu tentu tak mau kan tempat yang sangat indah dengan mudahnya dikotori bahkan di rusak oleh traveler tak bertanggung jawab? Nah, itu yang bakal terjadi jika alasan traveling hanya untuk eksistensi di media sosial tanpa peduli akibatnya.

Kejadian di kebun Amarillys di Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta beberapa hari kemarin menjadi pelajaran yang sangat berharga. Taman bunga yang katanya tak kalah jauh dengan destinasi luar negeri realitanya sudah tak seindah di media sosial dan rusak parah karena bekas terinjak pengunjung.