Brilio.net - Buat kamu yang lagi sibuk dengan skripsi, pasti sering bolak-balik ke tempat fotokopi. Biasanya di dekat kampus banyak berjajar tempat fotokopi kan? Mesin yang digunakan pun sudah canggih dan terbaru. Dari yang dulunya hanya bisa untuk menggandakan dokumen hingga kini bisa digunakan untuk mencetak dokumen dari komputer layaknya printer.
Kira-kira kamu pernah kepikiran gimana penggandaan dokumen zaman duku ketika mesin fotokopi belum berkembang begitu canggih seperti sekarang ini? Ternyata dulu itu juga ada pengganda dokumen lho. Ya meskipun nggak secanggih mesin fotokopi saat ini.
Mesin pengganda itu namanya mesin stensil. Jika kamu ingin melihatnya, datanglah ke Museum Dewantara Kirti Griya di Jalan Tamansiswa Yogyakarta. Selain menyimpan berbagai peninggalan bersejarah dari Ki Hadjar Dewantara, ternyata tempat ini juga menyimpan mesin stensil yang digunakan untuk menggandakan dokumen zaman dulu.
Mesin ini merupakan mesin buatan Belanda. Selain mesin stensil juga ada alat pelubang kertas dan penjilid kertas zaman dulu. Alat-alat ini ternyata merupakan alat-alat lama percetakan Tamansiswa.
Agus Purwanto (45), penjaga museum ini menjelaskan bahwa untuk mencetak buku-buku pendidikan terbitan Yayasan Tamansiswa menggunakan masin ini. Menurut Agus, penggunaan mesin ini juga sangat berbeda dengan mesin fotokopi saat ini. Salah satu perbedaan yang dijelaskan Agus adalah master penggandaannya. Jika sekarang untuk menggandakan dokumen cukup dengan menaruh kertas master itu ke mesin fotokopi, kalau dulu masternya berbentuk tabung yang di bagian kulitnya terdapat tulisan yang ingin digandakan.
"Pengoperasiannya pun masih manual dengan bantuan tenaga tangan. Mesin ini dulu digunakan Tamansiswa sejak tahun 1930-an," terang Agus ketika ditemui brilio.net di lokasi, Sabtu (21/3).
Sudah bisa dipastikan kalau mesin yang kayak gini sudah nggak digunakan lagi sebagai alat pengganda. Posisinya sudah digantikan dengan hadirnya printer dan mesin fotokopi yang makin hari semakin canggih dan berkembang pesat teknologinya.
