Brilio.net - Ada banyak hal yang bisa dilakukan membantu sesama. Melek literasi adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk membantu mereka yang kesulitan mengakses buku bacaan. Buku Untuk Papua (BUP) merupakan suatu bentuk inisiatif sosial pendidikan Papua. Programnya antara lain membantu berbagai inisiatif literasi di Papua seperti rumah baca, komunitas buku, TBM atau sekolah yang membutuhkan buku untuk menambah koleksi perpustakaan. Nah, BUP ini memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan donasi buku.

Ada banyak komunitas yang terbantu dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh BUP, mulai dari komunitaskomunitas rumah yang ada di Pulau Jawa hingga di Papua. Mulanya BUP hanya menyediakan buku-buku untuk rumah baca yang ada ada di Papua, namun semakin banyaknya rumah baca yang berminat untuk bekerja sama dengan BUP pada akhirnya BUP pun mengumpulkan buku untuk rumah baca di seluruh Indonesia.

"Di Papua, mulai banyak inisiatif sosial anak muda yang tergerak menggunakan sosial media, karena menyadari jangkauannya (hal yang sangat sulit ditemukan pada awal tahun 2012, jika pun ditemukan akunnya sudah tidak aktif atau jarang diupdate). Mulai banyak rumah baca berdiri, kegiatan sosial menjadi hal positif anak muda disana," jelas Dayu Rifanto sebagai pendiri BUP kepada brilio.net, Kamis (20/8).

Sejak berdiri pada 2012, banyak taman bacaan yang juga dibantu oleh BUP antara lain komunitas Suka MembacaManokwari, TBM SufadoManokwari, STIE Karel GobaiEnarotali, Sagu MalukuJakarta, Buku Bagi NTTJakarta, NTT Youth ProjectBandung,Rumah Baca Alam RiangTimika, Rumah Baca PoumakoTimika,Rumah Baca AngkasaJayapura, Komunitas Sobat BUP SorongSorong, Rumah Baca Tiga SurauTegal, Gerakan Papua MengajarJayapura dan berbagai komunitas lainnya.

Meski baru berdiri 3 tahun lalu, BUP telah memberikan perubahan yang berarti khususnya dalam mengumpulkan buku-buku untuk donasi. Diakui Dayu karena sifatnya gerakan, kesulitan paling utama adalah mengorganisir media sosialnya dan web programmer, hal ini penting sebab BUP memang komunitas yang sangat tergantung pada media sosial. Program BUP saat ini tidak hanya berfokus menyediakan donasi buku tapi juga melakukan kelas menulis ataupun kelas kreatif lainnya untuk masyarakat umum ataupun anak-anak.

"Harapannya kedepan gerakan ini mampu berdiri mandiri menjadi sebuah organisasi berbadan hukum, dengan program kerja yang lebih baik, tetapi juga membantu pihak lain dengan penggalangan buku. Jadi ada program kerja tetapi juga tetap ada gerakan sosial yang membantu banyak orang, sehingga dengan begitu, inisiatif ini akan semakin baik, semakin profesional dan semakin optimal membantu banyak pihak khususnya rumah baca dan pendidikan di Papua," tandas Dayu.