Brilio.net - Mainan tradisional khas anak-anak Indonesia nyaris punah tergerus era gadget. Tak banyak lagi anak yang mau bermain dolanan tradisional dengan teman sebayanya.

Padahal sejumlah mainan tradisional tersebut, sebut saja egrang, bakiak, pakon, bekel, sundamanda adalah sederet permainan yang tak hanya menyenangkan. Tetapi juga mampu merajut keakraban di antara anak-anak yang bermain.

Beruntung, di tengah gempuran teknologi dan majunya zaman, masih ada satu atau dua komunitas yang berusaha untuk terus melestarikan dolanan tradisional. Seperti Anak Bawang, komunitas di Solo yang peduli dengan kelestarian permainan tradisional.

"Permainan tradisional banyak manfaatnnya, peminatnya semoga bertambah," kata Umi Masriningsih (24), salah satu anggota komunitas Anak Bawang kepada brilio.net, Rabu (15/4).

Menurut Umi, komunitasnya terus melestarikan permainan tradisional. Mengusung slogan 'Aku bermain maka aku senang', sejumlah permainan seperti egrang, dhakon atau congklak, catur solo, engklek, malingan, njuk tali njuk emping terus diperkenalkan kepada anak-anak zaman sekarang.

Di tengah gencarnya arus budaya Barat dan modern menguasai kehidupan anak Indonesia, apa yang dilakukan komunitas Anak Bawang di Solo pantas mendapat apresiasi tinggi.