Brilio.net - Sosok ibu tiri, baik dalam film atau di dunia yang sebenarnya, selama ini selalu dihubungkan dengan figur yang jahat dan cenderung negatif. Berat memang, tapi hal ini berbeda menurut pandangan Ahmad Fauzi Lubis (26) terhadap sosok ibu tiri. Bagi pria asal Medan ini, sosok ibu tiri jauh dari kesan menyeramkan layaknya dalam dongeng macam Cinderella atau Bawang Merah-Bawang Putih. Ia mengaku bahwa ibu tirinya malah bisa menggantikan kedudukan ibu kandungnya yang telah lama meninggal.

Ya, ibu kandung Fauzi meninggal saat ia masih berusia 3,5 tahun. Usia yang masih dini baginya untuk mengenal seperti apa wajah sang ibu. Sejak kepergian ibu kandung, ayah Fauzi, Ali Hasim Lubis (50) kemudian menikah lagi dengan wanita pilihannya, Lili Suryani Rangkuti (53) dan berarti wanita inilah yang menjadi ibu tirinya.

Melalui layanan bebas pulsa brilio.net 08001555999, Fauzi menyampaikan bahwa ibu tirinya sangat baik dan sayang kepadanya. "Saya diperlakukan seperti anak kandungnya sendiri dan dididik dengan sangat baik, meski sebelumya ibu tiri saya adalah seorang janda beranak dua," cerita Fauzi kepada brilio.net, Kamis (15/10).

Tak heran jika dengan sikap ibu tiri Fauzi yang sangat baik mampu menciptakan sebuah keluarga baru yang solid. Kasih sayang ibu tiri Fauzi juga begitu dekat dan lekat terasa oleh Fauzi saat harus meneruskan pendidikan. Dukungan dari ibu tiri agar Fauzi bisa tetap bersekolah meski kondisi perekonomian keluarga makin melemah menjadi hal yang paling diingat oleh Fauzi.

"Hasil kerja keras ayah bekerja di kilang padi tak cukup untuk biaya sekolah sehingga ibu rela berutang ke sana ke mari demi bisa menyekolahkan saya," kenang Fauzi.

Setelah berhasil melewati masa-masa sulit tersebut, Fauzi akhirnya bisa bersekolah di Pondok Pesantren Musthafawiyah, Purba Baru yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal dan berlokasi di Desa Purba Baru, Lembah Sorik Merapi, Mandailing Natal. Di pesantren tertua di pulau Sumatera inilah Fauzi bisa menuntut ilmu agama Islam.

Sebagai santri pondok pesantren, Fauzi harus tinggal di area pondok selama proses menuntut ilmu sehingga membuatnya tak bisa memiliki banyak waktu untuk pulang dan mengetahui keadaan rumah. Hal inilah yang membuat Fauzi kembali teringat hal menyedihkan saat ia tak mengetahui kalau ibunya sedang sakit. Padahal saat itu Fauzi akan wisuda dan sudah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk untuk ibu tirinya.

Menurut cerita dari keluarga Fauzi, saat itu ibu tirinya hanya mengalami sakit perut. Tapi karena tak kunjung sembuh akhirnya keluarga memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, Fauzi tak diberitahu bahwa ibu tirinya berada di rumah sakit dengan alasan takut menganggu proses pendidikannya dan persiapan wisuda. Tapi ketika ibu tiri Fauzi meminta pulang kemudian hanya dirawat di rumah, barulah ia diberitahu. Saat itu hari menjelang wisuda tinggal dua minggu lagi.

Sayangnya, ketika Fauzi pulang ke rumah untuk menemui ibu tirinya, kondisinya sudah kritis dengan nafas yang sudah tersengal-sengal. Tak selang berapa lama, ibu tirinya meninggal dunia tepat di pangkuan Fauzi. Kesedihan tak dapat dibendung setelah kepergian ibu tiri yang sangat ia cintai layaknya ibu kandung.

Pesan dari almarhumah pada Fauzi untuk mengamalkan segala apa yang sudah ia pelajari di pesantren menjadi bekal hidup ia selanjutnya. Bersama kasih sayang dan cinta ibu tiri yang akan selalu hidup dalam hatinya.

Cerita ini disampaikan oleh Fauzi Lubis melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.