Brilio.net - Suku Baduy atau orang Kenekes merupakan salah satu suku pedalaman yang ada di Indonesia. Suku Baduy bermukim di Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Suku Baduy masih menjaga adat istiadat nenek moyang mereka.

Suku Baduy juga merupakan satu di antara beberapa suku pedalaman di Indonesia yang menutup diri dari dunia modern. Alasannya, Suku Baduy memilih hidup selaras dengan alam.

Masyarakat Suku Baduy bermukim di kaki gunung Kendeng, Desa Kenekes. Berkunjung ke pemukiman masyarakat Suku Baduy bukanlah hal yang mudah, jalan yang terjal dan medan jalan yang merupakan perbukitan merupakan tantangan tersendiri.

Di era modern ini, masyarakat Baduy memilih untuk menutup diri dengan segala perkembangan teknologi. Mereka hidup dengan mengandalkan hasil bumi dan hutan tempat mereka dilahirkan. Bahkan suku ini tidak menggunakan paku serta alat bantu lainnya dalam membuat rumah. Hebat ya?

Jika Suku Maya di Mesir dikenal dengan bangunan piramidnya, maka Suku Baduy terkenal dengan bangunan jembatan akarnya. Jembatan akar? Ya, jembatan itu terbuat dari dua akar pohon yang saling terhubung.

Jembatan akar Baduy ini bahkan tidak menggunakan paku atau alat perekat lainnya. Jembatan akar ini terbentang di atas sungai selebar 30 cm. Keberadaan dari jembatan akar ini menjadi penghubung antara dunia luar dan Suku Baduy. Salah satu rute yang akan dijumpai ketika akan masuk ke daerah Suku Baduy adalah jembatan akar tersebut.

Keren, jembatan Suku Baduy terbuat dari akar tanpa alat perekat

"Untuk masuk ke Suku Baduy, jembatan akar ini menjadi salah satu rute yang dilalui. Kita akan terkaget-kaget saat menjumpai jembatan yang ternyata terangkai dari dua akar pohon, namun sangat kuat," kata Andrian, salah seorang pecinta alam dari Jogja yang pernah berkunjung ke Suku Baduy.

Dipaparkan Andrian ketika bercerita kepada brilio.net, Senin (23/3), jembatan ini berfungsi sebagai sumber penghubung utama yang menghubungkan Suku Baduy dengan masyarakat luar. Jembatan itu terdiri dari ikatan akar yang saling terkait dengan kokoh, sedangkan bagian bawahnya terdapat bambu yang juga dapat digunakan sebagai jalan.

Tidak ada yang tahu bagaimana jembatan ini tercipta. Beberapa masyarakat menyakini bahwa ini terjadi secara alami dan merupakan bentuk dari pemberian alam kepada masyarakat Baduy, tapi beberapa masyarakat juga memperkirakan jembatan ini merupakan buatan suku Baduy.

Jembatan akar adalah salah satu bukti kehebatan masyarakat Baduy dalam bersinergi dengan alam. Namun, apapun fakta tentang jembatan akar ini, keberadaan jembatan ini adalah saksi keberadaan dan kehidupan dari Suku Baduy.