Brilio.net - Pesawat tempur TNI Angkatan Udara yang gagal take off karena mesin terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta merupakan pesawat yang baru di jajaran TNI AU. Meski baru, ini adalah pesawat lama karena merupakan bekas dari angkatan udara Amerika Serikat (USAF).

F-16 yang terbakar di Halim baru 7 bulan dioperasikan TNI AU

Indonesia mendapat hibah 24 unit pesawat jenis ini, F-16 Fighting Falcon C/D 52ID. Tapi, sekarang ini baru diterima lima unit yang dikirim dalam dua pengiriman, tiga unit pada 25 Juli 2014 dan dua unit pada 27 September 2014. Adapun pesawat yang terbakar di Halim Perdanakusuma (pesawat bernomor ekor TS 1643) adalah pesawat yang diterima pada 27 September 2014.

Pada pengiriman tahap kedua itu, F-16 berangkat dari Andersen AFB Guam dengan diawaki penerbang dari Tucson Air National Guard. Masing-masing pesawat bernomor ekor TS-1641 dan TS-1643 lepas landas dari Andersen Air Force Base (AFB) Hawaii pukul 11.00 waktu setempat (06.00 WIB). Mereka terbang dikawal pesawat tanker KC-10 sampai Laut Jawa. "Dan akhirnya pada leg terakhir tanggal 27 September kedua pesawat mendarat pada pukul 11.18 WIB di Lanud Iswahjudi Madiun dan langsung diparkir di hanggar Skuadron Udara 3," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, Senin (29/9/2014).

Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, seluruh pesawat F-16 C/D ini adalah pesawat Block 25 USAF yang sudah dibongkar total sebelum menjalani upgrading dan refurbished, baik kerangka airframe serta modernisasi sistem avionic, persenjataan, dan radar. Rangka pesawat diganti dan diperkuat, cockpit diperbarui, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua sistem lama di rekondisi atau diganti menjadi baru, dan ditambahkan mission computer canggih baru. Sehingga, pesawat ini memiliki kemampuan setara dengan Block 50/52.

Pesawat juga dilengkapi persenjataan canggih. Seperti, rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C untuk penembakan Beyond Visual Range. Untuk menyerang sasaran permukaan pesawat dilengkapi kanon 20 mm, bom standar MK 81/82/83/84, laser guided bomb paveway, JDAM (GPS Bomb), bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar), Improved Data Modem Link 16, Head Up Display layar lebar terbaru yang kompatibel dengan helmet mounted cueing system dan night vision google.

Pesawat juga dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti sniper/litening untuk operasi tempur malam hari serta mampu melaksanakan missi suppression of enemy air defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan udara musuh.