Brilio.net - Buntut dari dibekukannya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) seperti yang kita ketahui membuat para pemain sepak bola Indonesia tidak mendapatkan gaji selama berbulan-bulan terhitung sejak dikeluarkannya surat keputusan pembekuan PSSI.

Nah, demi untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bersama dengan keluarganya, bahkan beberapa pemain nasional rela mengikuti tarkam, atau pertandingan sepak bola antar kampung yang tentunya nggak sebanding dengan gaji mereka dulu saat sebelum PSSI vakum.

Salah satu yang harus berjuang keras untuk tetap bertahan hidup adalah mantan kiper Persija Jakarta, Galih Sudaryono. Foto-fotonya ketika menjalani pekerjaan barunya ini beredar di sejumlah forum online lokal.

Kalau dulu selalu tampil di bawah mistar gawang, konflik sepak bola Tanah Air yang belum diketahui kapan akan segera berakhir ini memaksanya untuk bekerja sebagai penyewa kereta mainan anak-anak sejenis odong-odong di kampung halamannya, Solo, demi bisa mendapatkan penghasilan lain.

Diceritakan Galih, mainan kereta-keretaan mini ini didapatnya dari pinjaman seorang temannya yang berasal dari Suberlawang, Sragen, Jawa Tengah, setelah mengetahui kepulangannya akibat buntut dari pembekuan PSSI.

Diakui Galih, awalnya dia merasa kagok, sebab kalau biasanya beraksi di balik gawang pertandingan sepak bola, kini harus menjadi penjaga mainan kereta anak-anak. Bahkan pekerjaan barunya ini membuatnya mengalami perang batin yang cukup dalam. Apalagi dirinya sempat minder ketika melihat pengunjung yang datang, mengenalinya sebagai salah satu pemain sepak bola yang lumayan punya nama.

"Batin saya sempat bergejolak, kalau biasanya meneriaki rekan sesama tim sekarang mesti meneriaki pengunjung untuk menawarkan odong-odong," akunya ketika dihubungi brilio.net, Senin (3/8).

Miris! Buntut vakum PSSI, kiper Persija ini jadi tukang odong-odong

Miris! Buntut vakum PSSI, kiper Persija ini jadi tukang odong-odong

Tapi walaupun disibukkan dengan aktivitas barunya ini, bukan berarti Galih melupakan sepak bola, lho ya. Dia tetap berlatih setiap harinya, supaya skill permainannya tidak merosot. Ditambah dengan olahraga jogging setiap pagi supaya stamina tetap terjaga.

Galih juga sesekali ikut mengikuti pertandingan sepak bola yang diadakan oleh kampus-kampus yang berlokasi tak jauh dari rumahnya. Waduh, semoga cepat segera terselesaikan masalah di tubuh PSSI ya? Buat Galih, semangat!