Brilio.net - Saat baterai Handphone (HP) tinggal sedikit atau malah habis, pasti kamu ingin buru-buru untuk mengecasnya. Lantaran HP sudah jadi kebutuhan hidup, rasanya merelakan HP mati sebentar saja tak mau. Ya kan?
Saat di luar rumah biasanya orang akan menggunakan powerbank untuk mengisi baterai HP. Nah, kalau kamu nggak punya powerbank, barangkali hasil eksperimen ini bisa jadi rekomendasimu.
Siswa kelas 5 SD Cahaya Nur Kudus menemukan fakta bahwa sepeda onthel yang biasa digunakan masyarakat Indonesia bisa dijadikan alat untuk mengecas HP. Siswa-siswa itu memanfaatkan dinamo yang ada pada sepeda menjadi sumber listrik.
Petrus Suwarsono (43), guru pembimbing eksperimen ini, mengungkapkan bahwa awal penemuan ini didasari rasa penasaran siswa saat pelajaran.
"Mereka penasaran ketika dinamo sepeda bisa menghidupkan lampu, apa dinamo itu juga bisa digunakan untuk mengecas HP," kata Petrus ketika dihubungi brilio.net, Senin (30/3).
Petrus kemudian meminta siswanya untuk mencari informasi di internet mengenai daya dinamo sepeda. Karena dayanya sebesar 12 volt terlalu besar untuk cas HP yang hanya 0,3-0,5 volt, maka Petrus meminta siswanya untuk mencari di internet lagi tentang alat untuk menstabilkan daya. Hingga akhirnya mereka menemukan alat bernama elco.
Hari berikutnya Petrus meminta siswanya untuk mebawa HP yang jelek sebagai bahan uji coba. Sedangkan Petrus membawa sepedanya lengkap dengan dinamo dan elco. Setelah semua alat dirangkai sedemikian rupa, kemudian roda sepeda digerakkan, ternyata pada HP muncul tanda bahwa baterai sedang dicas. Sehingga terbukti bahwa sepeda bisa dijadikan alat cas HP.
Penelitian ini, terang Petrus sudah dipamerkan pada acara pameran Education Project yang diadakan SD Cahaya Nur pada 19-20 Maret lalu. Penelitian siswa kelas 5 ini pun banyak menyita perhatian. Pengunjung yang datang banyak tertarik untuk mencoba mengecas HP dengan mengonthel sepeda sendiri.
"Sudah diuji coba bisa untuk semua jenis HP. Dari yang HP harga murah hingga tablet mahal," papar alumni Universitas Sanata Dharma ini.
Di SD Cahaya Nur sendiri, Sains Project jadi agenda tersendiri. Dua minggu sekali tiap Sabtu, pelajaran siswa diganti dengan Sains Project. Maka tak heran meskipun masih usia SD, siswa di sini banyak menelurkan hasil penemuan sederhana yang tak disangka orang lain.
