Brilio.net - Siapa sih warga Indonesia yang tak kenal dengan Peci? Benda tersebut sekarang diidentikkan jadi penutup kepala saat melakukan ibadah sholat bagi masyarakat muslim. Peci lazim digunakan, dari golongan muda hingga tua maupun dari buruh hingga pejabat.

Peci yang sekarang diperjualbelikan mempunyai berbagai bentuk dan warna. Begitu banyak kombinasi yang saat ini sudah disematkan untuk menjadikan peci semakin menarik dan cocok digunakan oleh kaum muda.

Tapi tahukah kamu bagaimana sejarahnya peci bisa jadi melegenda di Indonesia seperti sekarang ini? Yuk simak ulasan redaksi yang diambil dari berbagai sumber.

Budaya berpenutup kepala dari orang luar
Peci diadopsi dari budaya yang dibawa oleh masyarakat Timur Tengah yang menyebarkan Islam di Indonesia. Saat itu orang Turki memakai penutup kepala berwarna merah dengan ada kuncir hitamnya. Mereka ingin mempopulerkan kesuksesan dari nasionalisme Turki. Ada juga yang menyebut bahwa adanya peci diilhami dari budaya orang Tionghoa.

Peci, Songkok, Kopyah
Beberapa sumber mengatakan bahwa nama-nama tersebut adalah akromin yang menyimpan arti. Peci, pe berarti delapan sedangkan chi bermakna energi. Jadi peci diartikan sebagai sesuatu yang mampu memancarkan energi dari 8 penjuru angin pemakainya. Sedangkan songkok diakronimkan dengan kosong seperti mangkok, artnya hidup ini seperti mangkok kosong yang harus diisi dengan ilmu pengetahuan dan berkah. Ada pula yang mengatakan kopyah berasal dari kata “kosong karena dipyah”, maksudnya kosong karena dibuang, yang dibuang yakni kebodohan dan rasa iri hati yang merupakan penyakit bawaan syaitan. Istilah kopyah merupakana istilah dari masyarakat melayu seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagian Indonesia melayu.

Dari buruh Melayu yang diangkat Soekarno
Dari berbagai sumber juga dikatakan kalau peci hitam awalnya merupakan penutup kepala buruh Melayu. Tetapi Soekarno mencoba mengangkat kebiasaan masyarakat bawah menjadi identitas yang dipakai dan dapat diterima semua kalangan.

Pemersatu semua kalangan
Soekarno menginginkan adanya alat yang bisa digunakan sebagai pemersatu berbagai suku bagsa dan etnis yang ada di Indonesia. Karena saat zaman kolonial Belanda, masyarakat terkotak-kotakkan dengan adanya pakaian adat, termasuk di dalamnya penutup kepala adat yang khas tiap daerah.

Hitam pilihan warna Soekarno
Ternyata hitam adalah warna yang menjadi pilihan Soekarno. Alasan Soekarno memilih hitam karena dirinya terinspirasi dari salah satu penguasa negara di Eropa yang menjadikan warna hitam sebagai simbol kekuasan, keberhasilan, dan kedisiplinan. Warna hitam ini diubah Soekarno menjadi simbol egaliter, solidaritas, dan simbol perjuangan bangsa tertindas.

Soekarno mendeklarasikan peci di Surabaya pada 1921
Soekarno pertama kali mendeklarasikan peci sebagai penutup kepala yang mempersatukan bangsa pada pertemuan Jong Java di Surabaya tahun 1921. Soekarno datang memakai peci. Sejatinya ia takut ditertawakan. Tapi ia berkata pada dirinya sendiri, kalau ingin jadi pemimpin dan bukan pengikut, harus berani memulai sesuatu yang baru. Akhirnya Soekarno mendeklarasikan peci sebagai pemersatu dari semua kalangan sebagai lambang Indonesia merdeka.

Wajah Peci saat ini
Sekarang, peci menjadi identitas tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, terlebih orang Islam. Peci bukan hanya dipakai saat melakukan sholat di masjid, lebih dari itu peci sudah menjadi atribut keseharian yang menimbulkan kesan berwibawa dana egaliter. Peci juga digunakan para pejabat negara di berbagai seremonial. Meski digempur dengan berbagai variasi bentuk dan warna, peci beludru hitam tetap mendapat tempat bagi rakyat Indonesia.