Brilio.net - Hidup memang penuh dengan perjuangan. "Ora obah ora mamah" begitulah pepatah Jawa bilang. Ya, tidak bekerja berarti tidak makan. Kiranya prinsip itulah yang dipegang Sohani (50), seorang penderes nira kelapa, bahan baku gula merah.

Bapak satu anak ini mengisahkan bahwa setiap hari dirinya memanjat 53 pohon kelapa untuk mengambil nira. "Sehari ya 106 kali memanjat, lha 53 pohon kelapa tapi kan diambilnya setiap pagi sore," ujarnya ketika ditemui brilio.net, Senin (1/6) di tempatnya mencari nira di Desa Rejosari, Purworejo, Jawa Tengah.

Kisah penderes nira, setiap hari 106 kali panjat pohon kelapa

Kisah penderes nira, setiap hari 106 kali panjat pohon kelapa

Kisah penderes nira, setiap hari 106 kali panjat pohon kelapa

Dalam bekerja, ia dibantu oleh istrinya, Sakini (44). "Ya dibantu istri, saya yang manjat, istri saya yang genen (memasak nira). Nanti kalau sudah mau matang saya pulang, didinginkan dengan cara di aduk lalu dicetak," tambahnya. Dari hasi memanjat 53 pohon itu, dia bisa menghasilkan 23 kilogram gula merah.

Meski ia mengaku penghasilannya per bulan tidak menentu, tapi dari berjualan gula Jawa ia mampu menghidupi keluarganya. "Ya nggak tentu, tergantung harga jualnya. Yang penting bisa buat makan keluarga mas."

Sohani yang telah lebih dari 30 tahun menderes nira ini juga mengatakan, menjelang bulan puasa merupakan saat yang ditunggu-tunggu. "Harga gula Jawa pasti naik, soalnya banyak untuk buat kolak kan. Sekarang saja sudah sampai Rp 13.000 per kilonya," tutup lelaki asal Purbalingga, Jawa Tengah ini dengan bahasa khasnya.

Kisah penderes nira, setiap hari 106 kali panjat pohon kelapa