Brilio.net - Kalau kamu hendak bepergian ke Blitar lewat Pare (Kediri) sempatkan mampir ke dusun Jengkol. Di sana terdapat jajaran warung-warung sate 02 yang identik dengan nomor judi togel bekicot, yang nikmat dan lezat.

Bagi sebagian besar orang, bekicot atau siput merupakan hewan menjijikkan. Tapi bagi beberapa penduduk dusun Jengkol, desa Plosokidul, kecamatan Plosoklaten, kabupaten Kediri ini, bekicot merupakan sumber penghasilan.

Seperti Misinah (39) yang sudah memulai usaha makanan olahan daging bekicot selama 12 tahun terakhir. Setiap harinya, dia membeli dari Pabrik Keong Nusantara Abadi (Misinah menyebutnya pabrik keong mas) di daerah Pesantren, Kediri, sebanyak 100 kg per minggu. Misinah mengambil dua kali seminggu, masing-masing 50 kg. Supaya awet, dia menyimpan daging mentah bekicot di dalam freezer.

Di warung sederhana pinggir jalan penghubung Pare-Blitar ini, Misinah menyediakan tiga menu utama. Sebut saja seperti sate bekicot, sambal goreng bekicot, dan keripik bekicot. Untuk kamu yang ingin mencicipi sate, cukup merogoh Rp 10.000 untuk satu porsi yang berisi 20 tusuk. Bila kamu menginginkan sambal goreng, per porsi juga dihargai Rp 10.000. Sedangkan untuk keripiknya cukup mahal. Keripik bekicot berharga Rp 225.000 per kilogram. Hal ini tak mengherankan, sebab pengolahannya pun memakan waktu cukup lama ketimbang sate dan sambal goreng yang lebih cepat. Jika untuk sate dan sambal goreng, daging bekicot tidak memerlukan pengeringan. Sedangkan untuk keripik, daging bekicot perlu dikeringkan di bawah sinar matahari selama satu hari. Tujuannya supaya keripik lebih renyah ketika sudah digoreng.

Selain itu, Misinah dan suami juga menjual 'menu' tambahan. "Kalau ada yang pesan air hasil rebusan daging bekicot, ya kami layani. Yang sering membeli air rebusan itu orang-orang Cina. Katanya untuk obat sesak napas," paparnya pada brilio.net, Senin (9/3). Akan tetapi, Misinah tidak men-display air hasil rebusan daging bekicot sebab baunya yang busuk. Bila ada yang berminat baru dia menyediakan sesuai pesanan. Khusus air hasil rebusan ini, Misinah mematok harga Rp 20.000 untuk per botol ukuran sedang.

Selama berjualan olahan bekicot, wanita yang merupakan penduduk asli dusun Jengkol ini, mengaku bisa membeli motor sejumlah tiga unit dan membangun sebuah rumah. Padahal dulu dia ke mana-mana masih ngontel. Misinah mengaku bahwa keuntungan sehari bisa mencapai Rp 700.000 untuk total rata-rata 20 kg olahan daging bekicot yang sudah terbagi ke dalam tiga menu tadi. "Tapi nggak menentu juga. Cuma kalau pas pembeli normal, nggak sepi banget atau ramai banget, ya sekitar itu. Tiga ratus ribu hasil kotor, empat ratus ribu hasil bersihnya," kata ibu tiga orang anak ini. Dia sendiri juga bersyukur mendapatkan penghasilan yang lumayan. Sebab sebelum usaha menjual sate bekicot ini, dia tidak terlalu berhasil jualan sayuran yang langsung dibeli dari sawah atau kebun.

Tidak berhenti sampai di situ. Kamu mungkin ternganga ketika mengetahui keuntungan Misinah ketika hari libur tiba. Keuntungan fantastis yang dia raup saat tahun baru perpindahan 2014-2015 kemarin saja, 6 juta rupiah berhasil dia kantongi. Hal ini tak mengherankan sebab Misinah menyatakan bahwa pada hari-hari libur, terutama hari besar pengunjungnya sampai antre di luar warung. Bahkan ketika stok bahan bakunya habis, dia mendadak beli di tetangganya sendiri, yang sebetulnya membeli dari pabrik yang sama namun tidak membuka warung makanan. "Kalau lebaran itu, satu kwintal jelas nggak cukup buat memenuhi pembeli yang datang," sambungnya.

Warung milik Misinah ini sendiri sudah banyak yang mengunjungi dari berbagai daerah. Sebut saja dari beberapa kota di Jawa tengah, Jakarta, Lamongan, Surabaya, Jombang, Blitar, dan Jember. "Kalau langganan tetap sih, ada dari Madiun yang satu minggu sekali ke sini buat makan sate aja. Saya juga nyetok keripik ke toko di Kandangan-Kediri dan Kasembon-Malang," pungkasnya sambil tersenyum.

Nah, bagaimana? Tergoda untuk mencicipi atau bahkan berwirausaha sate bekicot ini?