Brilio.net - Masjid Menara Kudus menjadi salah satu peninggalan Sunan Kudus yang sangat vital. Pada tempat itu, berbagai aktivitas keagamaan dilakukan. Kini Menara Kudus sendiri menjadi ikon, tak hanya di kawasan makam Sunan Kudus, tapi menjadi ikon Kabupaten Kudus.

Masjid yang terletak di kompleks Menara Kudus sendiri sebenarnya bernama Masjid Al Aqsa. Nama itu terlihat pada tulisan yang terdapat di bagian depan masjid.

Dikutip dari buku Jejak Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, dalam mihrab masjid tersebut terdapat inkripsi dalam bentuk batu bertulis yang terletak di atas mihrab menggunakan huruf dan bahasa Arab. Isinya tentang pendirian masjid Menara pada tahun 956 H atau 1549 M oleh Ja'far Shadiq, nama asli Sunan Kudus.

Mengenai batu tersebut, ada cerita menarik yang masih hidup dikalangan masyarakat Kudus. Pada zaman dahulu saat Sunan Kudus menunaikan haji dan bermukim di sana, terdapat wabah penyakit aneh yang menyerang penduduk daerah tersebut. Mereka pun meminta tolong kepada Sunan Kudus karena ada anggapan wabah itu terjadi akibat mereka mengolok-olok Sunan Kudus yang saat itu terkena penyakit kudis. Akhirnya wabah itu pun bisa dihentikan oleh Sunan Kudus. Atas jasanya, Sunan Kudus diberi hadiah oleh Amir dari Arab, tapi Sunan Kudus malah menolak. Dia malah meminta sebuah batu sebagai kenang-kenangan yang akhirnya dijadikan peringatan pendirian masjid.

Jika diperhatikan dalam-dalam, akulturasi budaya antara Hindu dan Islam sangat terlihat di kawasan Menara Kudus. Konon daerah tersebut dulunya merupakan daerah pemeluk Hindu.

Sunan Kudus dalam membangun tempat dakwah pun mengadopsi gaya tersebut agar penduduk setempat waktu itu tak merasa asing. Hal itu menjadi strategi dakwah Sunan Kudus dalam menyebarkan Islam.

Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab

Tetapi mengenai bangunan Menara Kudus sendiri, terjadi perbedaan pendapat. GF Pijper mengemukanan dalam The Minaret in Java bahwa menara tersebut mempunyai bentuk yang mirip dengan Menara Kul-Kul di Bali. Menurutnya, menara tersebut bukanlah bangunan asli Sunan Kudus, melainkan bentuk bangunan candi Hindu yang digunakan dan disesuaikan penggunaannya menjadi menara sebagai tempat azan.

Sementara ahli purbakala HJ Krom menyebut menara tersebut asli bangunan Sunan Kudus. Tak adanya ragam hias makhluk hidup pada menara tersebut menjadi pertanda, karena memang dalam Islam cenderung menghindari penggambaran makhluk hidup yang biasanya ada pada candi-candi.

Hingga saat ini kawasan Menara Kudus dengan makam Sunan Kudus di sana tak pernah surut dari peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.

 

BACA JUGA:

Ini kota di Amerika yang menerapkan hukum syariah Islam

Ini dia sahur ala anak kos masaknya pakai rice cooker dan setrikaan

Belajar keteguhan hati dari Bilal, budak yang jadi muazin pertama

Ini rentang waktu puasa di seluruh dunia, paling lama 22 jam

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat

Puasa bukan halangan berolahraga, kamu bisa melakukannya begini

5 Spot ngabuburit asyik dan murah di Yogyakarta