Brilio.net - Sebagian dari kita mungkin punya kenangan manis dengan perangko. Bukan hanya untuk berkirim surat akan tetapi juga mengkoleksi perangko bekas atau yang populer dengan sebutan filateli. Mungkin sekarang ini perangko menjadi hal yang sudah langka, seiring dengan jarangnya orang berkorespondensi menggunakan surat.

Kendati penggunaannya sudah jarang, perangko mungkin menjadi barang yang masih digemari oleh banyak orang baik itu para filateli atau mereka yang sekadar suka dengan keunikannya saja.

Berbicara mengenai filateli pasti akan sangat senang bila mereka mendapat jenis perangko yang bisa dibilang langka.  Bahkan mereka tidak akan ragu merogoh kocek. Di antara banyak jenis perangko yang dibanderol harga tinggi salah satu yang banyak dicari masyarakat adalah perangko original tanpa cap atau stempel kantor pos.

"Kalau yang nggak ada stempelnya gini harganya Rp 125.000 sampai Rp 180.000 soalnya kan masih belum dipakai dan dapetinnya juga dulunya mesti cepet-cepetan ke kantor pos," cerita Ayu seorang penjual perangko pada brilio.net Kamis (27/8).

Selain perangko tanpa stempel keluaran tahun 50-an, ada satu lagi yang tergolong perangko unik yang dinamakan 'sampul hari pertama'. 'Sampul hari pertama' sebenarnya berupa amplop yang ditempeli beberapa seri perangko yang biasanya dikeluarkan kantor pos setiap ada jenis perangko baru yang diproduksi.

Hal lain yang unik adalah perangko-perangko dari negara lain yang ukurannya ternyata tidak mainstream. Misalnya saja perangko dari Brunai yang ukurannya selebar amplop surat yang berwarna-warni. Untuk jenis ini Ayu mematok harga Rp 75.000 karena memang mungkin tak dapat ditemukan lagi sekarang.

Apakah kamu minat untuk menjadi kolektor perangko?