Brilio.net - Mendengar kata pare, yang ada di pikiran langsung tertuju pada buah berwarna hijau yang rasanya sangat pahit. Saking pahitnya terkadang hanya segelintir orang saja yang mau mengonsumsinya. Namun di tangan sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya, pare diubah menjadi mi yang kemudian disukai banyak orang.

Mereka adalah M Hakam Abdi, Cahya Ramadona (Matematika), Ardia Eko (Statistika) dan Istifmatul Ni'mah (Biologi). Keempat mahasiswa inilah yang pertama mengeluarkan ide untuk mengubah pare menjadi bahan mi. Ide ini kemudian dimasukkan dalam PKM dan berhasil mendapat pendanaan dari DIKTI.

"Prosesnya pembuatannya cukup gampang, jadi pare diblender dulu lalu diambil sarinya," tutur Cahya kepada brilio.net, Rabu (12/8). "Setelah itu kita campur dengan tepung sorgum lalu diolah sedemikian rupa hingga berwarna kehijauan dan siap dipotong-potong menjadi mi."

Cahya dan kawan-kawan sengaja memilih tepung sorgum dibanding tepung terigu. Menurutnya tepung sorgum lebih mudah dicerna oleh tubuh dibanding tepung lainnya. Selain itu khasiat buah pare sendiri diyakini mampu mengusir penyakit diabetes dan kanker.

Walaupun terbuat dari pare namun rasanya sama seperti mie kebanyakan, tidak pahit seperti anggapan banyak orang. "Untuk sekarang kita masih tes pasar, bagi-bagi ke tetangga dan teman dulu dan minta responnya. Kedepannya kita berencana untuk menjualnya seharga Rp 7.000 per kemasan," tutup Cahya.